Melepas Zona Nyaman Mudik Menuju Aparatur Negara yang Amanah

Netizen : Ashriady*

Mudik atau pulang ke kampung halaman adalah sesuatu yang menyenangkan, momentum melepas kerinduan dengan sanak keluarga ini seakan menjadi penyemangat bagi sebagian orang yang telah disibukkan dengan aktifitas pekerjaan dunia.

Mudik lebaran 1440 H bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) telah ditetapkan pemerintah selama 9 hari, yaitu tepatnya 1 – 9 Juni 2019. Waktu ini dalam hitungan jumlah hari terbilang cukup, jika ingin digunakan berinteraksi dengan keluarga akan tetapi dalam perjalanannya rasa-rasanya masih terasa kurang terutama mereka yang bertugas di luar Provinsi.

Bagi sebagian ASN yang diberikan kecukupan dana, menambah libur dengan mereschedule jadwal keberangkatan adalah hal yang mudah untuk dilakukan. Sebagaimana hal ini banyak dilakukan oleh sebagian mereka yang taat perintah atasan dengan menghadiri upacara kelahiran Pancasila, tanggal 1 Juni 2019 yang lalu.

Bagi seorang muslim yang baru ditempa dengan ketaatan di Bulan Ramadhan berusaha mengurungkan semuanya. Orientasi para perindu surga ini, tidak hanya sekedar untuk menyenangkan hati atasan mereka atau menghindari sanksi disiplin pegawai sebagaimana Surat yang ditandatangani Menteri PAN RB, Syafruddin.

Isi surat tersebut meminta para pejabat pembina kepegawaian, baik instansi pusat atau daerah untuk memantau kehadiran ASN pada hari pertama masuk kerja setelah cuti bersama hari lebaran, yaitu pada tanggal 10 Juni 2019.

Bahkan sebuah Pemerintah Kabupaten akan menerapkan sanksi bertingkat dengan rujukan utama dari PP 53 tahun 2010. Selanjutnya akan dilakukan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 persen bagi yang tidak masuk hari pertama, 50 persen pemotongan bagi yang tidak masuk hari kedua, dan yang tidak masuk hingga hari ketiga, tunjangan kinerjanya akan dihilangkan 100 persen.

Semoga saja para pejuang Ramadhan ini lebih takut dengan pantauan Allah Subhanahu Wata’ala dibanding pantauan pejabat pembina kepegawaian tersebut. Mempertahankan kemenangan dan kesucian yang diperoleh di Bulan Ramadhan dari niat-niat yang dapat menodai nilai-nilai ketaatan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, dalam kacamata orang-orang yang beriman tentu saja jauh lebih penting.

Bekerja sebagai ASN adalah sebuah anugerah dari Allah Subhanahu Wata’ala, dimana seorang muslim dituntut untuk amanah dalam melakukan pekerjaan tersebut. Sebagaimana Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu sedangkan kamu mengetahui”  (Al-Anfal : 27)

Saudaraku seiman, mari membuktikan keberhasilan Ramadhan kita. Seorang mukmin yang senantiasa terdepan mencontohkan kebaikan bagi orang-orang disekitarnya, berusaha bersabar melepas zona nyaman mudik sebagaimana  kesabaran menahan nafsu dan dahaga selama Bulan Ramadhan. Bukankah kenyamanan sejati masih menunggu kita disurgaNya?.

Saudaraku, kami bukanlah yang terbaik. Tulisan ini pun dibuat bukan untuk mengkritik atau mencela siapapun tetapi sebagai bahan motivasi bagi diri pribadi agar bisa menjadi ASN yang lebih baik.

Perbanyak berdoa di sepanjang perjalanan, karena doa orang-orang yang bersafar, mudah diijabah oleh Allah. Semoga niat baik ini dimudahkan, dilancarkan selama perjalanan dan dipertemukan pada tanggal 10 Juni 2019 di tempat kerja masing-masing.

Jangan lupa mendoakan kebaikan untuk instansi, institusi atau lembaga masing-masing, semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa bersama kita dan memberikan keberkahan di dalamnya.

“Taqobbalallahu minna wa minkum” Semoga Allah menerima amal kita semua dan mengampuni segala dosa kita. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H

Watampone, 03 Syawal 1440 H

*Staf Pengajar Poltekkes Kemenkes Mamuju