Memasak Bau Peapi, Kuliner Khas Suku Mandar

Oleh: Juniana, Mahasiswa Unasman

Bau Peapi, adalah salah satu kuliner Suku Mandar, yang sangat tersohor enaknya. Masakan dengan nama Bau Peapi, Bau yaitu ikan, sedang Peapi adalah dimasak atau direbus. Istilah Bau Peapi menurut Suku Mandar adalah ikan masak. Kuliner ini sangat mudah dijumpai di berbagai tempat mulai dari Polewali, Majene hingga ke Pasangkayu.

Keistimewaan pertama dari kuliner ini ada pada ikannya. Ikan yang dipilih adalah ikan tuna atau ikan cakalang. Jenis ikan yang terkenal dengan dagingnya yang gurih dan maknyus. Minyak yang digunakan adalah minyak lokal atau minyak kelapa asli. Minyak kelapa asli tidak saja kaya manfaat, tetapi juga mengeluarkan aroma khas. Aroma minyak tersebut menyesap pada kuah dan daging ikan, menambah kelezatan masakan.

Yang membuat rasa Bau Peapi menjadi enak adalah rasa pada kuahnya, kuah Bau Peapi yang berwarna kekuningan adalah campuran bumbu lokal yang serba alami. Di dalamnya ada campuran asam mangga, kunyit basah, belimbing dan lainnya.

Penyajian di piring kecil (Foto : Yudi)

Kombinasi ini akan mencipta rasa pedas yang gurih. Terutama pada rasa asamnya campuran pesona belimbing dan buah mangga. Rasa pedas yang terasa adalah hasil kombinasi dari berbagai bumbu dapur mulai dari bawang merah, garam, cabe rawit, dan lainnya.

Untuk membuat Bau Peapi, silahkan disimak resep di bawah ini:

  1. Ikan jenis tuna atau cakalang, baik yang telah diiris atau dalam keadaan utuh, atau jenis ikan lainnya (bandeng, kembung)
  2. Bawang Mandar segar, orang Mandar menyebutnya “lasuna Mandar”atau bawang daun jenis bawang yang serupa dengan bawang jenis prei namun lebih pendek, memiliki daun yang agak panjang dan dijadikan bahan sebagai campuran dalam kuah ikan.
  3. Bawang merah, atau biasa disebut “lasuna mamea”.
  4. Cabe rawit atau “cawe-cawe keccuq”.
  5. Cabe besar atau “cawe-cawe kaiyyang”.
  6. Asam mangga yaitu asam yang terbuat dari mangga dan telah melalui proses pengeringan, di Mandar biasa disebut “pammaissang”.
  7. Kunyit atau “asso”.
  8. Minyak kelapa, diutamakan yang berasal dari jenis “minna Mandar”.
  9. Garam (secukupnya).
Bau Peapi khusus kepala ikan (Foto : Yudi)

Cara masak:

  1. Cucilah ikan terlebih dahulu sampai bersih
  2. Setelah itu cuci asam mangga “pammaissang” dan sisa airnya dituang ke tempat ikan yang telah dicuci untuk menghilangkan rasa amisnya.
  3. Haluskan garam secukupnya (jika memakai garam kasar) diulekan sampai halus jika anda menggunakan garam halus maka tak perlu dihaluskan lagi.
  4. Masukkan  cabe rawit, cabe besar dan bawang merah ke dalam ulekan dan haluskan.
  5. Lalu tuang air “pammaissang” pada ikan tadi, dan masukkan ke dalam kuali.
  6. Masukkan bumbu yang telah dihaluskan sebelumnya (dalam ulekan)
  7. Masukan bawang daun “lasuna Mandar” yang telah diiris tipis berserta dengan daunnya yang dipotong-potong kecil
  8. Masukkan kunyit secukupnya.
  9. Masukkan minyak kelapa Mandar empat sendok makan (atau sesuai selera), jika anda ingin rasanya lebih gurih maka bisa ditambahkan lebih banyak.
  10. Lalu ratakan bumbu yang telah dimasukkan dalam kuali dengan ikannya, pastikan tercampur rata (hati-hati jangan sampai ikannya hancur )
  11. Masukkan air secukupnya ( sesuaikan dengan jumlah garam yang ada)
  12. Rebus beberapa menit (dalam kuali tanah liat)
  13. Ketika ikannya mendidih anda bisa menambahkan penguat rasa didalamnya (tergantung selera)

Salah satu keistimewaan lainnya pada proses pembuatan Bau Peapi yaitu menggunakan teknik tradisional. Jadi, untuk rasa paling otentik kuliner ini dimasak dengan menggunakan kawali dan kayu bakar.

Memasak Bau Peapi dengan cara tradisional tersebut dianggap memberi rasa khas tersendiri dibandingkan dengan mengunakan panci dan kompor gas. Bau peapi yang sudah masak dapat ditandai dengan kuah yang berwarna kekuningan dengan menghadirkan rasa aroma-aroma membuat kita langsung merasa lapar.