Burung “Mandar Dengkur” Diusul sebagai Maskot Pilkada Polman

Sumber Foto: Facebook Muhammad Yusri

MANDARNESIA.COM, Polewali– Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Polewali Mandar menggelar sosialisasi persiapan lomba maskot dan jingle untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Polewali Mandar Tahun 2024.

Acara ini berlangsung dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Al-Ikhlas Pekkabata, Rabu (15/05/2024).

Ketua KPU Polman, Nurjannah Waris, membuka FGD dengan menyampaikan tujuan utama kegiatan, yaitu melahirkan ikon atau maskot serta jingle yang dapat memberikan semangat dalam menjalankan pesta demokrasi.

“Maskot yang diharapkan nantinya ini bisa menjadi ikon yang khas untuk daerah kita, tentunya tidak mengandung unsur SARA,” jelas Nurjannah Waris.

Muhammad Yusri, salah satu peserta FGD, akrab disapa Yusri Mampie, merupakan penggiat lingkungan menyampaikan harapannya agar maskot Pilkada Polman 2024 berasal dari unsur flora dan fauna.

“Kalau saya berharap maskotnya adalah burung Mandar, karena burung ini adalah identitas Sulawesi Barat, jadi menurut saya sangat pas jika burung Mandar menjadi maskot Pilkada,” imbuh Yusri Mampie.

Yusri juga mengungkapkan kekhawatirannya jika maskot dari unsur manusia berpakaian adat akan mencerminkan identitas salah satu peserta Pilkada, sehingga terkesan tidak netral.

“Agar lebih aman, baiknya memang maskot dari unsur flora dan fauna, karena pada Pilkada Polman yang lalu sudah menggunakan rebana, salah satu alat musik tradisional suku Mandar di Polman,” jelas Yusri.

Usulan Yusri untuk menggunakan burung Mandar Dengkur sebagai maskot juga didasari oleh kondisi burung tersebut yang terancam punah dan kurang dikenal oleh masyarakat Polman.

Burung Mandar Dengkur hidup di lahan rawa-rawa dan sering berada di sawah, hidup berdampingan dengan masyarakat petani. Jadi Yusri berharap pemimpin terpilih nanti juga dekat dengan masayarakat.

“Ini hanya usulan saya. Apapun nanti yang disepakati tentunya itulah yang terbaik,” ujar Yusri.

Dalam FGD tersebut, KPU Polman menghadirkan narasumber ahli dari berbagai bidang, termasuk akademisi dari STAIN Majene Dr. Sri Musdikawati, budayawan Sahabuddin Mahganna, Muhammad Ridwan Alimuddin, tokoh masyarakat Syeh Ahmad Fhadlu Al Mahdali, dan Ketua JaDI Polman serta mantan komisioner KPU Polman Achmadi Tauwe. Juga berbagai kalangan, termasuk jurnalis. (WM/*)