Oleh: Ahnaf Faruq Adi | Ditulis siswa Kelas IV SDIT Wildan Mamuju
Pagi di saat masih sekolah ngaji, tiba-tiba datang ayah menjemput, kenapa menjemput di tengah pembelajaran?
Saya akan menemaninya ke Mamasa, ya Mamasa salah satu dari 5 kota terdingin di Indonesia. Hmmm berarti aku harus menghadapi medan yang sangat dingin konon kalau pukul 11 malam, bisa sampai 18 derajat selsius. Sangat dingin bukan?
Pertama kali diajak ke Mamasa, senangnya bukan main, aku juga penasaran bagaimana dinginnya Mamasa.
Ayah masih singgah di kantor untuk jemput temannya, setelah jemput kami langsung lets’go dan mobil pun mulai jalan. Untuk menamani perjalanan kami beli snack, dan tak terasa aku tertidur dalam perjalanan ke Mamasa.
“Hooaam,” aku terbangun dan ternyata kami sudah di wilayah Mamasa.
Kami pun mulai mencari masjid untuk salat di perbatasan Mambi. Setelah salat kami pergi cari makan di warung Mama Putri, aku makan sate dan lontong, setelah makan, kami kembali jalan dan aku pun tertidur kembali.
Aku terbangun kembali saat sudah sangat dekat dengan Mamasa, melewati jalan yang rusak, berlubang. Daerah tersebut dinamakan Rantebulahan Timur, alhamdulillah bisa dilewati.
Akhirnya kami memasuki Kota Mamasa, kami ke kantor KPU Mamasa, setelah dari situ pergi cari hotel untuk menginap. Kami menginap di penginapan Nusantara dan yah bagus.
Dari situ kemudian kami pergi cari masjid untuk salat magrib dan airnya bbbrrrr sangat dingin, setelah salat kami pun cari makan. Yah kami masih di Mamasa pada hari Jumat, berwudhu untuk salat saja di siang hari itu airnya brrrrr lumayan dingin, yah aku harus berusaha terbiasa dengan air dingin.
Lalu aku melihat ayah mengira seseorang itu temannya, ternyata bukan, hehehehe agak lucu sih.
Siang itu aku kembali tidur.
Setelah bangun kulihat sekeliling hampir semuanya berkabut, wow amazing, memang pantas Mamasa jadi tempat wisata, dinginnya, pemandangannya meskupun aku mendapati jalanan berlubang, mobil goyang-goyang dan itu sangat seru, tetapi lagi-lagi aku tertidur lagi.
: redaksi@mandarnesia.com