Reporter: Sudirman Syarif
TOBADAK, mandarnesia.com — Pencurian sapi dengan modus hanya mengambil potongan paha kembali marak di Kecamatan Tobadak, Mamuju Tengah beberapa bulan terakhir.
Menurut kesaksian masyarakat, kejadian serupa telah berlangsung sejak Tahun 2006, masyarakat pesimis untuk melapor ke pihak berwajib dikarenakan banyak kasus yang belum terungkap.
“Untuk sementara ini marak lagi. Tahun 2006 kemarin marak, berhenti, marak lagi, dan sekarang marak lagi,” kata Marsudi salah satu masyarakat yang menjadi korban pencurian sapi kepada mandarnesia.com, Kamis (22/8/2019) malam.
Sebelum kehilangan, sapi Marsudi yang diikat di belakang rumah, beberapa kali dicoba untuk dicuri.
“Sapi saya sendiri saya ikat di belakang rumah. Kejadian dua kali dicuri, berhasil diambil tadi malam, diambil pahanya saja. Jadi badan tinggal,” jelasnya.
Disampaikannya, ada 80 persen kasus penculikan sapi di daerahnya menggunakan mudos ini, hanya mengambil paha.
“Tadi sempat nelpon, tapi secara resmi (melapor ke polisi) ndak. Karena mungkin melihat kondisi begitu banyak kejadian tidak ada juga. Ya muda-mudahan bisa terungkap,” harapnya.
Kasat Reskrim Polres Mamuju AKP Syamsuriansyah meminta korban untuk melapor atas kasus tersebut.
“Arahkan untuk melapor… Pak Haji Marsudinya?… Bagaimana dasarnya kami mau lakukan proses kalau tidak ada laporan…,” kata Syamsuriansyah kepada mandarnesia.com melalui sambungan pesan pengantar whatsaap, Kamis (22/8/2019).
Kasus pencurian sapi yang diuggah di media sosial facebook, oleh pemilik sapi ditanggapi Syamsuriansyah.
“Suruh mi melapor dulu…jangan mi koar-koar di Medsos… Contoh kasus ada orang hilan motornya… dan mersa dirugikan maka ia melporkan kejadian tersebut,” jelasnya.
“Sampaikan maki pa Haji Marsudi… agar segera melapor… dan sekalian bawa saksi-saksinya… dan mudah-mudahan ada keterangan yang bisa menjadi awal titik terang kasus tersebut,” sambunya.
Foto: FB Haji Marsudi Marsudi