Pesan Suntono, Pariwisata Sulbar Harus Diseriusi

Pesan Suntono, Pariwisata Sulbar Harus Diseriusi -

Oleh: Sudirman Syarif

SEBELUM mengibarkan lenso, lelaki berkacamata bulat itu menitip pesan kepada pemerintah daerah. Bila ingin ekonomi masyarakat maju, sektor pariwisata mesti menjadi salah satu invetasi jangka panjang yang harus dikelola serius Provinsi Malaqbiq ini.

Setelah serah terima jabatan di Hotel d’Maleo Mamuju, Jumat 10 Agustus malam, ia akan kembali merantau ke Nusa Tenggara Barat (NTB) menjabat posisi yang sama, sebagai Kepala Badan Pusat Statistik (BPS). Sementara posisinya akan digantikan dengan Ir. Win Rizal.

Suntono yang berjasa selama dua setengah tahun menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan Sulbar menyampaikan, ada sektor yang paling menjanjikan untuk masa depan Sulawesi Barat.

“Didukung dengan panorama yang indah. Kalau misalnya jalan mulai dari Polewali Mandar sampai di sini (Mamuju) itu luar biasa pesisir pantainya,” ujar lelaki yang dikenal dekat dengan wartawan itu di salah satu warkop di Mamuju, Kamis (9/8/2018) petang.

Jika itu bisa ditata dan benar-benar bisa menjadi prioritas pemerintah, ia yakin ekonomi Sulbar akan menjunlang tinggi dari yang diperkirakan.

Selama ini pemerintah hanya memperkirakan ekonomi hanya menggerakkan dari satu sektor. Padahal pariwisata multiplayer yang sangat besar.

“Pariwisata secara utuh. Karena untuk di Mamasa itu banyak wisata etnik selain panorama. Ini bagian yang bisa dijual,” tuturnya.

Ia bertutur cukup panjang. Tentang tanah Mandar yang bisa membuat “kepala” lembek. Cerita itu ia dengar sebelum bertugas di Mandar. Namun anggapan itu pudar setelah ia tiba di Sulbar, cerita yang ia dengan berbading terbalik dengan keramahan masyarakatnya.

“Sudah pernah kita lakukan analisis. Gubernur meminta kepada BPS untuk membuat kajian terkait dengan sektor apa yang bisa menggerakkan ekonomi Sulawesi Barat bisa tumbuh secara simultan, kemiskinan yang bisa turun secara bersamaan, ketimpangan bisa lebih rendah, saya sampaikan itu dari sektor pariwisata,” ungkapnya.

Namun ia melihat saat ini sektor pariwisata masih rendah, baru sekitar 1 persen.

Ia menyampaikan tercapainya tujuan tersebut seberapa besar tergantung keseriusan pemerintah dan berapa besaran investasi yang dilakukan, dan seberapa besar investasi yang ditanamkan.

“Karena diperkirakan di sektor ekonomi kalau kita injeksi, pariwisata perginya kemana, sektor apa yang bergerak, berapa besar gerakan, bisa dibuat simulasinya. Saya ingin tahu kalau pemerintah mau serius berapa investasi yang ditanamkan, di sektor mana-mana saja impactnya bisa kita hitung secara model statistik,” tutupnya.

Diskusi pun berakhir setelah malam tiba. Masih banyak hal yang dapat dibincang dengan ahli statistik ini. Namun Suntono meski berkemas, ia segera akan menapaki tugas baru di daerah yang beberapa pekan ini diguncang bencana gempa. Tentu ini sebuah medan pengabdian baru yang tak mudah.

Selamat bertugas.