Nilai Tukar Petani Sulbar Meningkat

Penurunan Harga, Picu Inflasi Mamuju -
BPS Sulbar saat menyampaikan rilis di aular kantor BPS Sulbar, Selasa (2/5/2017) Foto: BUsriadi Bustamin/Mandarnesia.com

MAMUJU-Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) April 2017 sebesar 106,00, meningkat 0,53 persen dibandingkan NTP Maret 2017 sebesar 105,44.

Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 99,84, Subsektor Hortikultura (NTP-H) 105,84, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 112,19, Subsektor Peternakan (NTP-T) 103,25, dan Subsektor Perikanan 103,00. NTP Subsektor Perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 107,77 dan 94,66.

Hasil pemantauan konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya inflasi perdesaan di Sulawesi Barat April 2017 sebesar 0,25 persen, yang secara umum dipicu oleh meningkatnya indeks harga empat kelompok pengeluaran, yaitu indeks harga kelompok pengeluaran bahan bakar makan sebesar 0,48 persen, indek harga kelompok perumahan sebesar 0,10 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan 0,06 persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,13 persen.

Sementara itu, indeks harga kelompok pengeluaran sandang turun sebesar 0,05 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minumanan rokok, dan tembakau dan indekse harga kelompk pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga cenderung stabil.

Inflasi di daerah perdesaan terjadi di sepuluh provinsi di Indonesia, tertinggi di Papua sebesar 0,68 persen dan terendah di Kepulauan Riau sebesar 0,03 persen. Sementara itu, 23 provinsi lainnya mengalami inflasi perdesaan tertinggi di Gorontalo sebesar 1,39 persen dan terendah di Maluku 0,01 persen. Sulbar menempati urutan ke empat dari sepuluh provinsi yang mengalami inflasi perdesaan.

Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil rilis yang disampaikan pihak Badan Pusat Statistik Sulbar, Selasa kemarin.

#BusriadiBustamin