Cerita Rahmawati, Mama-mama Yang Lindungi Kami di Manokwari

Reporter: Sudirman Syarif

WAJAH lesu Siti Rahmawati Pelajar SMAN 1 Majene terlihat samar ketika betutur, menyaksikan kebrutalan demostran yang ingin membakar Hotel The Alexander, tempat ia bersama 22 pelajar dari Sulawesi Barat menginap di Manokwari, Papua Barat saat demo pecah di bumi cenderawasih.

“Keluar, keluar, keluar! Ayo bakar hotel ini,” kata Rahmawati menirukan suara demostran yang didengarnya dari lantai bawah, saat ditemui mandarnesia.com di Matos Mamuju setelah mendarat di Bandara Tampa Padang Mamuju. Mendengar ancaman itu, ia bersembunyi di kamar dan masuk ke bawah ranjang.

Dari balik ventilasi, Rahmawati menyaksikan sebuah peristiwa mengerikan, demonstran berkeliaran di sekitar hotel membawa senjata tajam berupa parang, panah, dan tombak.

“Saat itu saya merasa ketakutan dan shocked berat. Saya sendirian di kamar dan teman saya berada di kamar sebelah,” ungkapnya. Dirundung kecemasan, Rahmawati kembali memberanikan diri menyibuk suara riuh dan melihat lautan manusia yang semakin tumpah ruah.

Tak banyak yang bisa dilakukan, Rahmawati dan teman-temannya menuruti arahan dari pihak hotel agar tak mengeluarkan suara apapun, menelpon, termasuk mematikan semua lampu hotel.

“Kami diselamatkan mama-mama Papua asli di Manokwari.” Mereka berteriak dan menghalangi para demonstran saat ingin mendobrak pintu hotel. “Jangan itu anak saya di dalam,” negosiasi mama melengahkan hati Rahmawati yang bercampur rasa bingung, harus berbuat apa.