Public Speaking, Kuncinya Percaya Diri

Public Speaking, Kuncinya Percaya Diri
Public Speaking, Kuncinya Percaya Diri

Oleh Adi Arwan Alimin (Penulis/Speaker)

DESTINASI Mallauwa, Tapandulu Mamuju Kamis (7/12) dipadati staf Badan Pusat Statistik (BPS) se-Sulawesi Barat. Seratus lebih peserta yang mengenakan kaos hijau botol itu telah berada di sana. Jadwal capacity building-nya berlangsung sejak pagi.

Penulis hadir membawa materi Public Speaking, istilah yang sudah lazim di telinga kita. Sebagai dari proses penyampaian pidato di depan publik, dan seni ilmu komunikasi lisan efektif yang melibatkan audiens, komunikasi di depan publik bagi sebagian orang masih dianggap sebuah kendala atau masalah tersendiri.

Tantangan ini juga dikemukakan sejumlah peserta kepada penulis. Sementara kompetensi public speaking harus mereka pahami dan dipraktikkan untuk menunjang efektivitas kinerja sebagai pegawai. Pertemuan kemarin merupakan sharing session and knowledge dari hari-hari panjang pekerjaan mereka melayani masyarakat.

Materi yang penulis sampaikan di sesi ini lebih ingin mendorong bagaimana peserta makin berani tampil secara percaya diri di depan publik. Meskipun amat memahami bahwa jajaran Statistik saban waktu bertemu dan mewawancarai responden hingga ke pedalaman. Tetapi, bagian penting dari keterampilan berbahasa ini memerlukan latihan berkesinambungan.

Tidak ada pembicara yang tiba-tiba terampil dan pandai berbicara di depan khalayak. Semua pembicara awalnya berangkat dari rasa grogi, dan rasa tidak percaya diri, namun mereka memiliki perhatian lebih dalam meningkatkan kemampuan berbicara di depan orang banyak. Hingga berubah sebagai pembicara yang profesional.

Public speaking tidak datang bersama kelahiran seseorang, walaupun kita mesti mempercayai bakat setiap orang. Namun sebagai keterampilan, berbicara di depan umum merupakan pengalaman yang harus dilatih secara berkesinambungan. Bakat dalam urusan keterampilan hanyalah salah satu penunjang yang membuat seseorang percaya diri.

Tapi cukupkah hanya rasa percaya diri? Rupanya tidak juga.

Public Speaking, Kuncinya Percaya Diri
Public Speaking, Kuncinya Percaya Diri

Seseorang yang mengetahui kelebihan dan kekurangannya memang akan jauh lebih mudah menangani konflik, lebih realistis, lebih kreatif, produktif, dan optimis. Lalu bagaimana cara meningkatkan rasa percaya diri?

Sebenarnya tidak ada kata terlambat untuk mulai menguasai public speaking. Hal kedua yang penulis sampaikan kemarin, yakni pandangan atau pikiran positif saat ingin tampil sebagai pembicara. Bangunlah atau bentuklah pola pikir yang positif atau growth mindset dalam diri, beranilah mengatakan bahwa, bila orang lain bisa saya pun dapat melakukannya.

Ketiga, ekspresi atau gestur. Setiap orang tentu saja memiliki gaya yang berbeda-beda. Ini merupakan bawaan yang dapat dikembangkan. Mengapa pada urusan ini seseorang kadang merasa rendah diri, mungkin karena sering sekali membandingkan dirinya dengan orang lain yang dianggapnya lebih bagus. Sementara dirinya sendiri sesungguhnya memiliki kekhasan dan tak kalah berprestasinya.

Rasa ragu, cemas, gemetar, suara tiba-tiba meredup, kurang percaya diri, atau bahkan kehabisan kata-kata merupakan serangan mendadak dalam public speaking. Sesungguhnya setiap orang pernah mengalami kondisi ini. Ini merupakan kesulitan para pemula, bahkan pada pembicara profesional sekalipun ketika baru memulai.

Keempat, rileks. Cara ini dapat kita lakukan untuk meredam apa yang penulis urai di paragraf sebelumnya. Belajarlah untuk fokus dan menenangkan diri. Tariklah napas dalam-dalam, dan biarkan keraguan yang seolah saling tindih itu terurai karena meyakini penampilan di depan orang banyak sebenarnya amat menyenangkan.

Lalu, bila telah mulai berbicara di depan orang atau audiens. Lakukanlah kontak mata. Pandanglah hadirin secara wajar, ibarat pemandangan lanskap paling indah, kitari seluruh ruangan. Tapi jangan memandang terlalu lama pada satu titik, kecuali seseorang mengajukan pertanyaan atau mesti anda berikan respons. Contohnya, karena dia sedang bertanya.

Dengan penguasaan bahasa tubuh yang kuat seseorang akan tampak menguasai forum. Gunakanlah pilihan kata yang lebih tepat, dan sesuai audiens yang sedang dihadapi. Sampaikanlah seluruh gagasan dalam pembicaraan yang menjelaskan maksud pembicara.

Intonasi pun tidak selalu harus tinggi, tetapi kadang juga perlu dalam tempo lambat. Makin anda menguasai materi, situasi kebahasaan dalam public speaking akan sangat menentukan. Public speaking memerlukan latihan yang terus berulang, makin sering latihan, sama artinya potensi jam terbang seorang speaker akan makin tinggi.

Samuh di pantai Mallauwa Kamis siang kemarin, merupakan rangkaian dari agenda Rapat Koordinasi Sensus Pertanian 2023 yang digelar BPS Sulbar. Pengembangan kapasitas pegawai yang digelar sepanjang hari bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan individu jajaran staf. (*)