Bersepeda Marasa, Tour de Majene Kota Tua

Majene, mandarnesia.com-Majene Kota Tua disebut demikian sebab kota Majene dikenal sebagai daerah yang menyimpan nilai dan Jejak historis tentang dinamika Masyarakat dan Pemerintahan di Jazirah Mandar, dari era Perjuangan Kemerdekaan hingga masa Pemerintahan Bentukan Belanda, Afdeling Mandar sekitar tahun 1908.

Pada masa Pemerintahan Belanda di Majene menjadi sangat berarti karena menjadikannya sebagai afdeling Mandar dalam mengakselerasi dan mengkoordinasikan  berbagai onderafdelingnya, juga sebagai pusat pertahanan dari serangan para pejuang, untuk memaksimalkan fungsi ini bangunan seperti Tangsi Militer dan Pusat Pengendalian Pemerintahan di wilayah jajahan khususnya di Wilayah Mandar.

Beberapa bangunan tersebut, hingga kini masih terdapat di kota Majene, salah satunya adalah bangunan Rumah sakit (boyang Tomonge), dan kini berfungsi sebagai Museum yang disebut Museum Mandar yang kini berlokasi di jalan Raden Soeradi Pangali Ali Majene, Selain itu banguna bersejarah warisan Belanda lainnya adalah : Tangsi Militer Belanda  sekarang Asrama Tentara Batalyon 721, kantor Residen, Rumah kediaman Asisten Residen , kompleks pekuburan Belanda di Timbo Timbo, Kantor Asisten Residen, Pelabuhan laut, Bangunan Stasiun Radio dan sebagainya.

Bagi masyarakat ingin merefleksi ingatan tentang Jejak Majene dengan segala nilai histori yang dimilikinya, dapat menapak tilasi pengetahuan tersebut melalui  buku” Majene Kota Tua” yang ditulis kolumnis dan peneliti Bahari Mandar, Muh. Ridwan Alimuddin.

Muhammad Riwan Alimuddin, saat memberikan arahan dan penjelasan kepada peserta. (Foto: Dispar Sulbar)

Menariknya  rencana jelajah kota tua ini direspons positif oleh salah satu komunitas sepeda di Majene, adalah komunitas sepeda Minion Assamalewuang majene  menjadi pioneer pelaksanaan jelajah kota tua Majene untuk pertama kalinya. Komunitas Sepeda Minion Majene ini beranggota sekitar 40 orang telah melakukan refleksi pengetahuan sejarah Majene, melalui tour dengan sepeda yang bertajuk Bersepeda Marasa tour wisata Majene Kota Tua, Minggu 27 Maret 2021.

“Giat ini selain sebagai wadah olah raga untuk menyehatkan warga kota, juga peserta diajak untuk menjelajahi Alam terbuka, menelusuri atraksi wisata yang terkait dengan  peninggalan Belanda di Majene sebagai kota yang pernah didiami Bangsa Eropa kurang lebih 45 Tahun lamanya. kita juga ingin peserta bersepeda Marasa ini  merasakan sensasi Jelajah Kota Tua.  Pengenalan Majene sebagai salah satu destinasi wisata budaya (cultural Tourism) wisata edukasi dan yang terpenting adalah majene memiliki Historic Building  bangunan bersejarah. Sehingga cocok untuk jualan pariwisata budaya dengan tagline Majene Kota Tua,” Papar Kadispar Sulbar, Farid Wajdi via gawainya, Minggu (27/3/2021).

Disebutkan pula, bahwa pelibatan komunitas masyarakat akan terus diupayakan untuk mengembangkan  pariwisata di masa yang akan datang  sebab pembangunan kepariwisataan itu pada hakikatnya, berbasis pada komunitas (community based tourism) dan pengembangan pariwisata berkelanjutan (sustainable development)  dengan tujuan  untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat  demikian juga pada nanti dengan jelajah kampung saqbe Desa Karama, Kabupaten Polman, kegiatan ini pun merupakan bentuk apresiasi masyarakat terhadap program Gubernur Sulbar Sulbar Marasa dengan melalui komunitas sepede Panggoling Balanipa Mandar  menyelenggarakan event.

Bersepeda Marasa menjejak titik sejarah jalur pembuatan dan perdagangan sutera Mandar di desa  Karama, sebuah terletak di pesisir pantai (coastal village), penataan kampungnya Indah dan Rapi menjadikan kampung wisata ini menarik untuk dikunjungi.

Kadispar Sulbar, H. Farid Wajdi (Foto: Dispar Sulbar)

Tour  D’ Majene Kota Tua ini akan diupayakan dikembangkan, diperluas areanya bukan saja di seputar Majene saja akan melainkan sampai daerah Sendana, Pamboang, Balanipa, Alu, Tinambung tergantung pada literasi, narasi yang mendukung gagasan kepariwistaan menyertainya.

Tour d Afdeling Mandar, ini untuk mengenang dan mengetahui daerah-daerah yang dulu masuk dalam kesatuan wilayah Afdeling Mandar. Kegiatan tour Afdeling Mandar ini sambung Farid, segmennya hampir sama dengan Tour de Singkarak di Sumatra. Semoga gagasan ini mendapatkan dukungan dari berbagai stakeholder utamanya pemerintah Majene.

Saat ini Dinas Pariwista Sulawesi Barat tengah mengusulkan  berbagai event  untuk dimasukan dalam Callender of Event Nasional (COE) melalui kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif  good newsnya yang dalam proses kurasi untuk sampai ke COE adalah Event Festival “KOTA TUA” Majene. Semoga perjuangan ini berhasil dan  tembus pada 100 Event nasional yang akan digelar Tahun ini.

Peninggalan Seni – Budaya ini masih dapat disaksikan terpahat di prasasti-prasasti Peninggalan Kerajaan seperti situs – situs dan Makam Raja. Warisan Budaya yang dimiliki ini bukanlah sekedar benda mati tanpa makna, namun semua Warisan Budaya ini perlu dilestarikan dan diteliti lebih dalam lagi menyangkut nilai – nilai kearifan masa lalu yang mungkin dapat diaktualisasikan kembali saat ini.

Wisatawan Pencinta TRAVELING, kami ajak anda mengeksplore Majene di kota tua, menikmati Keunikan bangunan Eropa di tanah Mandar, keragaman akan budaya di Sulawesi Barat,  Wisata Alam dan baharinya yang pasti akan memberikan kejutan – kejutan eksotis menyenangkan bagi para Traveller yang datang ke Majene. (rls)