MANDARNESIA.COM, Polewali — Forum Group Discussion (FGD) yang dihelat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Barat membahas persiapan sayembara maskot yang akan digunakan pada Pilgub 2024.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber untuk memantik FGD diantaranya, Marthinus Palabangi tokoh Mamasa, Dr. Naskah M. Nabhan dari Pers, Adi Arwan Alimin, M.Pd. unsur budayawan, Farhanuddin, M.Si. dosen Unsulbar, Muhammad Ishaq selaku seniman, dan Muhammad Ridwan Alimuddin dari unsur budayawan. Serta Rehang Mas’ud, dan Dr. Nur Salim Ismail. di Hotel Maleo, Rabu (8/5/2024).
Ikan tui-tuing, burung maleo, burung ciu-ciu, ikan mangiwang (hiu), sandeq, dan penyu muncul dalam rembuk yang berlangsung dua hari di Hotel Maleo, Mamuju dari tanggal 8-9 Mei 2024. Selain beberapa satwa yang mengemuka, beberapa saran tagline juga ramai dibincang peserta FGD. Salah satu usulan menarik yakni, penyu sebagai maskot Pilkada Sulbar.
Usulan ini direspon Muhammad Yusri, Ketua Sahabat Penyu di Mampie, Wonomulyo sebagai pegiat lingkungan yang fokus terhadap perlindungan dan edukasi kepada masyarakat tentang penyu.
Menurutnya ini sangat luar bisa di mana isu konservasi dunia saat ini tentang perlindungan dan pelestarian penyu. “Jadi jika betul nantinya penyu menjadi maskot pada Pemilukada Sulbar mendatang secara tidak langsung KPU juga ikut mengkampanyekan pelestarian penyu. Tentunya kami para pemerhati juga akan ikut membantu KPU menyukseskan Pilkada Sulbar tanpa diminta pun kami akan terlihat jadi relawan Pilkada damai,” sebut Yusri.
“Menjadikan satwa sebagai maskot itu bukan hal yang baru, tapi jika benar penyu nanti terpilih jadi maskot ini menurut kami bukan hanya sekedar maskot. Akan berdampak baik bagi kelestarian penyu dan terciptanya pemilu damai sesuai harapan bersama Insya Allah,” ujarnya.
Ditanya soal apa sisi atau sifat penyu yang bisa diadopsi untuk pelaksanaan pemilu sehingga bisa berjalan damai, aman dan lancar?
Yusri menguraikan bahwa jika kita mengadopsi sifat baik penyu itu bisa melihat atau mengetahui bersama bahwa penyu di laut itu berperan penting menjaga kelestarian ruang laut agar semakin banyak ikan yang berkembang biak.
“Misalnya anakan ikan atau ikan yang kecil itu makan dan berlindung di lamun jenis tumbuhan dasar laut agar terhindar dari pemangsa yang lebih besar dari ukurannya. Nah, fungsi penyu di sini memangkas dan memakan lamun-lamun tua agar lamun baru bisa tumbuh subur. Jika tidak ada yang makan atau memangkas lamun ini maka lamun baru akan mati karena lamun tua terus tumbuh dan menghalangi lamun baru untuk mendapatkan sinar matahari sehingga lamun tua mati dan lamun baru juga akan mati. Jika demikian maka tempat ikan-ikan kecil untuk berlindung dan cari makan juga hilang sehingga jumlah ikan juga ikut berkurang dan akan berdampak pada tangkapan nelayan karena nelayan juga akan ikut sulit mendapatkan ikan. Jika nelayan juga sulit mendapatkan ikan maka juga akan berdampak pada kita karena ikan di pasaran juga pasti mahal,” jelas Yusri.
Ditambahkan Yusri bahwa masih banyak lagi sifat penyu lainnya. “KPU ibarat penyu yang melahirkan pemimpin ke depannya yang bisa menjaga kesejahteraan rakyatnya, ibarat ikan tadi yang tetap bisa berkembang biak dengan adanya penyu yang mengatur dan menjaga ruang laut,” papar Yusri. (WM/*)