MANDARNESIA.COM, Polewali — Sejumlah atlet Polewali Mandar yang mewakili Sulbar pada PON XII Aceh-Sumatera Utara berbagi kisah.
Dalam acara Curita Atlet yang digelar Bidang Olahraga, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar, beberapa atlet hadir mengurai kisahnya. Sambung rasa ini didengar langsung kepala dinas Aco Musaddad, di D’Sapo Cafe, Kamis (26/9/2024)
Curita ini dimulai Muhammad Yahya Usman atau akrab dipanggil Yayat, atlet balap sepeda yang dalam lomba tersebut mampu berada pada posisi keempat.
Yayat mengisahkan bahwa tempat inapnya dan venue lomba cukup jauh, sehingga mereka harus cari tempat menginap yang lebih dekat di Tebing Tinggi.
Dia juga menyebut bahwa pihaknya sudah kalah dari segi fasilitas dengan provinsi lain.
“Selama lomba kami cukup terkejut dengan fasilitas provinsi lain, dibandingkan dengan Sulbar. Tapi itu tidak menyurutkan semangat untuk bertanding. Waktu lomba saya sempat di posisi empat dengan jarak sekitar 10 cm dari juara tiga dengan Jarak tempuh 90 km. Saya urutan keempat dari 32 peserta. Umur mereka cukup jauh dari kami, saya 17 tahun mereka sudah 20-an ke atas, dan mereka sudah pemain Asia memang,” kisahnya
Atlet futsal, Muhammad Fikram biasa dipanggil Bojes, juga bercerita. Dia merasa bersyukur bisa ikut PON XII Aceh-Sumut.
“Alhamdulillah, kami berterima kasih kepada manager dan official, kami bisa bermain di PON. Waktu di sana kami sedikit kaget dari suasana dan tempat latihan sangat berbeda, kami di sini menggunakan lapangan semen terbuka, sementara di sana sudah pakai vinyl, sehingga sentuhan dan rasa sedikit berbeda.”
Menurutnya, dari segi fasilitas tempat tinggal dan makanan mereka dapat yang cukup bagus, hanya dari segi makanan agak berbeda karena cukup pedis.
“Kami mohon maaf bila kami tidak bisa mempersembahkan medali, tapi suatu kebanggaan kita bisa berpartisipasi di PON mewakili Sulbar,” tutupnya
Sementara Muhammad Nuar dari cabor sepakbola, dia sempat ketinggalan pesawat saat pemberangktan pulang.
Dia juga menceritakan bahwa lawan tanding mereka adalah Sumut, Jateng, Papua dan Sulteng. Mereka mampu menahan seri terus.
“Waktu lawan Sumut sebenarnya kita bisa menang, tapi kita kena finalti. Bangga lawan Sumut bisa seri, karena waktu Timnas lawan Sumut, sumut menang,” cerita Nuar.
Official Muhammad Irham menyebut mereka bangga lolos PON meskipun dengan fasilitas yang tidak memadai. (WM/***)