Festival Sipamandar Gelar Seminar Internasional dan Pertemuan Saudagar

Festival Sipamandar Gelar Seminar Internasional dan Pertemuan Saudaga

MANDARNESIA.COM, Majene — Festival Sipamandar: Jejak Pelayaran Jalur Rempah Majene, menggelar seminar internasional dengan tema “Eksistensi Pelaut Mandar dalam Ekosistem Jalur Rempah Nusantara”.

Seminar ini berlangsung di BPMP Majene dan menjadi salah satu agenda utama kegiatan festival tersebut, Sabtu, (14/9/2024).

Seminar menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka, seperti Dr. Agussalim, S.E., M.Si., ahli ekonomi maritim sebagai keynote speaker yang memberikan pandangan mendalam mengenai peran strategis potensi ekonomi perdagangan rempah di Nusantara pada masa kini dan akan datang.

Diskusi lebih mendalam juga disampaikan oleh para pemateri ahli, oleh Dr. Abd. Rahman Hamid, M.Si. yang menguraikan kontribusi budaya pelayaran Mandar dalam membentuk interaksi perdagangan global pada masa lalu.

Dr. Muhammad Rais, M.Si. yang membahas tentang pengaruh teknologi tradisional pelaut Mandar terhadap keberlanjutan ekosistem laut.

Dr. Suryadi, M.A. yang memaparkan langsung dari Belanda tentang pelestarian kearifan lokal pelaut Mandar dan implikasinya bagi generasi mendatang serta hubungan Mandar dengan Padang di masa lalu.

Acara ini dimoderatori Adi Arwan Alimin, M.Pd. yang berhasil memfasilitasi diskusi interaktif antara narasumber dan peserta seminar, menjadikan acara ini sangat dinamis dan penuh wawasan.

Menurut Dr. Muhammad Rais, M. Si., “Orang yang memiliki usaha material besi adalah orang Mandar yang bernama H. Hammadiah dan berkontribusi besar terhadap pendanaan pembebasan Irian.”

Seminar ini menjadi salah satu bentuk penghormatan terhadap peran penting pelaut Mandar dalam jalur rempah Nusantara dan diharapkan mampu membangkitkan semangat pelestarian sejarah dan kebudayaan maritim Indonesia, khususnya bagi masyarakat Mandar dan sekitarnya.

Pada malam galadiner, dilakukan Pertemuan Saudagar membahas secara santai dalam bentuk dialog untuk mengidentifikaisi tahap awal yang dapat dilakukan oleh para saudagar untuk mengembangkan Majene, khususnya dalam mendukung Ibu Kota Nusantara (IKN).

Tema yang diangkat yaitu penguatan ekosistem ekonomi Sulawesi Barat sebagai Penyanggah IKN.

Mukhsin, S. Pd., Ketua KKMSB Kabupaten Kota Baru Kalimantan Selatan menyebut bahwa untuk menumbuhkan potensi ekonomi di Majene, sebaiknya dimulai dari hal-hal kecil saja, seperti kebutuhan sekitar pelabuhan-pelabuhan yang ada di Majene.

“Banyak yang ingin hadir di pertemuan ini, namun terkendala waktu pemberangkatan kapal dari Kalimantan ke Pelabuhan Majene menjadikan saudara-saudara kita tidak berkesempatan bergabung. Padahal potensi ekonomi Majene saat ini bisa digunakan oleh saudara kita di sana untuk mencoba berinvestasi di Majene,” sebut Suadi, S. Pd., M. Pd., tokoh masyarakat diaspora Bababulo, Pamboang di Kota Baru.

Afiat Mulwan Sekdis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene menegaskan dan menyampaikan kepada peserta dialog, khususnya ke pihak TIM Jalur Rempah Kemendikbud Ristek RI, mereka akan segera menyusun strategi.

“Kita akan segera menyusun strategi terutama langkah awal dalam mengidentifikasi komoditi apa yang dibutuhkan di IKN, yang kemudian dijadikan peluang untuk Sulawesi Barat sebagai penyuplai komoditi tersebut,” jelas Afiat Mulwan.

Festival Sipamandar ini tidak hanya bertujuan untuk mengenang kejayaan masa lalu, tetapi juga sebagai ajang untuk menyatukan kembali pemahaman tentang pentingnya hubungan antara budaya, ekonomi, dan ekosistem dalam rangka menjaga keberlanjutan warisan leluhur dan dukungan kita ke IKN. (Rls/WM/***)