Oleh Adi Arwan Alimin (Insight Mandarnesia)
MANDARNESIA.COM, Majene — Aula NF Coffee di sekitar perbukitan Lembang, Majene itu menampung pembahasan penting mengenai peran kehumasan jajaran Kanwil Kemenang Sulawesi Barat. Rabu (18/12/2024) pagi, 20 orang perwakilan satker madrasah dan kantor kemenag kabupten: Majene; Polman dan Mamasa bergabung.
Urgensi menulis di era digital menjadi topik utama agenda Pembinaan Kehumasan dan Keprotokelaran lingkup Kanwil Kemenag Sulbar tahun 2024. Agenda ini menjadi rangkaian panjang pengembangan staf humas agar makin cakap sebagai pewarta pada setiap momentum penting kemenag di Sulawesi Barat.
Penulis hadir untuk menyelia kemampuan teknis peserta yang selama ini menjadi garda terdepan kehumasan kemenag. Durasi materi sekitar empat jam dan diskusi panjang dengan peserta menunjukkan kemampuan dan antusias pada bidang jurnalistik yang makin penuh tantangan di era digital.
Di era digital media mainstream, terlebih khusus pada media internal kelembagaan menghadapi tantangan serius di hadapan netizen. Minat baca yang rendah saat ini, dan serbuan informasi saling berlomba satu sama lain hingga menempatkan produk kehumasan harus dikelola lebih adaptif.
Paradigma humas yang konvesional memerlukan analisis atau tinjauan serius. Tren media sosial dan media mainstream sedang berada di kulminasi perubahan. Itu memberi pembaca banyak pilihan untuk memilih sumber informasi yang relatif relevan atau bahkan sekadar larra atau viral.
Tren informasi yang cepat dan faktual harus dapat dibarengi kecakapan staf humas yang inovatif. Lanskap komunikasi di era digital telah mengubah paradigma dan sudut pandang publik yang kerap amat kritis. Orang-orang kini memiliki cara baru dan kuasa bersama netizen.
Situasi ini menjadi tantangan namun juga memberi peluang yang sama bagi staf humas. Kehumasan secara kelembagaan dapat memanfaatkan kemajuan digitalisasi untuk membangun reputasi yang kuat, atau meningkatkan engagement dengan netizen agar mencapai tujuan organisasi.
“Bagaimana humas memahami konteks berita yang faktual, relevan dan memenuhi aspek pemberitaan yang sesuai kebijakan dari setiap satker,” ujar Ketua Tim Humas Kemenag Sulbar, Abidin saat membuka kegiatan dalam suasana lebih santai.
Menurut Abidin, humas era digital memerlukan konsep kehumasan yang efektif dan cepat. “Dewasa ini informasi menyebar sangat cepat baik berita positif dan berita negatif. Ini jelas memerlukan kesiagaan humas dalam mengelola isu yang relevan untuk menjaga reputasi organisasi.”
Selain menghadapi masalah disinformasi, humas memang memerlukan strategi efektif untuk melawan hoaks dan memastikan setiap informasi yang disampaikan ke publik dijamin akurat.
Humas khususnya jajaran kemenag saat ini menghadapi publik yang makin cerdas dan kritis, hal ini bersumbu pada ekspektasi publik yang sangat tinggi atas setiap informasi yang berseliweran setiap saat. Munculnya era platform media sosial yang sangat beragam mendesak staf humas memiliki pemahaman mendalam pada setiap aplikasi rintisan, dan cara menggunakannya.
Tantangan lainnya, bagaimana humas dapat mengambil peran dalam persaingan merebut perhatian publik pada setiap informasi yang diproduksinya. Catatan ini ingin menegaskan bagaimana kemajuan media sosial di era ini harus dapat dimanfaatkan untuk menjangkau audiens lebih luas secara efektif.
Saat diskusi yang disertai praktik, penulis tetap mengingatkan bahwa setiap media memiliki karakter tersendiri bagi pembacanya. Yang kini amat diperlukan bagaimana humas mendapatkan feedback atau respons untuk membangun hubungan yang lebih dekat ke netizen. Media mainstream, media humas dan media sosial masing-masing memiliki urat yang berbeda.
Hal yang perlu diperkuat pula, antara lain humas wajib membangun jejaring dengan media mainstream untuk menjaga interaksi. Humas sebaiknya mengambil peran sebagai pemberi wawasan tentang persepsi publik terhadap organisasi yang diwakilinya. Di sinilah peran kehumasan yang tidak main-main.
Semua platform digital saat ini dapat digunakan untuk menebar konten yang lebih kreatif dan menarik dalam bentuk video, infografis dan live streaming. Sambil memantau media sosial secara intensif guna mendeteksi masalah lebih dini untuk meresponsnya lebih cepat dan tepat.
Di tengah paradigma kehumasan yang sedang berubah, pertemuan seperti ini bagi peserta bagai stimulan dan cara mengomparasi pengalaman dan pengetahuan secara berimbang. (*)
Majene, 18 Desember 2024