Profesor Gufran Bakal Kembali ke UNM?

Reporter: Sudirman Syarif

MAMUJU, mandarnesia.com – Berawal dari keprihatinan dengan dunia pendidikan di Sulbar, Profesor Gufran kemudian meletakkan jabatan sebagai Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Pengembangan Institusi di Universitas Negeri Makassar.

Gufran hijrah ke Sulbar dan menduduki jabatan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Barat. Saat itu rangking provinsi 34 ini, berada di posisi buncit di tahun 2019.

Seperti kepompong yang sabar menunggu hingga tiba saatnya untuk merentangkan sayap sebagai kupu-kupu, tahun 2020, peringkat Sulbar melompat ke 10 besar Nasional.

Diikuti dengan tingkat sekolah menengah atas di Sulbar yang masuk rangking 2 Nasional Tahun 2021 dan 2022 dari peringkat 3.

Untuk SMK, rangking 4 kemudian turun menjadi rangking 6. Sekolah luar biasa masih masuk 10 besar.

Setahunya, selama menjabat terjadi peningkatan yang sangat signifikan dari jumlah output siswa, yang tahun 2019 cuman 612, kalau tidak salah, kemudian tahun berikutnya naik 850.

“Setelah saya masuk sudah 1.088 output yang lolos di perguruan tinggi, tahun ini naik 1.297,” kata Gufran kepada mandarnesia.com, di Hotel Maleo Mamuju, Rabu (18/5/2022) malam.

Di jalur SBNPTN Sulbar masuk 7 Nasional. Namun dari segi rasio menjadi rangking satu Nasional dan akan dilihat lagi tahun 2022.

Dari segi kualitas, juga berdasarkan lapor pendidikan sudah di atas rata-rata nasional, rata-rata Nasional 1,6 dari skala 1 sampai 3, Sulbar sudah 1,69 untuk tingkat literasi.

Prof Gufran berstatus pinjaman dari UNM, dan ia bersiap kembali, namun sedang menunggu pendapat pelaksana tugas untuk bicara lebih jauh.

Ia bercerita, awal ke Sulbar karena ada keprihatinan, selama tiga tahun berturut turut, Sulbar berada pada rangking terendah dari 34 provinsi. Sekarang sudah meningkat sangat jauh, khususnya di level menengah.

Rapor pendidikan di awal memprihatinkan. “Memang pak gubernur melihat bahwa kebetulan menyelesaikan tugas saya di universitas, beliau meminta fokus memperbaiki itu. Alhamdulillah hanya dalam waktu 8 bulan, ada beberapa proses setelah asesmen Nasional dan sebagainya kita ternyata mempunyai kemampuan, tapi gempa. Kemudian dibalik gempa banyak sekali hal-hal berkembang saat itu.”

Sarana dan prasarana berkembang sangat pesat, Sulbar sudah menerima bantuan dari pusat untuk perbaikan seluruh sekolah dari 119 sekolah yang rusak, menerima Rp222 miliar kemudian tambahan di DAK sekitar Rp188 miliar, dana pusat dan dikelola oleh pusat.

“Bagi saya proses rekontruksi pasca gempa dipertahankan dengan meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Sulawesi Barat. Sebagai contoh kenaikan IPM Sulbar 49 persen itu dikontribusi oleh pendidikan. Jadi memang yang menahan jatuhnya IPM pada saat gempa, sektor pendidikan,” ungkapnya.

Bersamaan dengan itu, akreditasi sekolah sudah 99 sekian persen, sisanya, satu sekolah yang tidak terakreditasi. Padahal sebelumnya ada 119 sekolah yang tidak terakreditasi.

“Jadi itu yang saya perjuangkan, sekolah kemudian didampingi, difasilitasi, kemudian banyak lagi. Lomba karya ilmiah Nasional yang dilakukan di Sulbar tahun 2021, rangking 2 Nasional, 2022 ini rangking 1 Nasional dalam bidang bahasa,” sebutnya.

“Jadi saya serahkan kepada masyarakat untuk menilainya. Saya juga banyak menerima ucapan dari teman, ada yang menghujat ada yang berterima kasih, ada yang melarang saya pulang. Tapi intinya pada dasarnya pengambilan keputusan. Apakah memang tidak dibutuhkan lagi,” ungkap putra pejuang Sulbar Profesor Darmawan Mas’ud ini.

Ia menambahkan, bidang kebudayaan sudah meningkat prestasi dalam bidang cagar budaya, sekarang sudah menjadi 8, kemudian sekarang Sulbar punya 22. Salah satu kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Polman untuk sayyang pattuduq yang mungkin jadi warisan dunia.

“Semua yang kita kerjakan, saya sih penilaian masyarakat saja. Saya tidak mau berkomentar, kerja ini adalah kerja bersama, jadi intinya saya bekerja kolektif,” ujar Gufran Dirawan namanya di Facebook.

Misalnya, dengan pembelajaran ITK urutan 7 Nasional, kemudian program pembelajaran Ki Hajar Kementerian Pendidikan Sulbar sudah masuk 8 Nasional.

“Jadi masih banyak prestasi lain yang bisa kita perlihatkan, nanti saya akan paparkan di Pj. Saya tergantung penilaian masyarakat yang akan jadi ujung dari semua ini,” tutupnya.

Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat Muh Idris DP mengatakan, sudah menyiapkan surat untuk merespons permintaan tersebut. Intinya disesuaikan dengan permintaan lembaga atau institusi yang merekomendasi, karena semua pegawai ASN punya lembaga organisasi di mana dia bekerja.

“Misalnya saya di LAN, kalau misalnya diminta kembali harus kembali, karena itu ada ketentuan yang mengatur mengenai ASN. Dan, tidak boleh kita mengatakan ini masih dibutuhkan daerah,” jelas Idris kepada mandarnesia.

Pada prinsipnya tidak ada keberatan untuk mengembalikan. Itu akan dilewati bersama surat tersebut, juga nanti akan mencoba untuk cari tahu ada apa, sebut Idris.

“Ya, disebut meningkat setelah Prof Gufran menjabat.” Idris mengatakan, “pasti jadi pertimbangan, tapi kalau substansi ingin mengembalikan, tidak ada alasan, harus dikembangkan.”

“Kita akan melakukan open bidding (lelang jabatan red) dari daerah manapun dia bisa masuk untuk mendaftar,” urai Idris.

Meski begitu, ia mengaku belum melihat fisik surat permintaan Profesor Gufran dikembalikan ke UNM. (wm/*)