Reporter: Sudirman Syarif
MAMUJU, mandarnesia.com — Ekonomi Sulawesi Barat ikut lesu akibat dampak wabah covid-19. Pertumbuhan ekonomi di tengah tahun 2020 hanya sekitar 4,3 persen. Padahal sebelum pandemi Covid pertumbuhan bisa 5 sampai 6 persen.
“Tapi kita masih bersyukur. Karena itu masih yang tertinggi di Sulawesi, Nasional itu cuman 2,9 kalau nggak salah. Kita di sini (Sulbar) masih 4,3 persen,” kata Kepala BI Perwakilan Sulbar Budi Sudaryono dalam bincang media penggunaan pembayaran digital di era new normal di kantor BI, Kamis (9/7/2020).
Budi sependapat dengan Bupati Mamuju Habsi Wahid yang menyebut, ekonomi di masa pademi yang harus ditopang yakni sektor pertanian, sebagai basis yang dominan.
“Kami juga sependapat dengan pak Bupati (Habsi) tadi, yang harus digalakkan memang harus sektor pertanian, perikanan, dan UMKM.”
Sementara untuk pemerataan digitalisasi pembayaran di beberapa wilayah terkedala jaringan internet yang memiliki ketergantungan pada sistem jaringan komunikasi yang andal. Hal ini telah ia sampaikan dalam sebuah webiner yang dihadiri pihak Kementerian Kominfo.
“Di webinar itu, menghadirkan juga dari Departemen Kominfo. Karena dia yang akan membangun infrastruktur. Kemarin ada Palapa Ring ada tiga wilayah di bagian barat, tengah dan timur Indonesia. Untuk penetrasinya di Wilayah Sulbar, itu di pelosok-pelosok masih dalam proses,” ungkapnya.
Pemeritah Kabupaten Mamuju berusaha melakukan pemulihan ekonomi berdasarkan anggaran dari pemerintah daerah dan berharap masyarakat membuka peluang-peluang kerja kepada masyarakat. Seperti pembukaan lowongan tenaga kerja.
“Dengan kondisi covid-19, ini tentu terbatas. Sehingga daya beli masyarakat, pendapatan masyarakat juga akan menurun. Sehingga ini juga pasti akan meningkatkan kemiskinan. Upaya kita tentu harus mendorong pada sektor riil,” jelas Habsi.
Seperti kata dia, pertanian, yang tidak terlalu menggunakan investasi yang besar, kemudian industri rumah tangga, dan kelautan. Itu akan lebih efektif didorong sekarang.