Sharing Session, NPC: Budaya Riset Kunci Peradaban

Jakarta, NPC — Nusantara Palestina Center (NPC) menggelar Sharing Session dengan tema “Membangun Budaya Riset di Kalangan NGO Indonesia Palestina dalam Membangun Peradaban,” pada hari Minggu (6/2/2022) pagi.

Kegiatan yang digelar ruang rapat lantai 4 Kantor NPC di Jakarta ini menghadirkan Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum., Sejarawan INSISTS dan Penulis buku “Hamas Kenapa Dibenci Amerika?” sebagai pembicara utama, semantara Pusdok Islam Tamaddun Hadi Nur Ramadhan berlaku sebagai moderator acara.

Sebelum acara sharing ini dimulai, Direktur Pelaksanan NPC Ihsan Zainuddin menyampaikan mukadimahnya tentang komitmen NPC untuk terus mengedukasi masyarakat soal isu kemanusiaan dan Palestina. Selain itu, dirinya menuturkan sudah tinggi waktunya para aktivis lembaga sosial dan kemanusiaan di Indonesia memiliki kemampuan literasi yang memadai. Salah satunya, kata Ihsan, dengan membangun budaya riset.

Dalam perspektifnya, peradaban lahir dari rahim kebudayaan, jadi peradaban tidak akan mungkin ada tanpa adanya spirit kebudayaan. Maka hal pertama-tama yang menjadi titik fokusnya adalah bagaimana budaya literasi dan riset di kalangan para aktivis sosial dan kemanusiaan.

Memasuki agenda inti dari kegiatan Sharing Session ini, Dr. Tiar Anwar menjelaskan perjuangan bangsa Indonesia di zaman sebelum kemerdekaan hingga tahun 80-an terhadap kebebasan dan kemerdekaan Palestina. Menurut Pakar Sejarah Islam itu, NGO Indonesia dan Palestina adalah motor penggerak untuk menanamkan kesadaran yang tinggi dari masarakat tentang isu perdamaian dunia dan Palestina.

“Peran sentral NGO Indonesia Palestina memegang kunci atas kesadaran rakyat Indonesia, bahwa isu Palestina adalah isu kita bersama,” ucapnya mengawali sharing ini.

Selain itu, dirinya juga menggarisbawahi perlunya cita-cita kemanusiaan bersama dari lembaga sosial dan kemanusiaan beserta para aktivis untuk memberikan dukungan sepenuhnya bagi rakyat Palestina yang tertindas dan perjuangan mereka untuk membebaskan tanah air mereka dan tempat-tempat suci Islam, serta menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mendukung rakyat Palestina dalam menghadapi penjajahan ini.

“Tujuan yang harus menjadi drive dalam Gerakan (kemanusiaan) ini adalah cita-cita humanis; perubahan atas kemanusiaan; cita-cita besar bersama untuk kemerdekaan Palestina,” tegas Sejarawan INSISTS itu.

Di akhir pembicaraannya, Dr. Tiar Anwar memberikan penggalian epistemologis yang mendalam, bahwa dengan ilmu perangkat ilmu pengetahuan dan penelitian sistematis yang ketat, akan membuat amal saleh menjadi lebih berkembang dan kokoh, serta mewujudkan peradaban yang tinggi. Oleh sebab itu, dirinya berharap NPC dapat mengakomodir atau memfasilitasi biaya penelitian para master dan doktoral dalam studi Palestina dan kemanusiaan.

“Ilmu memungkinkan membuat amal berkembang, kokoh, berbasis peradaban. NPC diharapkan mampu mengakomodir atau memfasilitasi biaya penelitian para master dan doktoral dalam studi Palestina,” pungkasnya.

Kegiatan ini diwarnai dengan sesi tanya jawab. Beberapa pertanyaan terkait topik yang diangkat juga dilontarkan kepada pembicara.

Selain dihadiri oleh Direktur Pelaksana NPC Ihsan Zainuddin, Kepala Litbang NPC Abdullah Bawazir, dan segenap staf kantor NPC, acar ini juga dihadiri oleh Pusdok Islam Tamaddun Hadi Nur Ramadhan, Ketua Palestine Media Forum Indonesia Pizzaro Ghozali, Ketua CDC El-Sharq Muhammad Anas dan Fadhilah Sulaiman PP Pemuda Persis.

Sebagai lembaga filantropi, NPC selalu mempromosikan budaya cinta dan kasih sayang untuk kemanusiaan secara umum. (Rilis)