Langka, Suami-Istri Promosi Doktor Bersamaan

POLEWALI, Mandarnesia.com-Hal langka kembali terjadi. Kali ini, pasangan Muh. Rusdi Umar dan Nurfiah Anwar mendapat gelar promosi doktor di hari yang sama. Namun, hanya berbeda jam.

Muh. Rusdi akan mendapat gelar promosi doktor pada Selasa, 29 Januari 2018 pukul 13.00 Wita. Sedangkan istrinya, Nurfiah Anwar lebih awal, pukul 08.30 Wita. Gelar doktor ini akan berlangsung di Ruang Ujian Promosi Gedung Lantai Satu Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Samata-Gowa.

Muh. Rusdi Umar kelahiran Lampa, 8 Juni 1978, menulis resume disertasi “Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Kegiatan Rohani Islam untuk Menyiapkan Generasi Anti Radikalisme pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Makassar Perspektif Pendidikan Agama Islam.” Nurfiah Anwar menulis disertasi berjudul “Efektifitas Pelaksanaan Regulasi Zakat sebagai Pengurang Penghasilan kena Pajak pada KPP Makasssar Barat.”

“Kegiatan ROHIS pada sekolah umum, mestinya bisa menjadi pesantren mini yang berkesinambungan pembinaan karakter nya. Dengan menggunakan panduan resmi sesuai aturan, Kementerian Agama punya Direktorat PASI hingga ke wilayah ada Kanwil Kemenag yang memiliki bidang khusus PAIS (coba di cek di www.kemenag.go.id), yang garapannya khusus Pembinaan PAIS yang selama ini sudah banyak kegiatannya, dari kegiatan level daerah hingga nasional,” tutur Muh. Rusdi, salah satu Staf Kakanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Selatan, melalui via WhatsApp, Selasa (29/1/2019).

Menurutnya, jika ingin ditelusuri lebih jauh, kuantitas peserta didik muslim/muslimah yang ada di sekolah umum khusus jenjang SMU/SMK sangat potensial. Dan bisa jadi, jumlahnya melebihi peserta didik baik di madrasah maupun santri di pondok pesantren.

“Apabila di madrasah dan Pondok Pesantren tersebut penanaman nilai-nilai pendidikan karakter Insya Allah, tidak akan menemui kesulitan. Karena dominan kegiatan belajar mengajar mereka bermuara pada kesadaran beragama dengan akhlak mulia yang telah terbingkai dalam kegiatan belajar mengajar serta aktivitas madrasah dan kepesantrenan,” ujar Sekjen PP Forum Komunikasi Alumni Petugas Haji Indonesia (FKAPHI) ini.

Namun, bagi peserta didik yang ada di sekolah umum khususnya umat Islam, perlu dukungan lebih serius lagi. Karena pontensi jumlah mereka yang luar biasa.

“Kenyataan inilah yang membuat saya mencoba mengawali penelusuran, terkait potensi radikalisme yang bisa masuk di kalangan generasi muda terpelajar. Kiranya, bisa dilakukan maping upaya menangkal potensi radikalisme di kalangan peserta didik terkhusus di lokasi penelitian saya di SMKN 4 Makassar,” ungkap Muh. Rusdi.

“Jadi sebagai salah satu bagian dari kegiatan Rohani Islam (ROHIS) yaitu sanlat atau pesantren kilat, kalau dimungkinkan ke depan pesantren kilat menjadi pesantren mini yang tidak kilat di sekolah umum,” tutup anak dari Alm. KH. Umar Mappeabang.

Ketfot: Muh. Rusdi Umar bersama istri Nurfiah Anwar

Reporter: Busriadi Bustamin