Dr. Zain: Mendidik Satu Perempuan, Menyelematkan Satu Keluarga

Menurutnya, "laught at my self" adalah suatu kondisi di mana orang tertawa pada dirinya sendiri.

Netizen: Alan

MANDARNESIA.COM, Mamasa — “Jika melihat Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) saya mengingat pesan bahwa hanya ada tiga orang yang ditakuti, KPK, BPK dan PKK,” canda Pj Bupati Mamasa Dr. Zain membuka sambutan pengukuhan Tim Penggerak PKK Kabupaten Mamasa, Selasa, (16/01/2024).

Menurutnya, “laught at my self” adalah suatu kondisi di mana orang tertawa pada dirinya sendiri. Ciri orang berkeadaban menurutnya adalah orang yang sudah pada level menertawakan dirinya tanpa tersinggung.

Dalam sambutannya dia juga mengutip sebuah novel karya Greg Mounterson yang menceritakan seorang perempuan yang mampu membangun 100 sekolah di Afganistan.

“Sebuah novel karya Greg Monterson menceritakan perempuan itu spesial. Mampu membangun 100 sekolah di Afganistan. Menuliskan kondisi tradisi dan tirani yang membelenggu para perempuan di daerah-daerah terpencil Pakistan dan Afghanistan untuk mengecap pendidikan tinggi. Mereka tidak berdaya menanti nasib mengubah takdir mereka,” ujar Zain.

Zain pun mengutip pesan bahwa mendidik satu laki-laki, menyelamatkan satu laki-laki. Mendidik satu perempuan, menyelamatkan satu keluarga. Pj. Bupati Mamasa ini menghubungkannya dengan angka putus sekolah yang menjadi perhatian Presiden saat ini.

“Angka putus sekolah menjadi perhatian Presiden, karena banyak anak yang putus sekolah. Mesti ada gerakan Back to School,” Imbuhnya.

“Stunting meninggi di Sulbar, juga di Mamasa. Perlu ada pendidikan persiapan Ibu Hamil. Edukasi terhadap keluarga mesti diberikan, stunting bukan hanya fisiknya kecil, tapi otaknya juga kecil,” terang Zain.

Perihal angka kemiskinan ekstrem, Dr. Zain juga menerangkan perlunya treatment khusus untuk masalah itu.

“Termasuk UMKM. Di Mamasa ini orang-orangnya kreatif, ada sarung tipis namun menghangatkan, dan bukan jenis selimut. Kreativitas itu mesti di-upgrade untuk perekonomian.” (lis/wm/*)