Kisah Pengantin Ijab Kabul di Puskesmas

MAJENE,Mandarnesia.com-Menjadi perbincangan hangat warganet dan viral, membuat reporter media ini tak sabaran menemui sepasang kekasih, yang harus melangsungkan ijab kabulnya walaupun dalam terbaring sakit.

Pernikahan itu, berlangsung di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Malunda, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulbar, sekitar pukul 12.50 Wita, Sabtu (2/2/2019) kemarin.

Akad nikah itu, terpaksa dilangsungkan di PKM Malunda lantaran mempelai laki-laki jatuh sakit sehari sebelum acara ijab kabul.

Saat media ini tiba di PKM Malunda, kondisi Padli (18) masih belum pulih total. Di temani sang ayah Abdul Rauf (44), sembari memijat-memijat badan Padli anak ketiga dari lima bersaudara.

Istri dari Nurliah (43) ini bercerita, ketika anaknya ingin melangsungkan pernikahan, Jumat (1/2/2019) sekitar pukul 10.00 Wita Padli mulai demam dan kepala Padli mulai terasa sakit. Malam harinya, ketika acara melattigi kondisi Padli semakin tak karuan.

“Dia didampingi terus karena badannya sangat lemas. Panasnya juga semakin tinggi,” kata Rauf atau sapaan akrab Papa Pajrin, di ruang Anggrek I berukuran kurang lebih 3,5 x 5 meter itu.

Melihat keadaan Padli semakin memburuk, ke esokan harinya Sabtu (2/2/2019), Rauf berinisiatif membawanya ke PKM Malunda pada pukul 07.00 Wita. Ia pun meminta pihak keluarga mempelai perempuan untuk melihat keadaan terakhir Padli di Puskesmas.

“Beberapa saat kemudian keluarganya pun datang melihat. Akhirnya kami sepakat untuk melangsungkan pernikahan di sini. Karena sudah tidak memungkinkan kami ke Pellattong untuk melangsungkan pernikahan,” ujar Rauf yang berprofesi sebagai nelayan.

Hari yang sama, beberapa pihak keluarga laki-laki berangkat dari Lingkungan Karewaca Kelurahan Malunda ke Dusun Karondongan, Desa Tamero’do Kecamatan Tamero’do, Majene untuk menjemput keluarga pihak perempuan, agar bersama-sama ke PKM Malunda menyaksikan ikrar perkawinan antara Padli dengan Sakina.

“Bakda dzuhur barulah acara pernikahan dilaksanakan. Kalau panasnya sudah agak turun dibanding kemarin, luar biasa. Sampai-sampai pada prosesi ijab kabul ada yang jaga di belakangnya dan harus dibantu bangun. Badannya lemas dan kepalanya sangat sakit,” tutur Rauf, Ahad (3/2/2019).

“Apa boleh buat, ini sudah takdir yang harus dijalani. Dua hari dua malam saya tidak bisa makan, memikirkan anak saya ini (Padli). Sementara anak bungsu (Nurul Hikma) juga terbaring sakit di rumah dengan gejala (tipes) penyakit yang sama,” sambungnya dengan nada sedih.

Tepat pukul 11.24 Wita istri Padli, Sakina anak ke tujuh dari delapan bersaudara didampingi sang ibu, Sadi’ (44) bersama keluarga besar tiba di PKM Malunda untuk membesuk menantunya.

Sakina memakai jilbab hitam pakaian merah mencolok duduk didampingi ibunda tercinta. Sementara sisi kiri Sakina, ayah suaminya.

Mata ibunda Sakina, berkaca-kaca melihat Padli sedang terbaring tak berdaya. Begitu pula istri Padli, yang hanya memandangi suaminya dengan mata gundah.

Sambil mengelus wajah suaminya, Sakina anak almarhum Jalil ini berharap, semoga pendamping hidupnya itu lekas sembuh.

Dengan nada terbata-bata, Fadli pun bercerita, ia berpacaran dengan Sakinah mulai 27 Januari 2018, lalu.

“Saya kenalan di Tanisi. Karena duhalu dia tinggal di Tanisi bersama ibunya,” katanya.

Karena ia sering ke Pulau Ambo menangkap ikan, barulah beberapa bulan terakhir dirinya ingin serius menjalin hubungan dengan Sakina dengan cara meminangnya.

Salah satu Perawat di PKM Malunda menuturkan, Fadli mengalami sakit demam (hipetermi), sakit kepala, dan
nyeri pada kedua kaki.

“Tapi belum datang dokternya. Besok baru masuk mungkin,” ucap Eni.

Saat berita ini dibuat, akun Facebook NurWasilah Al-khapiah yang pertama kali upload video pernikahan Padli dan Sakina, sudah 75.851 kali tayang dan 1,4 ribu kali dibagikan.

Ketfot: Sakina saat mengelus  wajah suaminya ketika terbaring sakit di PKM Malunda, Ahad (3/2/2019). Foto: Busriari Bustamin

Reporter: Busriadi Bustamin.