Ini Respons Dikpora Atas Hasil PON Papua

Reporter: Sudirman Syarif
PAPUA, mandarnesia.com – Muhammad Hamzih Kadispora Sulbar yang masih berada di lokasi PON Papua 2021 mengatakan, untuk cabang olahraga motor dan catur, ia optimis akan dapat meraih medali. Hal tersebut melihat pra PON, catur maupun balap motor, memiliki peringkat agak di atas.

“Rencana mereka akan bertanding besok, tapi kan masih babak penyisihan. Target kita memang sejak awal berharap catur dan dayung. Target hanya di perunggu, karena memang dari Pra PON kemarin kita lihat kekuatan. Karena dayung kita lihat bersaing bersama empat provinsi dan juga itu memang sesama temannya di pelatnas. Ada yang dari Jakarta, Riau, Papua, dan Sulawesi Barat, itu sendiri,” kata Hamzih kepada mandarnesia.com melalui sambungan telepon, Selasa (5/10/2021).

Kontingen Sulbar berharap ada perak di antara dua cabang olahraga tersebut, catur dengan balap motor.
“Kita tidak bisa pungkiri, karena memang ini persaingan berat tingkat nasional. Sulit kita memastikan bahwa cabang olahraga mendapatkan medali, ” jelas Hamzih.

Kedua, sambung Hamzih, Provinsi Sulawesi Barat baru memulai. “Kemarin kebetulan baru terpilih, kami sebagai pengurus KONI. Namun demikian kita selalu optimis bahwa pembinaan olahraga di daerah, akan kita tingkatkan.”

Merespons tanggapan masyarakat atas capaian Kontingen Sulbar di PON yang selalu pada posisi kunci. Ia menjawab perjuangan Kontingen Sulbar sudah sangat luar biasa. Tetapi katanya, dari seluruh cabang olahraga yang diikuti; delapan cabang olahraga, Sulbar paling sedikit.

“Kita sudah maksimal berbuat, bagi saya, prestasi Sulbar cukup meningkat karena ada perunggu oleh dayung. Dulu kan tidak pernah ada, kecuali catur. Kita berharap besok-besok ada penambahan,” ungkapnya.

Hamzih menyampaikan sejumlah evaluasi untuk kemajuan olah raga di Sulbar.

Pertama, perlu ada kolaborasi antara Dispora, KONI dan Cabor, tidak bisa berdiri sendiri. Dibutuhkan pembina secara masif. “Mohon maaf dibutuhkan keberpihakan dari berbagai elemen, mulai dari DPRD, instansi lain kemudian Kejaksaan, TNI-Polri, dan para pengusaha yang memiliki kemampuan untuk bisa memberikan kesempatan kepada KONI.”

“Jujur bahwa kita hari ini, kemarin-kemarin kan mengalami degradasi mengenai anggaran, begitu masuk pak Gubernur (ABM) anggaran bertambah, itulah dasar,” ungkapnya lagi.

Ia pun menjelaskan, ada tiga variabel untuk meningkatkan prestasi olahraga. Pertama, program yang dibuat oleh para pengurus. Kedua bagaimana agar melibatkan pelatih-pelatih yang memiliki kapasitas yang hebat. Pelatih penting untuk meningkatkan cara kerja bagi atlet. Ketiga, adalah yang paling penting adalah dana.

“Kalau dana kita hanya sekian, lalu kita ingin mendapatkan hasil maksimal, itu sulit kita dapat mencapai target. Oleh karena itu, banyak warga Sulbar lari ke tempat lain. Hijrah ke tempat lain untuk bisa berprestasi. Terlepas dari cibiran dari teman-teman warga di Sulbar, itu wajar sebagai sebuah kritikan. Kritikan untuk berbenah diri,” tuturnya.

Ia menyampaikan, ada kerja-kerja yang terukur ke depan. Salah satunya adalah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan prestasi para atlet, melibatkan para generasi muda.

Ia menjelaskan, mesti ada cabang olahraga yang menjadi prioritas yang dianggap berpotensi meraih medali. “Jadi kalau itu sekian puluh cabor, lalu sementara prestasi mereka kita anggap memang tidak bisa meningkat, maka habis untuk itu. Makanya kita ke depan akan melihat mana cabor yang dianggap memiliki peluang ke depan.”

Ia mencontohkan, seperti bulu tangkis, tidak mungkin mengalahkan Jawa, karena mereka memilik SDM dan infrastruktur yang luar biasa. “Makanya kita hanya fokus pada cabor yang kita anggap dapat medali.”

“Saya sampaikan kepada Pak Ketua KONI Sulbar (ABM) yang paling tinggi kita bina tujuh cabor, jadi anggaran itu dipusatkan ke sana untuk kepentingan PON ke depan. Bukan berarti mematikan cabor lain. Kedua, melibatkan KONI Kabupaten untuk elaborasi, jadi anggaran-anggaran kabupaten kita dorong agar terpusat pada cabor yang kita anggap unggul untuk ke depan,” katanya.

Karena jujur, sambungnya tidak mungkin mengalahkan Jawa. Jawa itu infrastrukturnya luar biasa, anggarannya luar biasa, pelatihnya juga modern dari berbagai negara. Sulbar tidak memiliki itu. Namun demikian terkait cibiran, atau masukan dari masyarakat, menjadi cambukan untuk berbenah diri ke depan.

“Tidak boleh marah, kritikan menjadi vitamin bagi pengurus untuk ke depan semakin berbenah. Dispora dalam hal ini pembinaan tetapi, untuk prestasi itu berada pada wilayah KONI,” ungkapnya.

Foto: Fb. Pemprov Sulawesi Barat