Masjid Dibangun Hasil Patungan Warga, Dirubuhkan

Reporter: Sudirman Syarif

MALUNDA, mandarnesia.com — Sebuah alat berat bersusah payah meruntuhkan Masjid Nurul Huda Banua yang berada di Kecamatan Malunda, Majene. Masjid yang dibangun secara bertahap, dikhawatirkan dapat membahayakan warga jika tak diratakan.

Gempa berkekuatan 6,2  Magnitudo, 15 Januari lalu diketahui telah menewaskan belasan orang di Malunda dan menyebabkan setidaknya ratusan rumah warga, perkantoran, sekolah dan rumah ibadah mengalami kerusakan.

Seperti Masjid Banua. Sebelum dirubuhkan, bagian-bagian yang masih bisa digunakan, diselamatkan dari puing-puing, untuk memenuhi kebutuhan bangunan masjid darurat yang dibangun di dua titik di wilayah tersebut.

Kubah masjid yang berhasil dirubuhkan, setelah beberapa jam di dorong menggunakan alat berat

Ketua Pembangunan Masjid Nurul Huda Banua Sudirman menyampaikan, bagunan dirubuhkan setelah rapat dengan beberapa masyarakat. Hasil rapat yang juga melibatkan arsitek, kemudian diputuskan untuk dirubuhkan.

“Karena bangunan sudah tidak layak ditempati. Jadi harapan kami selaku panitia, mudah-mudahan Pemerintah bisa membantu dalam hal melanjutkan pembangunan ini, termasuk para dermawan yang ingin membantu dalam melanjutkan pembangunan masjid,” kata dia, Jumat (9/4/2021).

Bencana alam yang berpusat di Malunda telah menjadi nestapa bagi warga. Banyak harapan, di bulan penuh ampunan ini, dapat melaksanakan ibadah secara khusyuk di masjid. Ramadan dan Lebaran sebelum berlalu kurang berarti, sebab ibadah hanya dilakukan secara mandiri, salat Tarawih, dan salat Idul Fitri dilaksanakan di rumah masing-masing akibat pembatasan wabah Covid-19.

“Untuk memenuhi kebutuhan ibadah warga, kami membuat dua masjid sementara untuk memuat jamaah yang ada di sini. Jadi ada dua tempat, ada dua masjid sementara yang sementara kami bangun,” ujar Sudirman.

Lokasi masjid lama tidak akan digunakan warga untuk beribadah di Bulan Ramadan. Pembangunan masjid menunggu peran pemerintah dan para donatur. “Proses pengerjaannya kita tidak tahu sampai berapa tahun, baru bisa dibangun seperti ini. Mudah-mudahan secepatnya,” ungkap dia.

Masjid Nurul Huda Banua menjadi masjid kebanggaan bagi generasi ke generasi. Dibangun di awal Tahun 1980-an, seiring perkembangan waktu, masjid banyak mengalami renovasi. Sebelum gempa, masjid ini memiliki empat tiang berukuran besar yang menyangga kubah.

Masjid tersebut juga pernah mewakili Kabupaten Majene untuk lomba rumah ibadah tingkat provinsi Tahun 1995 memperingati kemerdekaan Indonesia. Kala itu, Sulbar masih berada di wilayah  Provinsi Sulawesi Selatan.

Berjalannya waktu, jemaah yang semaki bertambah, sehingga masjid diperluas di Tahun 2021, dan jadilah masjid dengan ukuran 20 kali 20 yang kini menyisakan puing-puing.

“Masjid ini hasil patokan, hasil dari kumpul-kumpul uang masyarakat. Seketika mengalami keretakan dan tidak bisa di tempati lagi setelah gempa. Kami sangat merasa sedih, karena masjid ini tidak lahir begitu saja, ada proses yang amat panjang dan bertahun-tahun,” tutupnya.