Reporter: Sudirman Syarif
MAMUJU, mandarnesia.com — Peraih medali perunggu di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 cabang olahraga dayung kategori kayak I jarak 500 meter, Ramlah Baharuddin menilai wajar putra-putri Sulbar lebih memilih membela provinsi lain.
“Saya pribadi melihat itu wajar saja. Karena melihat tanggung jawab Pemprov Sulbar kurang maksimal untuk pembinaan, baik dari segi jaminan peluang karier, keperluan uang saku atlet, sampai fasilitas yang kurang memadai,” kata Ramlah kepada mandarnesia.com, Kamis (7/102/2021).
“Sehingga teman-teman yang punya tawaran untuk membawakan provinsi lain, itu wajar saja ambil peluang, karena mungkin melihat peluang dan jaminan berkarier yang lebih diperhatikan di provinsi lain,” sambungnya.
Untuk tawaran pribadi membela provinsi lain, Ramlah membeberkan sudah sering dapat tawaran dengan jaminan yang lebih baik. Seperti uang saku per bulan Rp5 sampai Rp10 juta per bulan. Dan itu berlangsung saat PON sampai ke PON berikutnya .
Sementara di daerah sendiri (Sulbar), uang saku di bawah dari Rp5 juta dan itu pun berlaku sembilan bulan menjelang PON. Bahkan bisa mendekati hari pertandingan baru TC.
“Ini salah satu kekurangan jaminan yang berbanding terbalik provinsi lain. Diharapkan agar Pemerintah Provinsi lebih memperhatikan lagi atlet-atlet yang akan membawa nama daerah, agar lebih maju,” harap Ramlah.
Ia membeberkan, mengapa tidak tergoda dengan tawaran provinsi lain di PON. Alasan pertama, ia salah satu atlet dan penduduk Sulbar yang mengharapkan daerah lebih maju, khususnya di bidang olahraga, hingga mampu membawa nama Sulbar lebih baik dan dibanggakan.
Kedua, menunggu kesadaran Pemprov bahwa di Sulbar masih banyak generasi-generasi yang perlu diperhatikan, khususnya di bidang olahraga.
“Saya meminta agar diberikan fasilitas untuk saya seperti perahu buat latihan, TC di luar daerah dan uang saku tidak seperti lagi di tahun ini. Tawaran ini saya sampaikan dua bulan terhitung setelah selesainya PON. Apabila permintaan ini tidak direalisasikan, saya pribadi siap pindah ke daerah lain juga,” tegasnya.
Selain itu, ia juga berharap agar pencairan bonus tidak menunggu sampai bertahun-tahun. “Harapan besar saya adalah Pemerintah Provinsi lebih memperhatikan lagi atletnya dan memberikan jaminan peluang berkarier untuk generasi Sulbar, agar lebih maju. Khususnya di bidang olahraga dan mampu bersaing di level nasional.”
Selain Fahmi Basya, saat ini ada tiga atlet asal Sulawesi Barat yang membela provinsi lain di PON Papua. Mereka adalah Puti Putri Herlina Wati atlet mhuaythai asal Kabupaten Mamuju yang mewakili Kalimantan Timur di PON Papua, Nini Karmila atlet takraw putri asal Mamasa membela Jatim di PON, dan Wahyu Salam atlet takraw putra asal Polewali Mandar yang mewakili Kalimantan Timur.
Sumber foto: Facebook