Perpusnas dan DPK Polman Identifikasi Naskah Kuno di Desa Lambanan

oleh
oleh
Foto: Humas Dinas Perpustaan dan Kearsipan Kabupaten Polewali Mandar

MANDARNESIA.COM, Balanipa — Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Polewali Mandar mendampingi Tim Perpustakaan Nasional RI mengidentifikasi dan mendata naskah kuno milik warga di Desa Lambanan, Kecamatan Balanipa, pada 21–22 Oktober 2025.

Rilis Humas Dinas Perpustaan dan Kearsipan Kabupaten Polewali Mandar menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pelestarian warisan budaya Mandar dan penguatan memori kolektif daerah. Identifikasi diikuti unsur Perpusnas RI, Dewan Pakar Ingatan Kolektif Nasional (IKON) Dr. Mukhlis Paeni, akademisi dari Universitas Sulawesi Barat, serta jajaran DPK Polman.

Sebelum menuju lokasi pendataan utama, rombongan lebih dulu melakukan pertemuan dan pengantar kegiatan di UPTD Taman Budaya di Kecamatan Tinambung.

Dr. Mukhlis Paeni menjelaskan, pencatatan naskah kuno penting dilakukan sebagai dasar pengakuan dan perlindungan resmi negara terhadap kekayaan literasi lokal.

“Naskah kuno ini perlu diidentifikasi agar diketahui usia, isi, dan konteks kebudayaannya. Setelah proses ini selesai, naskah akan didaftarkan ke Perpusnas untuk mendapatkan pengakuan sebagai naskah kuno,” ujarnya dalam rilis tersebut di atas.

Pada hari pertama, tim berhasil mengidentifikasi sebelas naskah yang dibawa masyarakat ke lokasi kegiatan. Hari kedua dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke tiga rumah warga di Desa Lambanan, dan ditemukan sepuluh naskah tambahan.

Secara keseluruhan, terdapat 21 naskah kuno yang berhasil didata selama dua hari pelaksanaan. Sebagian besar merupakan naskah keagamaan, sejarah lokal, dan catatan warisan keluarga.

Kepala DPK Polman, A. Mahadiana Djabbar, menyampaikan pelestarian naskah kuno bukan hanya pendataan administratif, tetapi juga upaya menjaga kesinambungan pengetahuan lokal Mandar.

“Kami berharap masyarakat terus merawat naskah yang mereka miliki. Pemerintah daerah bersama Perpusnas hadir memastikan warisan ini tidak hilang dan tetap menjadi bagian dari identitas budaya Mandar,” ujarnya. (Rls/WM)