Jenis Ulat yang Menyerang Tanaman Jagung di Majene

Ketiga, kondisi tanah yang baik dengan penggunaan pupuk anorganik secara seimbang untuk mengurangi intesitas serangan hama ulat ini. Keempat, melakukan sistem tumpang sari tanaman jagung dengan tanaman lain yang tidak disukai oleh ulat tersebut, seperti ubi kayu dan rumput gajah.

Kelima, melakukan pengamatan setidaknya seminggu sekali untuk mengamati, mempelajari, dan mengambil keputusan yang tepat jika ditemukan gejala serangan ulat tersebut.

Sementara untuk, tindakan pengendalian, pertama secara mekanis, dapat dilakukan dengan cara mencari dan membunuh ulat dan telur ulat ini secara mekanis, yakni dengan dihancurkan dengan tangan.

Kedua, secara biologis, dengan penggunaan musuh alami yang berperan sebagai agen pengendali hayati untuk mengurangi populasi hama ulat ini.

“Musuh alami tersebut terdiri dari predator, parasitoid dan patogen. Pemanfaatan parasitoid seperti tawon, dengan adanya tawon akan memarasit atau membunuhnya dengan bertelur di dalam ulat dan pemanfaatan jenis predator (pemangsa) seperti cecopet, kumbang kepik, semut dan burung,” jelas Suyono.

Ketiga, sanitasi lahan. Dengan membersihkan lahan untuk mengekspose pupa, yaitu fase setelah ulat dari hama ini terhadap musuh alami. Dengan demikian populasi awal pada pertanaman berikutnya akan berkurang.

Keempat, secara kimiawi, dengan penggunaan insektisida. Namun Penggunaan pestisida kimia perlu dipertimbangkan dengan sangat hati-hati, mengingat bahwa ulat hama terlindung dari semprotan karena mereka bersembunyi jauh di dalam dedaunan tanaman. Di samping itu, pestisida semacam itu berdampak negatif pada musuh alami ulat dan kesehatan petani.

“Kelima, sinergisitas yang selaras dengan berbagai pihak. Sinergi antar perguruan tinggi, pemerintah, petani, dan petugas lapangan perlu diselaraskan untuk segera merespon serangan hama ini baik dalam hal teknis maupun kebijakan,” pungkasnya.

Baca:https://mandarnesia.com/2019/12/diserang-ulat-petani-jagung-terancam-merugi/

Sebelumnyasejak pada bulan September 2019, puluhan hektare tanaman jagung di Lingkungan Galung diserang hama ulat tentara. Menurut petani akibat serangan ini, para petani jagung bakal mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Ketfot: Spodoptera atau ulat tentara, yang menyerang tanaman jagung di Kecamatan Malunda/Busriadi Bustamin.