Penyakit Hipertensi Duduki Peringkat Pertama di Sulbar

Penyakit Hipertensi Duduki Peringkat Pertama di Sulbar -
Menkes dan Gubernur/Fhoto: Ayub Kalapadang

MAMUJU – Berdasarkan data yang ada sejak tahun 1990 sampai 2010 terjadi perubahan trend pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular pada tahun 2016.

“Dimana penyakit strok yang dulunya ada pada peringkat kelima naik menjadi peringkat pertama, demikian juga penyakit jantung trendnya terus meningkat dari urutan 13 saat ini menduduki urutan yang ketiga,” ujar Kepala Bappeda Sulbar, Junda Maulana di acara Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di Anjungan Pantai Manakarra, Ahad (20/8/2017).

Demikian pula di Provinsi Sulbar menurut Junda, data menunjukkan bahwa pada tahun 2016 menunjukkan hipertensi yang merupakan faktor terjadinya strok ada pada urutan pertama dengan 417 kasus.

[perfectpullquote align=”full” cite=”” link=”” color=”” class=”” size=””]”Di urutan kedua adalah penyakit jantung dan penyakit diabetes melitus pada peringkat ke tujuh ini. Semua terjadi oleh akibat perilaku masyarakat yang tidak sehat,” tuturnya.[/perfectpullquote]

Junda menambahkan, dengan permasalahan tersebut tentunya akan meningkatkan beban pembiayaan kesehatan. Ini merupakan ancaman sekaligus merupakan tantangan kelanjutan pembangunan Bangsa Indonesia khususnya pembangunan di Provinsi Sulbar.

“Masalah ini bukan menjadi tangung jawab pemerintah semata. Tetapi, menjadi tanggung jawab komponen bangsa termasuk tanggung jawab masyarakat sendiri dalam merubah pola hidup menjadi perilaku hidup sehat,” ungkapnya.

#AyubKalapadang/BusriadiBustamin