Menganggur dan Makin Miskin Gara-gara Corona

Oleh: Pertiwi Tanihaha

(Statistisi di BPS Provinsi Sulawesi Barat)

WABAH virus corona berefek mematikan pada berbagai sendi kehidupan masyarakat. Dampaknya sangat buruk, namun masih saja ada orang yang menganggap pandemi ini hanyalah ilusi bahkan konspirasi. Padahal akibat dari covid-19 ini benar-benar nyata. Hingga saat ini trend penambahan jumlah kasus covid-19 masih terus menanjak.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan adanya penambahan kasus sebanyak 8.232 kasus baru terkonfirmasi positif Corona per 26 Februari 2021. Dari penambahan ini, total kasus terkonfirmasi positif Corona di Indonesia menjadi 1.322.866 kasus. Sementara itu, ada penambahan kasus sembuh sebanyak 7.261 orang. Sehingga total kasus sembuh sebanyak 1.128.672 orang. Sedangkan kasus meninggal dunia bertambah 268 kasus, sehingga total kasus meninggal dunia sebesar 35.786 kasus.

Demi menekan penyebaran virus, pemerintah terus mendorong masyarakat untuk tetap melakukan social distancing. Warga diminta menjaga jarak antara satu sama lain. Beberapa negara bahkan memberlakukan lockdown untuk membatasi pergerakan penduduknya. Di Indonesia, pemerintah pun menerapkan kebijakan serupa yang kita kenal dengan PSBB. Upaya-upaya pembatasan pergerakan penduduk tentunya sangat berpengaruh pada perekonomian.

Mobilitas masyarakat yang merupakan kunci pertumbuhan ekonomi menjadi berkurang drastis sehingga menyebabkan ekonomi tertekan. Lapangan kerja berkurang, pengangguran meningkat, sehingga wajar jika kemiskinan bertambah.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Barat telah mengumumkan perkembangan tenaga kerja di Sulawesi Barat melalui rilisnya pada tanggal 5 November 2020. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi Barat tercatat sebesar 3,32 persen atau sebanyak 23,13 ribu orang pada Agustus 2020. Berbeda dengan trend periode sebelumnya yang menunjukkan penurunan, TPT pada periode ini meningkat 0,34 persen poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, TPT Laki-laki meningkat 0,83 persen poin dan TPT perempuan menurun 0,46 persen poin.

Kondisi saat ini berbeda dari sebelumnya dimana biasanya TPT perempuan lebih tinggi daripada laki-laki dengan selisih yang tidak sedikit. Pada Agustus 2020, TPT perempuan hanya lebih tinggi 0,04 persen poin dibandingkan laki-laki, sedangkan tahun sebelumnya selisihnya mencapai 1,33 persen poin. Hal tersebut bisa menjadi indikasi bahwa saat perekonomian digempur pandemi, banyak perempuan yang ikut menjadi tulang punggung agar dapurnya tetap ngebul.

Fakta lainnya adalah penyebaran virus corona lebih berpengaruh pada masyarakat di perkotaan dibandingkan pedesaan. Penduduk usia kerja yang terdampak di perkotaan sebesar 18,43 persen, lebih besar dibandingkan di pedesaan. Hal ini menunjukkan wabah corona lebih mengganggu usaha atau sektor-sektor yang ada di perkotaan. Sementara kondisi di pedesaan dapat dikatakan lebih tahan terhadap gempuran Covid-19.

Ada sebanyak 120,52 ribu dari 991,72 ribu penduduk usia kerja di Sulawesi Barat yang terdampak covid-19 atau sekitar 12,15 persen. Pandemi telah membuat 4,52 ribu orang menjadi pengangguran, 3,15 ribu menjadi bukan Angkatan kerja, 7,02 ribu sementara tidak bekerja, dan 105,83 ribu tetap bekerja namun dengan pengurangan jam kerja. Pengangguran bertambah, dan banyak penduduk yang mengalami pengurangan jam kerja, maka tidak heran kemiskinan pun meningkat.

Sama halnya dengan TPT, trend penurunan kemiskinan di Sulawesi Barat juga terpatahkan gara-gara wabah virus corona. Meskipun sempat beberapa kali mengalami kenaikan, namun secara umum angka kemiskinan di Sulawesi Barat terus menurun. Kenaikan penduduk miskin terakhir kali terjadi pada Maret 2018. Saat itu, jumlah penduduk miskin mencapai 151,78 ribu orang atau naik 11,25 persen ketimbang September 2017. Namun, setelah Maret 2018 jumlah penduduk miskin terus menurun. Hingga melonjak kembali pada September 2020.

Pada Selasa (15/2/2021), Kepala BPS Sulawesi Barat Agus Gede Hendrayana Hermawan mengumumkan jumlah penduduk miskin di Sulawesi Barat per September 2020 adalah 159,05 ribu jiwa. Jumlah ini setara dengan 11,50% dari total populasi. Profil kemiskinan di Indonesia dirilis dua kali dalam setahun yaitu pada Maret dan September.

Dalam waktu 6 bulan penduduk miskin di Sulawesi Barat telah bertambah 7,03 ribu penduduk dari periode Maret 2020. Jika dibandingkan dengan September 2019, jumlah penduduk miskin Sulawesi Barat bertambah 7,18 ribu orang. Dan ini menjadi peningkatan kemiskinan tertinggi dalam beberapa tahun silam dimana sebelumnya peningkatan kemiskinan tertinggi terjadi pada Maret 2017 sebesar 11,30 persen.

Semua kondisi tersebut membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat. Pendapatan masyarakat berkurang. Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi lesu karena penurunan daya beli. Selain pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang melemah, harga eceran komoditas pokok yang naik turut memperparah keadaan.

Akibatnya, tak hanya jumlah penduduk miskin yang bertambah. Kedalaman dan keparahan kemiskinan pun meningkat. Per September 2020, indeks kedalaman kemiskinan naik dari posisi 1,89 poin pada Maret 2020, menjadi 1,95 poin. Indeks keparahan kemiskinan juga meningkat dari 0,48 poin menjadi 0,55 poin.

Pemerintah telah berupaya untuk melawan efek buruk covid-19. Berbagai stimulus dan bantuan sosial sudah dikucurkan. Segala daya dan upaya dilakukan agar masyarakat mampu bertahan di saat sulit ini. Namun, Lebih daripada itu, yang lebih utama adalah bagaimana menghilangkan akar masalahnya.

Virus yang telah menggerogoti sistem kesehatan, mendisrupsi ekonomi dan menimbulkan kekhawatiran serta ketidakpastian situasi saat ini harus kita lawan bersama-sama.

Pemerintah sedang melaksanakan program vaksinasi Covid-19 yang ditargetkan selesai akhir tahun ini. Meskipun demikian, tidak berarti kita bebas mengabaikan protokol kesehatan 3M. Walaupun tingkat kesembuhan tinggi namun penularan virus corona tidak sepatutnya diremehkan.

Marilah kita membantu pemerintah mengoptimalkan pemberantasan Covid-19 dengan tetap menjaga jarak, memakai masker, dan rajin mencuci tangan pakai sabun.*

Foto: Katadata.com