Pemkab Mamuju Jelaskan Penyebab Penolakan Jenazah PDP

Reporter: Sudirman Syarif

MAMUJU, mandarnesia.com — Tim gugus percepatan penaganan covid-19 Kabupaten Mamuju menjelaskan penyebab warga menolak pemakaman jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kecamatan Kalukku, Mamuju.

Kasus PDP yang dinyatakan meninggal dunia, Selasa (5/5) din hari di RS Regional Sulbar akhirnya dimakamkan di Jalan Soekarno Hatta, Mamuju. Almarhum dikebumikan di Mamuju setelah sebelumnya direncanakan dikebumikan di Kecamatan Kalukku di area pekuburan yang telah ditunjuk pemerintah provinsi.

Namun mempertimbangkan kondisi kamtibmas yang berpotensi terganggu karena sebagian masyarakat setempat menolak jenazah tersebut, akhirnya tim gugus tugas mencari solusi terbaik dengan memindahkan lokasi pekuburan jenazah ke pekuburan di Jalan Sukarno Hatta.

“Terkait reaksi masyarakat yang melakukan penolakan, kami sudah koordinasikan dengan kapolsek setempat dan beliau mengakui kondisi tersebut memang terjadi, walaupun sesungguhnya jika dilakukan berdasarkan protap, pihaknya siap mengamankan proses pemakaman jenazah tersebut,” kata juru bicara penaganan covid-19 Andi Rasmuddin, Selasa (5/5/2020) malam.

Namun dengan pertimbangan yang lebih bijaksana, sembari mencari solusi terhadap lokasi pekuburan yang diakui pemprov melalui juru bicara tim gugus tugas provinsi, bahwa penempatan lokasinya masih di lakukan proses, maka pemakaman jenazah dilakukan di Jalan Soekarno Hatta oleh BPBD Kabupaten bekerjasama dengan BPBD Provinsi yang masing-masing tergabung di Tim gugus tugas ditingkatan kabupaten Mamuju dan Provinsi Sulbar.

“Terkait sikap masyarakat yang melakukan penolakan dan dibeberapa daerah juga mengalami hal demikian, memang diakui adalah sebuah dilema besar yang masih perlu upaya bersama semua stakeholder untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa covid-19 adalah bencana nasional yang perlu disikapi, dengan lebih bijaksana,” jelasnya.

Selain itu komunikasi antar semua pemangku kepentingan ke masyarakat, perlu lebih digalakkan melalui pendekatan persuasif agar kondisi demikian tidak terus berulang.

“Dalam posisi ini tentu kita tidak boleh saling menyalahkan, karena memang semua kita dalam kondisi psikologi yang belum menentu akibat serangan pandemi corona, semoga situasi ini bisa segera pulih,” tutupnya.