Oleh Haidir Fitra Siagian
Dosen Komunikasi Politik UIN Alauddin Alumni UKM Malaysia
PILIHAN Raya Umum 14 atau pemilihan umum Malaysia telah dilaksanakan Rabu 9 Mei 2018 lalu. Melalui media sosial, dapat dilihat kegembiraan rakyat, menyambut dengan suka-cita dan penuh harapan.
Hasilnya pun sudah diumumkan, dimana koalisi yang dipimpim Tun Mahatir Muhammad mengalahkan koalisi Barisan Nasional yang dipimpin oleh Tun Najib Razak.
Memerhatikan hasil pemilihan umum kemarin, banyak pihak yang menduga bahwa yang berhak menjadi Perdana Menteri adalah calon dari koalisi oposisi yakni Tun Mahatir Muhammad.
Di Indonesia, melalui media sosial, warga dunia maya banyak memberikan komentar ucapan selamat kepada Tun Mahatir sebagai pemimpin baru.
Pemilihan pemimpin di Malaysia berbeda dengan Indonesia. Jika di negara kita saat ini menggunakan sistem pemilihan langsung, dimana seluruh rakyat memenuhi syarat, berhak memilih presiden secara langsung.
Siapa saja calon yang memeroleh suara terbanyak, maka akan dilantik sebagai presiden dan wakil presiden. Sedangkan di Malaysia adalah dengan sistem pemilihan anggota parlemen, dimana partai politik pemenang suara mayoritas dapat ditetapkan sebagai pemenang pemilu dan calon yang mereka ajukan akan dilantik menjadi perdana menteri.
Sejatinya, tak lama setelah pengumuman pemenang pemilu, sudah dilantik Perdana Menteri periode berikutnya. Berkaca pada PRU 13 lima tahun lalu, 2013, PM Najib mengucapkan sumpah dihadapan Yang Dipertuan Agung, pada malam hari setelah pengumuman pemenang pemilu, artinya pada tanggal yang sama dengan pelaksanaan pemilu itu sendiri.
Tadi siang dilaksanakan konferensi pers oleh pengurus barisan Nasional, Najib Razak, Perdana Menteri sekarang, didampingi pengurus lainnya seperti Datuk Sri Zaid Hamidi dan Datuk Sri Hisyamuddin.
Antara lain isi konferensi pers tersebut adalah penyajian kemajuan Malaysia di bawah kepempinannya dan mengakui kekalahan partainya.
Najib juga menagih janji koalisi pemenang agar ditepati. Yang lain, karena, menurut Najib, tidak ada partai pemenang mayoritas, maka sesuai perlembagaan Malaysia, jabatan Perdana Menteri akan ditentukan oleh Yang Dipertuan Agung.
Sedangkan pihak Pakatan Harapan, yang dipimpin Tun Mahatir tadi siang juga melakukan konferensi pers. Isinya meminta kepada pihak Istana Negara melantiknya sebagai Perdana Menteri.
Sebab koalisi mereka adalah pemenang pemilu. Sebelumnya, para ketua-ketua partai politik yang berkoalisi tersebut, sudah menyepakati bahwa Tun Mahatir mereka setujui menjadi Perdana Menteri jika koalisi mereka menang.
Saat ini koalisi Pakatan Harapan memang mendapat suara mayoritas di Parlemen, dengan 122 suara, jauh unggul dibandingkan Barisan Nasional yang hanya 77 suara.
Dari segi perolehan kursi di Parlemen, seharusnya Tun Mahatir Muhammad yang sudah berusia 92 tahun, dilantik menjadi Perdana Menteri sesuai kesepakatan mereka sebelumnya dalam koalisi antar partai.
Menurut hemat saya, disamping ada faktor-faktor lain, kemungkinan akibat perbedaan pandangan tersebutlah, sehingga hingga saat artikel ini dibuat, belum ada pelantikan Perdana Menteri Malaysia yang baru.
Sesuai dengan konstitusi Malaysia, maka dalam keadaan seperti ini, maka peranan Raja atau yang disebut sebagai Yang Dipertuan Agung, memiliki peranan yang sangat penting.
Kita berharap, agar Rakyat Malaysia memeroleh pemimpin yang terbaik. Apakah dari pihak oposisi maupun dari pihak sebelahnya. Pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya, yang dapat memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya.
Bagaimana pun jika rakyat Malaysia sejahtera, akan berimbas kepada sebagian rakyat Indonesia, dan sebaliknya, terlepas dari berbagai dinamika, suka-duka yang kerap terjadi.
Disamping itu, Malaysia sebagai negara yang berasaskan Islam, juga akan memberi pengaruh kepada kita. Di mana saat ini mereka sudah masuk jajaran negara Islam yang cukup maju dari berbagai aspek pembangunan.
Sebaliknya, kita berharap jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak baik di sana, karena itu juga akan memberi pengaruh kepada Indonesia. Insya Allah.
Dan baru saja dapat info dari www.astrowani.com bahwa Tun Mahatir akan dilantik malam ini pukul 09.30 waktu Malaysia. (*)