Oleh: Ir. Riri Gosse MT
Mungkin belum banyak yang mengetahui apa itu Pariwisata “Sulbar Marasa”? atau “Golden Triangle” Destinasi Pariwisata Sulbar Marasa Super Prioritas?. “Sulbar Marasa” dalam Keputusan Gubernur Sulbar No. 188.4/95/SULBAR/II/2020 merupakan Nama dan Logo Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat yang digunakan untuk pencitraan, kampanye dan promosi pariwisata Sulawesi Barat di tingkat lokal, nasional dan mancanegara. Sedangkan “Golden Triangle” Destinasi Pariwisata Sulbar Marasa Super Prioritas adalah konsep “Segitiga Emas” Daerah Tujuan Wisata yang juga merupakan Destinasi Pariwisata Sulbar Marasa Super Prioritas.
Membentang dari kecamatan Paku kabupaten Polewali Mandar di ujung selatan Sulawesi Barat sampai ke ujung Utara kecamatan Sarjo kabupaten Pasangkayu. Dari kabupaten Mamasa di belahan timur Sulbar sampai ke ujung Barat di Selat Makassar, diperairan ini bertebaran pulau-pulau kecil yang berpotensi sebagai destinasi pariwisata Sulbar Marasa. Secara kewilayahan, jika dibuatkan peta gambar “Segitiga Emas” tersebut adalah sebagai berikut :
“Segitiga Emas” Destinasi Pariwisata Sulbar Marasa dibentuk oleh 3 (tiga) jalur “transportasi imajiner”, meliputi transportasi “darat – laut – udara”. Perbatasan atau apa yang telah membuat daerah berbentuk “segitiga imajiner” ini adalah titik simpul berupa tiga jalan bisnis utama usaha pariwisata Provinsi Sulawesi Barat yang saling terhubung. Masing-masing adalah :
- Jalur transportasi darat provinsi Sulawesi Selatan – Sulawesi Barat – Sulawesi Tengah – Sulawesi Utara (arah Selatan-Utara).
- Jalur transportasi laut Kabupaten Polewali Mandar/Majene/Mamuju/ Pasangkayu – Kalimantan Timur – Kalimantan Selatan (arah Selatan-Utara-Barat).
- Jalur transportasi udara provinsi Sulawesi Selatan – Sulawesi Barat – Kalimantan Timur (arah Selatan dan Barat).
Pengunjung atau wisatawan yang ingin liburan ke Destinasi Pariwisata Sulbar Marasa Super Prioritas tinggal memilih salah satu dari 3 jenis transportasi yang ada, terutama yang paling mudah, aman dan nyaman.
Tiga titik yang membentuk area “segitiga imajiner” adalah :
- Imajiner bekas batas teritorial sub-Afdeling (kabupaten) yang digariskan oleh Belanda dan sampai sekarang masih menunjukkan perbedaan antara Majene, Polewali, Mamasa, dan Mamuju yang dulu dikenal dengan nama “Onder Afdeling Mamuju – Majene – Polewali Mandar – Mamasa” di bagian Selatan.
- Potensi pariwisata alam Sulbar Marasa yang dibingkai oleh 3 (tiga) jenis kondisi alam yang indah dan menawan (Pengunungan/perbukitan, lembah/dataran rendah serta pesisir pantai/pulau-pulau kecil).
- Warisan Budaya Mandar dan Mamasa
Ketiga jenis atraksi wisata Sulbar Marasa, yaitu “Wisata Alam (bahari dan pegunungan) – Wisata Budaya Mandar – Wisata Budaya Mamasa” dikelompokkan ke dalam tiga klaster yang tersebar di wilayah provinsi Sulbar, masing-masing adalah “Klaster Sulbar Marasa 1 – Klaster Sulbar Marasa 2 – Klaster Sulbar Marasa 3”.
Pengelompokan jenis atraksi dan kalster-klaster ini memudahkan bagi Dinas Pariwisata provinsi dan kabupaten dalam melakukan promosi ataupun bagi wisatawan dalam memilih DTW/Destinasi Pariwisata Sulbar Marasa yang akan dikunjungi.
Dalam ke-3 Klaster Sulbar Marasa terdapat 18 (delapan belas) Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) Sulbar Marasa yang digambarkan sebagai berikut :
KSPP Sulbar Marasa merupakan : 1) Kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumberdaya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan, 2) Kawasan pariwisata Sulbar Marasa yang baik, indah, cantik, penuh pesona, enak, nyaman, bagus, segar dan damai, sesuai branding “Sulbar Marasa”.
Delapan belas KSPP Sulbar Marasa dalam golden triangle dikelompokkan berdasarkan jenis atraksi wisata dengan penjumlahan sebagai berikut :
- Sebanyak 10 (sepuluh) KSPP Sulbar Marasa berbasis Wisata Bahari tingkat kecamatan, yang letak kawasannya berada di pesisir barat Provinsi Sulawesi Barat. Masing-masing adalah “KSPP Mamuju, Balabalakang, Banggae Timur, Sendana, Binuang, Wonomulyo, Karossa, Bambalamotu, Pedongga dan Sarudu. Ke-10 KSPP tingkat kecamatan ini tersebar di KSPP Kabupaten Mamuju, Majene, Polewali Mandar, Mamuju Tengah dan KSPP Pasangkayu”.
- Sebanyak 3 (tiga) KSPP Sulbar Marasa berbasis Wisata Air Terjun tingkat kecamatan yang letak kawasannya berada di pesisir dan bagian tengah Provinsi Sulawesi Barat, yaitu “KSPP Mamuju, Topoyo dan KSPP Sumarorong”.
- Sebanyak 1 (satu) KSPP Sulbar Marasa berbasis Agrowisata yang letak kawasannya berada di pegunungan yaitu “KSPP Mamasa”.
- Sebanyak 2 (dua) KSPP Sulbar Marasa berbasis Budaya Mandar dengan Pemandangan Alam Bahari dan Perbukitan, masing-masing adalah “KSPP Banggae dan KSPP Tinambung” yang letaknya berada di pesisir dan sebagian perbukitan.
- Sebanyak 2 (dua) KSPP Sulbar Marasa berbasis Wisata Budaya Mamasa yang terletak di daerah pegunungan, yaitu “KSPP Tawalian dan KSPP Balla”.
Masing-masing KSPP tersebut memilikii paling sedikit satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang juga merupakan Destinasi Pariwisata Sulbar Marasa Super Prioritas. Destinasi ini merupakan kawasan geografis mencakup satu atau lebih wilayah dan/atau lintas wilayah di Kabupaten Mamuju, Majene, Polewali Mandar, Mamasa, Mamuju Tengah dan Kabupaten Pasangkayu. Menjadi “super prioritas” karena di dalam destinasinya ini minimal terdapat sumber daya pariwisata potensial serta komponen pariwisata sebagai berikut :
- Atraction (atraksi) berupa daya tarik wisata alam, wisata budaya dan wisata hasil buatan.
- Accestability (aksesibilitas) yang mudah diakses, aman dan nyaman (darat, laut dan udara).
- Amenities (amenitas) berupa akomodasi, restoran/rumah makan, dll, mendukung aktifitas pariwisata Sulbar Marasa.
Dalam 18 (delapan belas) KSPP Sulbar Marasa terdapat 22 (dua puluh dua) DTW/Destinasi Pariwisata Sulbar Marasa Super Prioritas digambarkan sebagai berikut :
Dari 22 (dua puluh dua) Destinasi Pariwisata Sulbar Marasa Super Prioritas dalam “Golden Triangle”, pilihan Perjalanan Inspiratif “Golden Triangle” kali ini adalah ke Pulau Gusung Toraja yang termasuk dalam KSPP Binuang Kabupaten Polewali Mandar. Perjalanan inspiratif ini dilakukan untuk melihat langsung potensi Pulau Gusung Toraja sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Sulbar Marasa Super Prioritas.
Dalam perda provinsi Sulawesi Barat No. 1 Tahun 2019 tentang RIPPAP Sulawesi Barat, secara detail tidak disebutkan tentang destinasi Pulau Gusung Toraja. Yang ada hanya sebatas kecamatan/KSPP Binuang. Namun dalam perda kabupaten Polewali Mandar No. 8 tahun 2014 tentang RIPPAR Kabupaten Polewali Mandar, Pulau Gusung Toraja merupakan salah satu DTW/Destinasi Pariwisata Polman.
Perjalanan inspiratif ke pulau Gusung Toraja berdasarkan surat penugasan dari Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar. Dilaksanakan di akhir Juli 2020 oleh penulis bersama rekan sejawat waktu itu, Arruan, Astuty dan Saddam dari Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat. Saat melakukan perjalanan dibulan tersebut, kabupaten Polewali Mandar masuk dalam zona merah. Ini berarti waktu itu wilayah Polman memiliki resiko penyebaran virus Corona tinggi sehingga diperlukan protokol kesehatan yang ketat.
Untuk lebih meningkatkan kewaspadaan, mencegah penularan virus dan tetap aman selama melakukan perjalanan, kami berempat menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, rajin cuci tangan, menjaga jarak dan membatasi kontak fisik dengan orang di sekitar serta berusaha untuk tidak menyentuh wajah atau mata dalam keadaan belum mencuci tangan dengan sabun, hand sanitizer atau dengan wet tissue antiseptic. Kami juga membawa sendiri perlengkapan makan/minum, minuman ringan serta camilan. Biaya perjalanan dinas perjalanan inspiratif ini ditanggung oleh masing-masing sampai dengan adanya penggantian dari dinas pariwisata provinsi.
Pepatah “sekali mendayung, dua – tiga pulau terlampaui”, itu dilakukan untuk efisiensi dan efektifnya perjalanan inspiratif ini, termasuk melakukan koordinasi dengan Kepala Bidang Destinasi Pariwisata kabupaten Polewali Mandar. Dalam koordinasi tersebut, disampaikan bahwa ada beberapa kegiatan Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar tahun anggaran 2020 yang dibatalkan akibat terdampak COVID – 19 seperti “Sandeq Race”, Ditanggapi dan diberikan banyak masukan dari Baso Mattunrungan, Kabid Destinasi Polman terutama tentang “Sandeq Race” serta kegiatan-kegiatan kepariwisataan provinsi lainnya baik yang telah dilaksanakan maupun yang direncanakan ditahun 2021.
Aksesibilitas Menuju Pulau Gusung Toraja.
Perjalanan inspiratif ini dimulai dari Hotel Sinar Mas Polewali, tempat kami berempat bermalam setelah perjalanan dari Kabupaten Mamasa dengan menggunakan kendaraan pribadi milik Astuty. Di hotel, kami menanyakan apakah ada brosur tentang panduan wisata Polman di masa pandemi atau tentang destinasi pariwisata pulau Gusung Toraja?, karena kami berempat belum pernah berkunjung ke pulau tersebut. Oleh bagian front office dijawab “tidak ada”. Karena penasaran kami kemudian bertanya kembali “kenapa tidak ada”?. Jawabannya “dulu sebelum pandemi COVID – 19 banyak brosur promosi wisata Polman di hotel. sekarang sudah habis diambil oleh pengunjung waktu hotel masih ramai (maksudnya sebelum masa pandemi)”. Karena di hotel ini tidak menyediakan brosur tentang pulau Gusung Toraja, maka kami kemudian melakukan pencarian promosi atau lokasi pulau Gusung Toraja melalui Google Map. Hasil pencarian tersebut adalah sebagai berikut :
Alhamdulillah, kami tidak sulit mendapatkan informasi tentang pulau Gusung Toraja dari dunia maya terutama melalui media massa online lingkup provinsi Sulbar ataupun dari beberapa website travel. Hasil penyelaman dari dunia maya, ternyata letak pulau ini di kelurahan Ammasangan, Kecamatan/KSPP Binuang Kabupaten Polewali Mandar. Berjarak 10.20 Km dari hotel Sinar Mas, bisa ditempuh dalam waktu 15 menit untuk sampai ke dermaga Haji Jalil di Binuang. Dermaga ini kami tetapkan sebagai lokasi ke P. Gusung Toraja dengan menggunakan transportasi laut dengan pertimbang (berdasarkan pengamatan peta) jaraknya lebih pendek. Sebenarnya masih ada dermaga lainnya untuk bisa sampai ke pulau Gusung Toraja, seperti dermaga Tonyaman yang letaknya di KSPP Tonyaman ataupun dari dermaga Bajoe di Dea-dea. Rute dari ke-2 dermaga ini melewati beberapa pp kecil, seperti P. Dea-dea, P. Battoa dan P. Tangnga yang terletak ditengah-tengah gugus PP Kecil Polman. Sedangkan dari dermaga Haji jalil melewati 2 (dua) pulau yang bersisian, P. Tangnga dan P. Karamssang.
Pagi harinya kami berempat bersiap-siap melakukan traveling ke pulau Gusung Toraja. Sejak pukul 06.00 wita, hotel sudah menyediakan sarapan (breakfast) di ruang makan dengan menu khas Sulbar Marasa. Sebagai pembuka (appetizer) kami menikmati secangkir hot coffee latte dan buah papaya. Selanjutnya kami menyantap menu utama “Nasi Kuning – Tuna Goreng – Telur Berbumbu Pedas – Ubi Manis Bumbu Kecap – Kerupuk Udang”. Sebagai penutupnya (dessert) kami menikmati kue tradisional khas Sulbar Marasa seperti “Kue Tetu dan Bolu Paranggi”. Selesai makan pagi kami mendapatkan bonus dari hotel 4 (empat) dessert box lengkap dengan air mineral sebagai bekal di perjalanan.
Sebelum meninggalkan hotel semua perlengkapan seperti hand sanitizer, wet and dry tissue, minuman ringan serta camilan dimasukkan ke dalam tas khusus. Tidak lupa kami gunakan masker selama melakukan aktifitas.
On the road, melalui jalan trans Sulawesi. Jalannya mulus dan tidak terlalu ramai (mungkin karena masa pandemi). Diperjalanan kami singgah di SPBU untuk menambah solar. Sayangnya persediaan solar di SPBU tersebut habis. Beruntung tangki mobil yang kami kendarai masih berisi setengah, aman untuk perjalanan pulang pergi (kurang lebih 21 Km).
Tiba di dermaga Haji Jalil, perjalanan dihentikan sejenak karena harus menunggu perahu motor tujuan ke pulau Gusung Toraja. Bukan jadwalnya tidak on schedule, tetapi perahu motor jurusan tersebut harus membantu perahu motor lainnya yang mogok di tengah laut, tidak jauh dari pulau Tangnga. Kerja sama yang baik antar masyarakat pelaku usaha transportasi antar pulau. Kami berempat sepakat untuk menunggu sambil berkeliling dermaga dan selfie di dermaga.
Pemandangan di dermaga ini sungguh indah dan mempesona. Dari pantai kami bisa melihat PP Kecil yang berjejer rapi, sebuah dermaga kayu dan lalu lalang perahu motor yang mengantarkan penumpang. Sayang kondisi dermaganya belum tertata dengan baik. Kami juga tidak menemukan petugas khusus menangani pencegahan COVID – 19 yang dilengkapi dengan thermometer suhu dan tempat cuci tangan. Hanya ada spanduk berisikan ajakan menggunakan masker.
Bagaimanapun virus corona menjadi masalah dalam bisnis pariwisata. Bukan hanya di pulau Gusung Toraja, tetapi sudah mendunia. Harapan kami sebagai pemerhati pariwisata yang mudah diakses, nyaman dan aman, jangan sampai informasi virus corona mencegah wisatawan untuk berlibur menikmati keindahan pariwisata Sulbar Marasa. Untuk itu kami kemudian menanyakan kepada personil yang ada disekitar dermaga, apakah ada warga positif corona disekitar pelabuhan?. Alhamdulillah, hasilnya “tidak ada”. Ternyata setelah berada di dermaga menunggu perahu motor, kami melihat para penumpang dan pemilik perahu semua menggunakan masker dan membatasi jumlah penumpang yang akan naik ke perahu. Kesadaran pemilik perahu dan penumpang terhadap jaga jarak di dermaga Haji Jalil sangat mendukung program pemerintah “social and physical distancing”.
Beberapa saat kemudian, speed boat yang ditunggu tiba di dermaga. Dibantu dengan pengelola, akhirnya kami bisa menyewa pulang-pergi speed boat tersebut, membawa rombongan kecil kami menuju pulau Gusung Toraja. Diperjalanan terlihat hanya ada warna biru, langit dan laut disertai alunan ombak dan desiran angin laut yang meniup ujung kerudung Astuty menjadi pemandangan penuh sensasi. Apalagi bagi Arruan, ini adalah pengalaman pertamanya menyeberang laut dengan menggunakan perahu motor.
Di perjalanan menuju pulau kami melewati pulau lainnya, di sebelah kanan speed boat terlihat jelas pulau Tangga dan di sebelah kiri pulau Karamassang. Semua itu menjadikan pemandangan alam yang tak terlupakan. Mendekati pulau Gusung Toraja, terlihat dari jauh begitu keren, dikelilingi pasir putih yang indah dipandang mata. Tampak juga sebaris break water Setelah kurang lebih 20 menit, kami sampai di pesisir pulau Gusung Toraja dan merapat didermaganya. Disekitar pesisir dermaga, terlihat banyak anak-anak yang berenang karena lautnya dangkal dan jernih.
Bersambung ke Daya Tarik Gusung Toraja, ditunggu besok…
Disadur dari buku Golden Triangle Destinasi Pariwisata Sulbar Marasa Super Prioritas.