Mandarnesia.com — Sejumlah tokoh, budayawan, dan penulis level nasional bakal hadir dalam perhelatan Pramandar Writers dan Culture Forum (PWCF) yang akan dilaksanakan di Majene 27 hingga 28 Oktober 2018.
Tokoh tersebut, antara lain Wakil Rektor IV Universitas Negeri Makassar Prof. Dr. Gurfan Darma Dirawan, Kandidat Doktor Ilmu Sejarah Universitas Indonesia Abd. Rahman Hamid. Sementara dari Provinsi Sulawesi Barat, Sekertaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Barat Arifuddin Toppo, dan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat Farid Wadji.
Tak main-main, selain itu penyelenggara juga akan menghadirkan guru besar peneliti senior Dr. Yuyun Yundini yang juga merupakan putri mendiang Husni Djamaluddin. Pihak panitia juga sedang berupaya untuk menghadirkan Iman Budhi Santosa, sastrawan dari Yogyakarta, penyusun buku Antologi Puisi Penyair Nusantara “Mata Katulistiwa” yang baru saja terbit 14 September 2018.
Pembicara lain yang tak kalah penting, cerpenis terbaik Kompas Joni Arya Dinata, Adi Arwan Alimin, Bustan Basir Maras, Mira Pasolong, Muhamnad Ridwan Alimuddin, Sri Musdikawati, Suparman Sopu, Dahri Dahlan, dan Ceo Penerbit Gerbang Visual Wahyudi Muslimin.
PMWCF digelar untuk menyongsong penyelenggaraan MWCF I 2019. PraMCWF akan mempersembahkan berbagai bentuk kegiatan yang bisa menjadi pemantik maju dan berkembangnya budaya menulis dan lestarinya kebudayaan di jazirah Mandar.
“Seseorang yang mempunyai imajinasi yang tinggi dapat menyalurkannya ke dalam sebuah karya entah itu puisi, cerpen, esai dan jenis tulisan lain yang tentunya disusun dengan diksi dan narasi yang indah dan bermakna,” kata Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Muhammad Munir kepada mandarnesia.com, Senin (17/9/2018).
Dalam acara tersebut juga diadakan temu penulis, kemah literasi, peluncuran buku, pesta buku, workshop penulisan cerpen, penulisan puisi, penulisan essay, mengeja aksara lontar dan seminar budaya Membaca Mandar yang bertema “Hari Ini, Esok, dan Nanti.”
Pria yang juga pendiri Rumpita ini menjelaskan bahwa MWCF wadah yang mengandalkan kekuatan bahasa dan karya sastra guna memajukan kebudayaan.
“Kita ingin mendorong generasi muda untuk menuangkan ide dan gagasan mengenai suatu hal yang baru. Selain itu, mendorong pegiat untuk belajar berpikir kritis mengenai alam dan kebudayaan,” tutup Munir.
Reporter: Sudirman Syarif