Olahan Ikan Siap Saji dari NPC ke Malunda

NPC Bergerak ke Malunda Bersama Mandarnesia.com (2)

Laporan: Tim

#Day2

Malunda, mandarnesia.com–Kerjasama yang terjalin antara Nusantara Palestina Center (NPC) dengan mandarnesia.com bergerak menuju Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Salah satu jenis bantuan yang didistribusi oleh NPC adalah olahan ikan siap saji yang dibeli dari indutri rumah tangga warga di Kelurahan Darma dan Desa Tangnga-tangnga, Kecamatan Tinambung, Polewali Mandar. Hal ini juga secara otomatis memberikan dampak pergerakan ekonomi yang langsung ke masyarakat.

Secara tidak langsung memberikan dampak ekonomi yang baik terhadap pekerja industri rumahan. Juga ini berdampak pada penjual campuran yang da di pasar Pekkabata dan Polewali di Polewali Mandar.

NPC dan Mandarnesia.com setelah sampai di Malunda langsung bergerak untuk mendistribusi logistik. Hari kedua pada malam sebelumnya kami mengemas sesuai dengan kebutuhan di Lingkungan Kayucolo, Kelurahan Malunda. Mereka mendirikan tenda di lerang bukit dan di atas bukit. Logistik tersebut dibawah oleh simpul tenda yang sebelumnya sudah kami kontak sebagai narahubung atas nama Rusman, pemuda yang juga terlibat di kegiatan Kemendasa. Karena pada jalur yang bersebarangan dengan jalur rute ke Kayucolo, ada juga pengngsi yang di Lingkungan Pao-pao yang mendirikan tenda, sehingga kami mendahulukan di Lingkungan Pao-pao karena rutenya mendatar, hanya melewati anak sungai kecil yang masih mengalirkan airnya.  Di sana mereka mendirikan tiga tenda terpal dengan jumlah KK sebanyak 6 orang. Terdiri dari satu orang manula, 4 balita, dan satu orang cacat yang terus terbaring, tidak mampu untuk berdiri menyambut kedatangan kami.

Pagi-pagi sekali kami didatangi beberapa warga setempat NPC dan Mandarnesia berposko, tepatnya di Lingkungan Kalorang, Kelurahan Lamungan Batu Belakang Polsek Malunda. Mereka datang meminta logistik seperti beras, air mineral, serta berbagai kebutuhan dasar mereka. Bila kebutuhan mereka tidak ada yang kami miliki, kami tawarkan logistik lain seperi olahan ikan siap saji yang di dalamnya termasuk paket standar dari NPC.

Termasuk yang mendatangi kami satu simpul pengungsi di wilayah Tappalang, kami tidak mengantarkannya karena jaraknya terlalu jauh, dan katanya mobil tidak bisa masuk ke lokasi pengungsiannya sehingga kami bersepakat meminta menjemput logistiknya. Dia datang dengan trail dan langsung membawa logistiknya menuju Tappalang kembali.

Setelah itu kami bersiap dengan menaikkan logistik ke mobil untuk bergerak cepat menuju lokasi titik terjauh yang ditempuh dengan berjalan kaki. Ada dua titik pengungsi yang kami tuju, Lingkungan Pao-pao dan Kayucolo. Kedua titik tersebut ditempuh dengan berjalan kaki, dengan jarak yang hampir sama, hanya medan yang berbeda.

Daerah yang disebut Kayucolo, ada 29 bayi dan balita yang ada di wilayah itu, mereka kesulitan mendapatkan susu formula serta selimut bagi bayi beserta minyak telon dan popok. Di Daerah itu juga terdapat dua orang hamil 8 dan 9 bulan, kami memberikan memang kebutuhan persalinannya kelak, seperti softex, susu bayi 0-6 bulan, selimut dan minyak telon dalam jumlah double, sebagai persiapan persalinan yang tidak menutup kemungkinan persalinannya bisa saja di tenda-tenda pengungsian.

Lebih dulu kami menuju Lingkungan Pao-pao, setiba di sana, hal pertama yang kami sapa adalah anak-anak balita yang sedang berkatifitas di sekitar tenda pengungsian, Hal ini dilakukan untuk memberikan terapi dan menyemangati mereka, semacam dorongan untuk kuat menghadapi peristiwa bersejarah dalam hidup mereka, meskipun usia mereka terbilang dini mengingatnya kelak. Sehingga mereka merasa diperhatikan. Semoga ini menjadi salah satu obat mujarab bagi mental dan psikis mereka sebagai anak-anak.

Setelah dari Pao-pao, kami kembali ke titik simpul logistik yang sebelumnya kami titip ke Saudara Rasman dan Jumali, keduanya pemuda desa yang tanggap dan kuat. Sudirman Syarif sebagai salah satu korban gempa di Malunda yang rumahnya juga tergolong parah dengan kemiringan yang hampir roboh, mereka adalah karib sejak dulu, sehingga tingkat trust-nya kepada keduanya terbilang tinggi. Kami pun tidak ragu menitipkan logistik yang lumayan banyak kepada keduanya.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Kayucolo masih dalam wilayah Kelurahan Malunda. Ditempuh dengan barjalan kaki sejauh lebih satu kilometer, dengan menandu logistik, dan membawanya melewati pematang sawah dan sutet (tiang linstrik besar) yang membelah pematang sawah dan area persawahan. Agak sedikit mendung, Allah SWT mengirimkan cuaca teduh mengiringi perjalan kami ke Kayucolo ke lereng bukit untuk membagikan logistik yang sudah disiapkan sebelumnya.

Setibanya di sana, kami disambut dengan ibu-ibu yang sedang menggendong anaknya, dua orang ibu hamil, kebanyakan yang datang merubung kami adalah perempuan, ada janda, ada juga yang ditinggal suaminya pergi merantau, dan para orang tua yang sudah agak renta. Mereka datang memperjuangkan kebutuhan hidupnya di bawah tenda-tenda pengungsian di atas bukit dan larengnya.

Khusus dua wanita hamil yang kami temui, kami memberikan perlengkapan persalinannya kelak, karena usia kehamilannya sudah menyentuh angka delapan dan sembilan bulan.

Setelah selesai membagi logistik di Kayucolo, kami kembali ke posko untuk mengangkut logistik menuju Maliaya, Mekkatta, Bambangan, Lombong, dan Lombong Timur. Menuju arah Utara, kendaraan roda empat yang kami kendarai di depan SMP 3 Mekattta. Seorang lelaki betubuh kekar berambut poni itu telah menunggu kami. Erwin membangun tenda bersama 30 kepala keluarga sekitar satu kilo dari jalan poros Majene-Mamuju.

Erwin bersama warga Desa Maliaya hampir sepekan tinggal di tenda pengungsian yang dibangun secara mandiri, pasca gempa mengguncang daerahnya, Kamis tanggal 14 Januari, sore itu. Lokasinya berbukit, kebun kakao warga cukup banyak yang kami lalui.

Perhatian kami tertuju pada seorang lelaki paru baya yang sedang berbaring persis di kandang kambing, aroma busuk kotoran kambing tak ia pedulikan. Mungkin itu menjadi tidur nyeyaknya usai was-was diguncang gempa dini hari.

Di bawah pohon kelapa, beberapa anak-anak sedang asik bermain bola, yang kadang-kadang harus membersihkan bolanya akibat terkena kotoran sapi. Di posko itu belasan ternak sapi milik warga juga ikut diungsikan.

Ada paket sembako yang dibagikan di posko itu, kebutuhan bayi, terpal, sarung, softex, minyak angin makanan siap saji, beras yang kami serahkan. Para warga bersyukur, atas kepedulian NPC yang turun langsung ke titik-titik pengungsian. Posko itu memang jarang mendapat bantuan, karena jauh dari jalan utama dan tak terlihat oleh kendaraan yang mengangkut bantuan.

Hampir sejam kami mengobrol dan memberikan sedikit motivasi kepada pengungsi, lalu kembali mobil. Kami menuju sebuah titik posko pengungsian lainnya di Dusun Tanga-Tanga, Desa Mekatta.

Tujuan posko kami, akses juga berada di perbukitan, sekitar dua kilometer dari jalan Trans Sulawesi. Kendaraan yang memuat logistik berbelok di samping Kantor Desa Mekatta. Di posko yang kami datangi ini, ada tiga dusun yang warganya mengungsi sejak hari Kamis pasca gempa, Dusun Samalio Utara, Dusun Tanga-Tanga, dan Dusun Aholeang.

Ada sekitar 20-an tenda yang terpasang di kiri kanan jalan menuju Desa Aholeang, sebuah desa yang dilaporkan satu keluarga tewas dan belum ditemukan, akibat tanah longsor.

Sejak mobil kami berhenti, warga yang menunggu bantuan mengalihkan perhatiannya ke kendaraan kami. Satu persatu bantuan yang kami masukan ke dalam kardus kami turunkan, dan menuju tenda pengungsian.

Paket makanan jadi, sarung, terpal, sabun, sikat gigi, beras, kebutuhan bayi seperti selimut, minyak kayu putih, susu, pempres, baterei, air meneral kami serahkan lalu secepatnya bergerak ke posko.

Kami menuju jalan Dusun Lemo, Desa Bambangan, sebuah desa yang juga terisolir karena longsor yang menutupi bahu jalan. Jaraknya sekitar 5 Koli meter dari Jalan Trans Sulawesi.

Karena akses jalan yang tidak bisa dilalui, kami memilih untuk berhenti dan menghubungi tiga orang warga yang mengungsi agar menemui kami di titik jalan longsor. Sambil menunggu mereka tiba, saya memperlihatkan puluhan titik longsor di sekitar gunung akibat dahsyatnya guncangan gempa. Beruntung, di wilayah tersebut tidak ada korban jiwa.

Suara sepeda motor dari balik bukit itu, perlahan mulai terdengar jelas, lalu menapakkan diri, orang yang kami tunggu telah tiba. Kami lalu menyampaikan, bahwa bantuan hanya akan disalurkan di titik itu, kami mohon maaf tidak bisa sampai di titik terjauh. Hal mereka yang pertama dicari adalah dua buah terpal yang kami bawa. Ia lalu mengambil dan berterima kasih, selama beberapa hari terakhir, Muslim dan keluarganya tidur kedinginan, karena tenda miliknya dibangun seadanya. Sama seperti di tempat lain, kami memberikan beras, makanan jadi, sarung, keperluan bayi, air minum, sabun, sikat gigi, odol, softex, vitamin, dan obat.

Titik terakhir kami untuk wilayah Utara, berada di Desa Lombong, dan Desa Lombong Timur, Kecamatan Malunda. Dua posko yang kami kunjungi, sangat bersyukur atas bantuan NPC.

Dua posko ini berada di sekitar perbukitan. Posisinya yang jauh dari jalan Trans Sulawesi, menyulitkan relawan untuk mendata para korban mendapatkan bantuan. Sepertinya yang dikatakan Dira, yang mereka terima hanya bantuan dari Pemerintah Desa yang sangat terbatas.

Titik selanjutnya yang kami tuju adalah tempat mengungsi disebut daerah Bukittinggi, di tempat ini kami menditribusi logistik kepada salah seorang ibu yang baru saja melahirkan di bawah tenda darurat kesehatan. Kami menyalurkan logistik berupa susu formula 0-6 bulan sebanyak 3 dos, selimut satu pack, olahan ikan siap saji, sarung, tiga botol minyak telon, minyak kayu putih dan perlengkapan mandi beserta puluhan sachet pembalut wanita. Laporan mengenai adanya warga Lingkungan Kalorang, Kelurahan Malunda, Kecamatan Malunda yang melahirkan Rabu, 20 Januari 2021 itu dilaporakan oleh Kepala Puskesmas Malunda Bapak Hamka. Dia mendatangi posko NPC dan Mandarnesia.com meminta bantuan tenda untuk persiapan ibu itu pasca melahirkan dan dipulangkan ke tempat ungsinya. Kami pun langsung mengemas kebutuhan standar bagi seorang ibu yang sudah melahirkan.

Kemudian di Bukit Tinggi yang dihuni ratusan pengungsi dari berbagai lingkungan, dusun dan kelurahan dari Kecamatan Malunda dan Ulumanda. Di situ kami mendistribsi untuk 17 KK dari Desa Lombong. Di dalamnya terdapat Pemimpin Redaksi Mandarnesia.com atas nama Busriadi Bustamin, yang rumahnya juga hancur lebur dihantam gempabumi berskala 6,2 Magnitudo.

Setelah paket seluruhnya kami distribusikan kami meninggalkan 10 karton air mineral gelas dan dua karton air mineral botol untuk digunakan penjaga posko dan warga sekitar posko NPC dan Mandarnesia. Kami kembali ke Polewali, menuju kantor Mandarnesia untuk membuat laporan ini. Titik paling akhir yang kami tuju ada di Salutambung, bantuan satandar dari NPC dan mandanesia. Seorang gadis kecil yang menghubungi Sudirman Syarief karena melihat postingannya di media sosial, bahwa kami akan bergerak menuju Malunda membawa sejumlah logistik. Sudirman merasa bahwa pengungsi ini sangat membutuhkan karena setiap saat di sela-sela mendrop logostik di Malunda selalu menelpon untuk diberikan bantuan logistik dan tenda.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya mewakili warga Sulbar, terkhusus warga Kecamatan Malunda, Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene dan warga TappalangĀ  Kubupaten Mamuju. Serta tidak lupa kami dari Mandarnesia.com menghaturkan terima kasih atas trust yang diberikan oleh NPC dalam menyalurkan bantuannya langsung ke warga terdampak. Semoga laporan ini sesuai harapan NPC dan kerjasama ini tetap bisa dilanjutkan untuk kegiatan kemanusiaan dan edukasi sesuai dengan visi dan misi Nusantara Palestina Centre (NPC) sebagai lembaga donor.