Olahraga Menyehatkan Otak: Lebih dari Kesehatan Fisik

Fiqram Iqra Pradana (CEO Manabrain Institute)

Oleh: Fiqram Iqra Pradana (CEO Manabrain Institute)

Di era modern ini, ketika kehidupan sehari-hari sering kali dipenuhi dengan stres dan tekanan, menjaga kesehatan otak menjadi semakin penting. Tekanan pekerjaan, tuntutan sosial, dan berbagai tantangan lainnya dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kognitif kita. Oleh karena itu, memahami bagaimana olahraga dapat membantu menjaga dan meningkatkan fungsi otak menjadi sangat relevan.

Selain itu, dengan meningkatnya angka harapan hidup, lebih banyak orang kini menghadapi risiko penurunan kognitif dan penyakit neurodegeneratif di usia lanjut. Olahraga menawarkan cara yang efektif dan alami untuk mengurangi risiko ini dan menjaga kualitas hidup.

Olahraga telah lama dikenal sebagai kunci untuk menjaga kesehatan fisik. Aktivitas fisik yang rutin membantu kita menjaga berat badan, meningkatkan kebugaran, dan mencegah berbagai penyakit. Namun, banyak orang mungkin belum menyadari bahwa manfaat olahraga tidak hanya terbatas pada fisik saja.

Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga juga memiliki dampak signifikan pada kesehatan otak. Olahraga dapat meningkatkan fungsi kognitif, memperbaiki suasana hati, dan bahkan melindungi otak dari penuaan dan penyakit neurodegeneratif.

Peningkatan Fungsi Kognitif dan Perlindungan dari Penyakit

Salah satu manfaat utama olahraga pada otak adalah peningkatan fungsi kognitif. Fungsi kognitif mencakup berbagai kemampuan mental seperti memori, perhatian, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang rutin berolahraga cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Neurology menemukan bahwa aktivitas fisik yang tinggi pada usia paruh baya berhubungan dengan kognisi yang lebih baik di kemudian hari. Olahraga membantu meningkatkan aliran darah ke otak, yang membawa lebih banyak oksigen dan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk fungsi otak yang optimal.

Normalnya otak membutuhkan 20 persen oksigen, 20 persen glukosa dan 20 persen darah. Selain itu, olahraga merangsang produksi faktor neurotropik yang berasal dari otak yang disebut Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF), protein yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel otak.

Olahraga juga dapat berperan dalam melindungi otak dari penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Penyakit-penyakit ini ditandai oleh degenerasi progresif sel-sel otak, yang mengarah pada penurunan kemampuan kognitif dan fungsi motorik.

Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit-penyakit ini, olahraga telah terbukti dapat memperlambat kemajuan mereka dan bahkan mengurangi risiko terkena penyakit tersebut.

Studi menunjukkan bahwa orang yang berolahraga secara teratur memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit Alzheimer. Olahraga membantu mengurangi peradangan dan stres oksidatif di otak, dua faktor yang berkontribusi pada perkembangan penyakit neurodegeneratif.

Selain itu, olahraga juga meningkatkan produksi neurotransmiter seperti dopamin dan serotonin, yang penting untuk fungsi motorik dan suasana hati.

Perbaikan Suasana Hati dan Kesehatan Mental

Selain manfaat kognitif dan perlindungan terhadap penyakit neurodegeneratif, olahraga juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental. Aktivitas fisik diketahui dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala depresi dan kecemasan.

Ketika kita berolahraga, tubuh kita melepaskan endorfin, yang sering disebut sebagai “hormon kebahagiaan” karena mereka dapat meningkatkan perasaan senang dan nyaman.

Selain endorfin, olahraga juga meningkatkan kadar neurotransmiter seperti serotonin dan norepinefrin, yang memainkan peran penting dalam mengatur suasana hati dan penghilang rasa nyeri. Beberapa studi menunjukkan bahwa olahraga bisa sama efektifnya dengan terapi obat dalam mengobati depresi ringan hingga sedang.

Selain itu, efek samping dari olahraga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan obat-obatan.