Oleh: Adi Arwan Alimin
10 tahun bukan hitungan yang pendek. Sepanjang itulah saya telah berada dalam lingkup penyelenggara Pemilu dan Pemilihan, sejak tahun 2013 hingga tahun 2023. Hari-hari ini, menit-menit di mana saya akan meninggalkan wadah berhimpun luar biasa ini.
Di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Barat selama dua periode berjalan itu saya mengenal, mengerjakan, memahami dan bangga sebagai bagian dari organisasi vertikal ini. Saya datang sebagai seorang yang berlatar media, sebagai praktisi pers yang mendapat amanah pada bidang selaras kapasitas dan pengalaman empirik yang saya lewati. Saya pun bakal pergi sediakala.
Di sini, saya telah bertemu banyak figur publik luar biasa hingga kalangan pemilih pada berbagai TPS di daerah. Saya banyak belajar dari mereka mengenai kearifan, kesahajaan sampai sharing pengalaman yang mengayakan pengetahuan saya sebagai pembelajar. Tentu tak akan cukup halaman di sini untuk menyebut mereka satu demi satu sebagaimana menera kebaikan-kebaikan mereka yang akan selalu berlimpah dalam benak saya.
10 tahun sebagai penyelenggara Pemilu dan Pemilihan memberi saya momentum menikmati, mempelajari, juga menghayati bagaimana seharusnya bekerja dalam ruang sunyi meski harus melayani hingar-bingar pesta demokrasi. 10 tahun ini saya belajar tentang arti dependen dan makna independensi, mengenai netralitas dan kesanggupan menjaga muruah lembaga ini yang memiliki tagline: Melayani.
Salah satu tempat menguji integritas itu di sini. Ruang dan segala momentum yang dilewati selalu diruapi sikap mental bahwa semua orang, peserta dan pemilih harus dilayani sama kedudukannya, tidak boleh meninggikan yang satu lalu merendahkan yang lainnya. Inilah atmosfir yang mengajarkan arti melayani dan menjaga sikap adil secara sungguh-sungguh. Di KPU dilarang bersikap genit apalagi bertindak seolah-olah yang melampui asas utama penyelenggara.