Oleh: Dr. Aco Musaddad HM.
Kepala Dinas Kominfo-SP Kabupaten Polewali Mandar
Permasalahan Anak Tidak Sekolah (ATS) dan Anak Putus Sekolah (APS) masih menjadi tantangan serius di dunia pendidikan, termasuk di Kabupaten Polewali Mandar. Kondisi ini menjadi rintangan besar dalam mewujudkan Polman Cerdas melalui pendidikan inklusif—yakni pendidikan yang menjangkau semua anak, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, budaya, maupun geografis.
Salah satu kunci utama untuk mengatasi persoalan ATS dan APS adalah ketersediaan data yang akurat dan terkini. Tanpa data yang valid, sulit merancang intervensi yang tepat sasaran. Dalam konteks inilah, pendataan digital berbasis desa dan kelurahan menawarkan solusi yang inovatif, efektif, dan aplikatif untuk mengurai titik-titik penyumbat (bottleneck) dan meretas akar persoalan pendidikan yang eksklusif.
Mengapa Pendataan Berbasis Desa dan Kelurahan Penting?
Desa dan kelurahan adalah unit administrasi terdepan yang paling memahami kondisi riil warganya. Dengan memberdayakan perangkat desa dan kelurahan sebagai ujung tombak pendataan, kita dapat memperoleh sejumlah manfaat strategis, antara lain:
1. Akurasi Data yang Lebih Tinggi
Petugas di tingkat desa dan kelurahan memiliki akses langsung ke keluarga ATS dan APS, baik secara sosial, budaya, maupun ekonomi. Hal ini memungkinkan diperolehnya informasi yang lebih akurat mengenai ketidakhadiran anak-anak dari bangku sekolah.
2. Deteksi Dini dan Respons Cepat
Potensi anak untuk tidak sekolah atau putus sekolah dapat diidentifikasi lebih awal. Ini memungkinkan dilakukannya intervensi pencegahan sebelum masalah menjadi lebih kompleks.
3. Partisipasi Masyarakat yang Lebih Luas
Keterlibatan masyarakat dalam proses pendataan akan menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab kolektif terhadap masa depan anak-anak di lingkungan mereka.
4. Basis Data Lokal yang Komprehensif
Data yang dikumpulkan menjadi aset informasi yang berharga bagi pemerintah desa dan kelurahan dalam menyusun program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik masyarakatnya.
Integrasi dengan Polman Satu Data
Upaya pendataan ATS dan APS akan semakin kuat bila terintegrasi dengan Polman Satu Data—sistem basis data terpusat dan terintegrasi yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar. Aplikasi berbasis web ini adalah bagian dari inisiatif Satu Data Indonesia dan dirancang untuk menyatukan data dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Dengan mengembangkan sistem pendataan hingga ke tingkat desa dan kelurahan, data dapat diakses dengan lebih mudah dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Misalnya, informasi lengkap tentang anak usia sekolah—meliputi riwayat pendidikan, domisili, hingga kondisi sosial ekonomi—dapat dihimpun dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Dukcapil, serta laporan masyarakat. Dengan data yang terpusat, identifikasi ATS dan APS menjadi lebih cepat dan tepat.
Menuju Pendidikan yang Inklusif
Pendataan digital ATS dan APS bukan sekadar menghimpun angka statistik. Ini adalah cara memahami kisah di balik setiap anak yang tak bisa menikmati bangku sekolah. Pendataan adalah fondasi kebijakan publik yang responsif dan berpihak. Melalui data yang kuat dan intervensi yang akurat, kita sedang menapaki jalan menuju Polman Cerdas melalui pendidikan yang inklusif.
Kolaborasi: Kata Kunci Mengatasi ATS dan APS
Masalah ATS dan APS bukan semata tanggung jawab Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Ini adalah persoalan kolektif yang memerlukan sinergi banyak pihak—dimulai dari keluarga, didukung pemerintah desa/kelurahan, serta melibatkan OPD lintas sektor, NGO, perguruan tinggi, dan tokoh masyarakat.
Pemerintahan Bupati H. Samsul Mahmud dan Wakil Bupati Hj. Andi Nursami Masdar berkomitmen kuat untuk menghadirkan pendidikan yang inklusif di Kabupaten Polewali Mandar—yakni pendidikan yang benar-benar untuk semua, tanpa diskriminasi.
Namun, komitmen tersebut membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Karena hanya dengan kepedulian dan kerja bersama, kita bisa menjamin bahwa tak satu pun anak Polewali Mandar tertinggal dari kesempatan untuk belajar dan tumbuh.