Kisah Nurhayati dari Tapalang Terbaring Tak Berdaya

MAMUJU,mandarnesia.com- Miris. Sudah empat tahun Nurhayati (34) terbaring lemas tak berdaya di rumahnya. Istri dari Sudirman Eneng (37) dikaruniai dua orang anak perempuan, Dini (15) dan Lasmi (14). Mereka tinggal di Dusun Limbeng Desa Takandeang Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Saat ini Hayati, tak mampu lagi berbuat apa-apa. Tubuhnya semakin hari semakin kurus.  Tiap hari Hayati yang tergolog miskin ini hanya bisa memakan bubur dan pisang seadanya.

Menurut  Sudirman, sudah dua kali istrinya di bawa ke Rumah Sakit Regional Mamuju untuk mendapat penanganan intensif dari medis. Namun setelah beberapa hari di rumah sakit dokter yang menangani Hayati kala itu, tak menemukan penyakit yang dideritanya.

Kata Sudirman, tanah dan seluruh barang miliknya habis terjual untuk biaya berobat istrinya. Namun mulai dari berobat kampung hingga berobat secara medis, hasilnya pun nihil. Sudirman hanya bisa pasrah tak bisa lagi berbuat banyak tentang kesembuhan istrinya.

“Saya serahkan kepada Allah saja pak. Sudah tidak adami biaya pak. Memang ada kartu BPJS, tapi kalau biaya selama di rumah sakit, kami mau makan apa?,” katanya.

Selain istri Sudirman, anak keduanya pun, Lasmi, juga mengalami cacat sejak lahir. Sebagai seorang ayah tidak bisa berbuat apa-apa melihat keadaan istri dan anaknya itu. Karena dirinya hanya bisa bekerja serabutan di kampung halamannya. Sehingga hasil keringatnya itu pun tak cukup untuk menghidupi kebutuhan setiap hari.  Apalagi untuk biaya berobat istrinya.

Menurut sudirman, selama istrinya sakit belum pernah ada bantuan dari pemerintah desa setempat maupun pemerintah kabupaten.

“Sebatas menengok pun sama sekali tak pernah. Apalagi kalau mau memberikan bantuan,” kata Sudirman di kediamannya, Rabu (26 Juni 2019) yang hanya sekitar 200 meter jarak rumahnya dari Kepala Desa Takandeng, Suparman.

Mereka berharap, para dermawan bisa memberikan bantuan berupa doa maupun materi demi kesembuhan istri dan anaknya itu.

Serupa dikatakan, Hamsia mertua Hayati. Selama Hayati sakit kurang lebih empat tahun belum pernah mendapat bantuan. “Kami ini sangat miskin. Baik bantuan PKH, bedah rumah dan bantuan sosial yang lain, kami tak pernah terima,” ucap Hamsia.

Kepala Desa Takandeang  Suparman mengatakan, baru mengetahui jika istri dari Sudirman mengalami sakit sehingga belum sempat memberikan bantuan.

“Karena kan dia baru datang dari Tarailu. Jadi baru saya tau ternyata sudah di sini. Suaminya juga tak pernah cerita ke kita. Paling saya tahu di luar bahwa dia sakit. Jadi belum saya tahu ini konsep untuk membantu (Hayati). Karena memang ini baru saya tahu,” tutur Suparman.

Reporter : Busriadi Bustamin