Oleh: Rahmaniah, S.K.M., M.P.H (Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat)
SAAT ini masyarakat dunia terhentak dengan munculnya penyakit baru yang pertama kali terdeteksi berasal dari Provinsi Huabei Wuhan, China. Kemudian menyebar dengan cepat ke banyak negara di dunia termasuk Indonesia. Bahkan oleh World Health Organization (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020 disebut sebagai pandemi global.
Ini berarti bahwa infeksi karena virus corona atau Coronavirus Desease-19 /Covid-19 diartikan sebagai masalah yang telah menyebar ke seluruh dunia.
Di Indonesia penderita yang positif Covid-19 per tanggal 19 Maret 2020 dilaporkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPT) sebanyak 309 orang, dengan kasus meninggal sebanyak 25 orang atau 8,09 persen kasus kematian dari total pasien yang dirawat, ini tersebar di berbagai provinsi.
Penderita terbanyak berasal dari Provinsi DKI Jakarta sebagai pusat Ibu Kota Indonesia, dengan mobilitas penduduk yang sangat tinggi. Jika dibandingkan dengan jumlah positif covid-19 saat pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020 lalu yaitu hanya 2 orang, berarti penderita movid-19 melonjak sangat signifikan.
Di Sulawesi Barat sendiri, belum ada terlaporkan pasien positif covid-19, hanya saja masyarakat sejak saat ini harusnya mempunyai perhatian yang serius untuk mencegah agar jangan sampai terjangkit penyakit ini. Banyak upaya pencegahan/preventif yang bisa dilakukan masyarakat, di antaranya adalah dengan menjaga asupan makanan dengan gizi seimbang.
Gizi seimbang diperlukan agar tubuh memiliki sistem imun yang optimal dan dengan itu diharapkan tidak mudah terinfeksi virus. Begitu pun sebaliknya, kurang gizi menjadikan pertahanan tubuh lemah yang akhirnya mudah terkena infeksi.
Secara umum concern gizi seimbang ditinjau dari segi isi piring makanan sekali makan dengan memperhatikan asupan makanan pokok, lauk pauk, buah-buahan dan sayuran. 50 persen atau separoluh dari total makanan isinya adalah sayur dan buah dan 50 persen atau separuhnya lagi berupa makanan pokok dan lauk pauk. Namun porsi sayuran harus lebih banyak dari porsi buah dan porsi makanan pokok lebih banyak dari porsi lauk pauk.
Jika dilihat dari segi asupan makanan berupa sayur, sebagian dari masyarakat Sulawesi Barat masih kekurangan konsumsi sayur, padahal banyak sayur yang gampang dibudidayakan dan mudah ditemukan di sekitar kita, seperti misal sayur daun kelor.
Daun kelor memiliki nilai gizi tinggi, vitamin C 7 kali lipat dibanding jeruk segar, vitamin A 4 kali lipat lebih tinggi dari wortel, kalsium 4 kali lipat lebih tinggi dari susu, protein 2 kali lebih tinggi dari yogurt, zat besi 3 kali lebih tinggi dari daun bayam dan nilai gizi lainnya.
Menurut dokter Steffi Sonia yang bekerja pada Departemen Ilmu Gizi Universitas Indonesia, zat gizi yang berperan dalam pertahanan tubuh terhadap virus adalah vitamin A, B, C, D, E, Asam lemak omega-3, selenium, seng, zat besi, dan tembaga dan beberapa zat gizi tersebut terkandung dalam sayur daun kelor dalam jumlah yang sangat tinggi.
Untuk itu, perlu ada kesadaran dari masyarakat untuk menanam sayuran ini di pekarangan rumah dan menjadikannya sebagai menu dalam makanan yang tentunya juga harus diiringi dengan mengonsumsi sayuran jenis lainnya karena setiap makanan terdapat kandungan gizi yang berbeda-beda.
Cegah covid-19 mulai dari asupan makanan bergizi setiap hari dan diserta dengan upaya pencegahan lainnya yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) berupa (1) melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor, (2) menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut.
(3) merapkan etika batuk/bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah, (4) pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker, dan (5) menjaga jarak minimal 1 meter dari orang yang mengalami gejala gangguan pernapasan.