Menakar Kepemimpinan Habsi-Irwan di Mata Amran HB

Reporter: Sudirman Syarif

MAMUJU, mandarnesia.com — Kepemimpinan Habsi Wahid dan Irwan SP Pababari menyisakan beberapa bulan lagi sebelum memasuki masa cuti, sebagai tahapan dalam Pilkada Tahun 2020.

Habsi-Irwan akan kembali bertarung di Pilkada mendatang untuk bisa kembali memimpin Kabupaten Mamuju di periode Kedua, 2020-2025.

Kepemimpinan Habsi-Irwab memimpin Mamuju melahirkan banyak penilaian dari sudut pandang yang berbeda-beda.

Dintaranya, tokoh muda Sulbar Amran HB. Akademisi yang juga merupakan seorang ustadz, melihat Habsi-Irwan telah berhasil memimpin Mamuju dari beberapa indikator.

“Jadi untuk menilai suatu kepemimpinan, berhasil atau tidak, itu dari publik service atau ada di layanan publik. Karena dalam kurung waktu 4 tahun ini, pelayanan publik di Kabupaten Mamuju ini di beberapa sektor itu sudah mulai kelihatan,” katanya, Jumat (13/3/2020).

Penilaian kedua dipersoalan dasar. Persoalan mendasar ada di kebutuhan masyarakat. Persoalan pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lain-lain juga sudah mulai kelihatan. Menurutnya, mengukur tingkat keberhasilan suatu kepemimpinan, dasarnya dilihat dari sisi mana? Dari sisi sosiologi, dari sisi politiknya atau dari sisi apa.

“Dari sisi sosiologi, saya katakan bahwa layanan publik yang dimunculkan Habsi-Irwan dalam kurung waktu 4 tahun ini kelihatan. Terus kalau kita lihat dari sisi kacamata politik. Kalau kita bicara politik ada perbandingan dalam kurung waktu 1 periode, belum mengakomodir semua kepentingan dan semua keinginan,” ungkapnya.

Ia menilai, akan banyak kepentingan, banyak keinginan yang belum terpenuhi dalam kurung waktu 4 tahun. Tetapi kalau dilihat dari sisi sosiologisnya, dasarnya sudah kelihatan sesungguhnya.

“Sehingga saya katakan bahwa keberhasilan di beberapa sektor kepemimpinan dalam kurung waktu 4 tahun ini memang sudah memperlihatkan hasil. Tetapi tentu hasil ini tentu tidak semuanya bisa kita lihat, yang bisa kita katakan maksimal,” ujarnya.

Karena dalam kurung waktu 4 tahun, bukan waktu yang ideal untuk memenuhi tujuh hak dasar yang harus dipenuhi. Hak rasa aman, pendidikan, hak kesehatan, hak pasar, hak inprastruktur, dan lain.

“Ini tidak mungkin terpenuhi semua. Tetapi yang paling mendasar hari ini, kita lihat akses masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, untuk mendapatkan layanan kesehatan, untuk mendapatkan pasar, ini kelihatan. Meskipun belum maksimal,” tutunya.

“Jadi saya kira seperti itu penilaian saya sebagai akademisi, sebagai warga Memuju yang hidup dan merasakan kepemimpinan Habsi-Irwan dalam kurung waktu 4 tahun terakhir ini,” sambungnya.

Mencontohkan layanan masyarakat yang berhasil, ia yang bergerak di bidang badan akreditasi madrasah, tahu persis ada upaya Pemerintah Kabupaten Mamuju untuk memperbaiki delapan standar layanan pendidikan yang selama ini tidak pernah kelihatan. Jadi ada dalam pelayanan standar pendidikan, sehingga bisa dinilai sesuatu layanan pendidikan bermutu.
Ada upaya maksimal yang dilakukan.
“Tapi tentu saya katakan, waktu yang sangat singkat ini, ndak mungkin diselesaikan semua.”

“Tidak ada kepemimpinan modern hari ini yang bisa menyelesaikan program jangka panjang dalam kurung waktu yang sangat singkat. Saya pernah di Australia, tidak ada program yang dilaksanakan oleh Pemerintah yang tidak terukur,” imbuhnya.

“Sehingga terkadang visi misi, mimpi-mimpi dalam satu periode tidak terpenuhi. Kenapa, karena waktunya terlalu panjang. Pesan saya ke depan, siapapun yang menjadi calon di Pilkada Mamuju mendatang, buatlah visi misi yang terukur 5 tahun ke depan,” tutupnya.