Oleh: Noeni Nurbayani
Icip-icip makanan Kendari sebelum balik kanan ke Bandara Halu Oleo. Sempat mencoba sinonggi, berbagai macam ikan dengan olahan berbeda (bakar, sup bumbu kuning), dan sambal dabu-dabu bersama ibu Sekretaris KPU Konawe. Sebelumnya mencoba sup konro, kikil, ubi (singkong) dan pisang pake sambal terasi. Di bandara juga menikmati pisang epe yang dibawa seorang teman.
Sebenarnya beberapa makanan tidak bersahabat di lidah sundaku. Sempat mogok makan. Dan, akhirnya melipir ke warung kaki lima beli pecel lele. Di waktu lain makan ayam geprek. Makan dua menu ini eeemm… nikmatnya sampe makanan tandas tak bersisa.
Namun, menu ikan segar di hari terakhir di Kendari cukup menggugah selera. Kendari menjadi kota yang cukup terkenang menu terakhir ini, nama warungnya Aroma Labakkang, suatu daerah di Pangkajene Kepulauan Sulawesi Selatan.
Eh, jangan lupa mampir ke warkop Haji Anto! Saya bersama beberapa teman dari Jabar tidak melewatkan menghabiskan malam terakhir di kedai kopi ini. Saya bersama dua orang teman lainnya dari Jabar datang terlambat. Ada sepuluh teman yang sudah berkumpul, mungkin sudah sejak 30 menit lalu. Kopi yang mereka pesan pun ada yang sudah tandas, juga yang tinggal setengah. Sepiring pisang goreng dan ubi (singkong) sambal hampir tak bersisa.
Walau agak telat namun kehangatan tidak pernah berkurang. Candaan receh dari beberapa teman memancing gelak tawa tanpa ujung. Suasana warkop terasa riuh.
Memasuki warkop ini, kesederhanaan menyapa dari depan hingga ujung tempat kami duduk. Di belakang meja kami dinding yang dicat biru telor asin dipenuhi foto-foto para tokoh yang sempat mampir ke warkop ini.
Bangunannya mengingatkanku pada rumah ayahku waktu dulu di tahun 90-an. Bangunan persegi tanpa sekat yang mempertahankan jati dirinya. Tidak ada jejak sapuan desain interior masa kini.
Menurut cerita teman, seorang penulis dari Sulbar yang datang ke warkop Haji Anto sehari lalu, nama asli pemilik warkop ini adalah Haji Ismail Salam. Nama Anto merupakan panggilan akrab Haji Ismail. Ada tiga warkop dengan nama Haji Anto yang berdiri di kota Kendari ini. Masing-masing berdiri tahun 2007, 2010 dan yang terakhir 2020.
Warkop legendaris yang pernah disambangi orang nomor satu di Indonesia pada tahun 2019 ini memang sangat merakyat dan ramah di kantong. Namun tidak pernah meninggalkan jejak sebagai Sang Legenda warung kopi di kota ini.
Sehingga, menjejakkan kaki di kedai Haji Anto meninggalkan sebuah rasa yang dalam. Kenangan dari orang-orang yang pernah memiliki cerita di tempat ini dan membawa hikayatnya hingga ke masa depan.
(Noeni Nurbayani, penulis menetap di Garut, Jawa Barat)