Catatan Ritual Haji KBA/TK Wahdah Mamuju

Catatan Ritual Haji KBA/TK Wahdah Mamuju -

Oleh Sudirman Syarif

Masih cukup pagi. Tetapi keriuhan siswa-siswi Kelompok Bermain Anak (KBA) dan TK Wildan telah membelah dedaunan pohon yang menjulang di sekitar Jalan Musa Karim II, Mamuju. Pujian terhadap Allah Swt terdengar membahana. Menggetarkan dari pengeras suara.

Sekolah Islam yang dikelola yayasan dengan predikat unggulan di Kabupaten Mamuju ini Kamis, 24 Agustus pagi sangat sibuk. Seperti melebihi kesibukan para orangtua yang mengantar anaknya bersekolah setiap hari. Roda dua dan empat memenuhi ruas jalan yang berubah jadi parkiran. Dua orang petugas keamanannya terlihat kewalahan mengatur kendaraan.

Sementara puluhan orangtua berjejal di halaman sekolah. Salah satunya, Bu Dina. Dia hadir mengantar anaknya, Fiqih Afiat yang ikut simulasi manasik. Putranya memakai baju kokoh putih layaknya hamba Tuhan yang sedang menunaikan rukun Islam di Tanah Suci.

Kepada mandarnesia.com, dirinya mengaku senang dengan praktek naik haji. “Hal ini sangat bagus, karena anak saya bisa belajar lebih awal, apa saja yang dilakukan ketika naik haji,” tuturnya Dina sambil terus mengawasi agenda itu.

Dipandu sekitar tujuh ustadzah, 100-an pesertanya yang masih berusia emoat sampai lima tahun tertib mengikuti ritual haji. Namun namanya anak-anak, watak bermainnya masih saja melekat. Sesekali ada yang berlari mengelilingi bangunan berbentuk kubus yang dimodifikasi menyerupai Kakbah.

Selesai mengelilingi Kakbah, mereka diarakan untuk melempar Jumroh.
Tak sedikit anak yang melempar dengan sangat jauh dan berkali-kali.

Ketua Yayasan Wahda Islamiyah, Ustadz Drs Ahmad Yunus, menuturkan, program itu rutin dilaksanakan sekolah. Tujuannya untuk memberikan penguatan pemahaman, dan praktek semenjak kecil.

“Kita memberikan pemahaman agar tumbuh kecintaan mereka kepada Allah,” ucap ustadz yang juga Ketua DPW Wahdah Islamiyah Sulbar.

“Kegiatan seperti ini akan menjadi sangat penting bagi anak-anak kita,” papar Ustadz Ahmad.

Keharuan juga menyelimuti beberapa orangtua yang hadir. Meski masih kanak-kanak ritual perjalanan haji tetap saja menyisakan perasaan yang sulit diungkapkan. Ritual pagi ini berakhir ketika jam menunjuk pukul 09.00. Jamaah cilik itu kembali ke kelas masing-masing. (*)