Nasehat Sang Kiai sangat betul, kita mungkin termasuk di antara orang yang merasa sibuk, sehingga tidak bisa menyediakan waktu untuk mengisi jiwa, memperkaya rohani melalui kegiatan-kegiatan yang mencerahkan.
Kita menggunakan dalih sibuk sehingga tidak pernah merasa punya waktu lagi, untuk baca buku, mendengarkan ceramah-ceramah yang menyejukkan, ikut pengajian yang dapat menambah wawasan keilmuan kita, dan kegiatan-kegiatan lain yang bisa mengasah rohani dan jiwa kita.
Hal-hal seperti itulah yang harus kita jadikan juga sebagai sebuah kesibukan, jangan hanya hal-hal yang bersifat material, kita jadikan sebagai sebuah kesibukan. Disinilah pentingnya untuk bertawazun atau keseimbangan dalam beragama.
Kita akan menjadi makhluk yang pincang dalam memaknai kehidupan, bilamana kita terlalu fokus atau berorientasi kepada hal-hal yang sifatnya material. Mestilah kesibukan-kesibukan tersebut dilandasi dengan hal-hal yang sifatnya spritual, supaya kita tidak mengalami kebangkrutan dalam beragama.
Kita sebagai manusia perlu juga selalu memberikan siraman untuk rohani kita, supaya peka atau bersinar, seperti kata Al Gazali bahwa rohani kita ini ibarat gelas atau kaca, kalau tidak pernah kita lap tentu akan kabur, dan kita tidak bisa bercermin terhadap kaca yang kabur, perlu kita asah rohani dengan amalan-amalan yang baik, zikir, wirid-wirid yang bisa membersihkan rohani kita. Dengan kata lain, rohani ini perlu santapan yang bergizi, supaya bisa menjadi rem terhadap kegiatan-kegiatan yang sifatnya duniawi yang kita lakukan setiap hari.
Hanya saja sering kita kurang peka terhadap pencerdasan rohani, tidak sama dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya material karena nampak oleh pandangan mata, disinilah perlunya kita selalu melakukan perenungan bahwa kita ini adalah manusia, bukan hanya sebagai makhluk jasmani tetapi juga makhluk yang punya sisi-sisi spritual.
Jangan sampai kita seperti yang disindir oleh Al-Qur’an “Fa Aina Tadzhabun”, hendak kemana kamu, ini adalah sindiran Tuhan terhadap orang yang salah dalam melakukan perjalanan di dunia ini, mereka berjalan di tempat yang salah, karena mereka tidak berjalan di atas petunjuk Tuhan yang sudah dipersiapkan untuk manusia.
Bumi Pambusuang, September 2023