Peluang dan Tantangan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Sulbar

Reporter: Sudirman Syarif

MANDARNESIA, Majene – Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Sulawesi Barat menggelar kuliah umum bertajuk Potensi, Peluang dan Tantangan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, Selasa (14/6/22).

Wakil Dekan II Fakultas Peternakan dan Perikanan Unsulbar Marsudi menyampaikan, potensi sumber daya alam di wilayah Sulawesi Barat sangat besar, khususnya di sektor perikanan.
Kerjasama atau sinergitas antara fakultas dinas terkait diantaranya bertujuan untuk dapat membangun kembali dan memulihkan perekonomian di Sulawesi Barat, khusunya dari sektor perikanan yang menurun saat pandemi.

Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan nota kesepemahaman antara jurusan Perikanan Universitas Sulawesi Barat dan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Barat.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Barat Prof. Fadli Syamsudin menyampaikan, peran Selat Makassar terhadap pembangunan sektor kelautan dan Perikanan Sulawesi Barat komponen utama sistem sirkulasi arus global. Vital dan strategis dalam konteks perubahan iklim dunia dan sebagai lintasan migrasi ikan tuna dari Pasifik menuju Samudera Hindia.

Gelombang yang ada di selat Makassar berdampak negatif, diantaranya munculnya penyakit ice-ice pada budidaya rumput laut, kenaikan permukaan air laut. Dampak positifnya di antaraya pengadukan nutrient.
Tantangan yang dihadapi di Wilayah Sulawesi Barat saat ini, yaitu sarana dan prasarana yang masih minim, seperti tidak adanya cold storage dan pabrik es.
Sedang peluang yang dimiliki, potensi perikanan tangkap di Sulawesi Barat luar biasa, perairan Mandar memiliki jenis ikan laut dalam yang sangat dibutuhkan masyarakat internasional, (Jepang kekurangan pasokan 20% ikan red snapper).
Sulawesi Barat termasuk wilayah yang dekat dengan calon ibukota baru, sehingga ke depan bisa menjadi pusat untuk distribusi bahan baku dan kebutuhan lainnya.

Selat Makassar sebagai jalur utama pelayaran nasional. Perairan di Sulawesi Barat tergolong perairan laut dalam yang memiliki komoditi ikan bernilai ekonomis tinggi. Potensi pengembangan industri garam rakyat di Pantai Barane. Energi terbarukan arus laut dan angin sepanjang pesisir Sulbar.

Perairan Sulbar juga menjadi kunci utama pemantauan perubahan iklim dunia. Sangat vital sebagai proxy perubahan iklim global.

Sejak 1997 sudah dimanfaatkan untuk riset internasional. Peran perairan Mandar yang sangat penting ini belum dimanfaatkan Sulbar.
Harapannya dapat membangun Marine Techno-Park dan International Marine Research center di lokasi yang potensial yaitu Tanjung Ngalo, Kabupaten Mamuju.