Reporter: Busriadi Bustamin
POLEWALI MANDAR, mandarnesia.com — Suku Mandar yang mendiami Sulawesi Barat telah lama mengenal lebah trigona atau gala-gala. Lebah ini seringkali ditemukan di sekitar rumah warga.
Seperti di dinding kayu, bambu bahkan batu dan bagian rumah warga lainnya sehingga acap kali dianggap perusak bangunan. Padahal lebah trigona menghasilkan produk yang bernilai ekonomi tinggi, yaitu madu, propolis dan bee pollen.
Melihat potensi itu, Tim Pengabdian Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) mengedukasi warga dalam budidaya lebah trigona di Kawasan Gonda Mangrove Park Desa Laliko Kecamatan Campalagian, Polewali Mandar.
Ketua PKMS Unsulbar, Phika Ainnadya Hasan mengatakan, pelatihan budidaya lebah Trigona meliputi pemasangan dan pemeliharaan sarang. Serta pemanenan dan pengemasan produk yang dihasilkan oleh lebah.
“Lebah Trigona bukanlah lebah jenis baru di kawasan Gonda Mangrove Park. Hasil penelitian kami pada program Penelitian Dosen Pemula (PDP) tahun 2020 menunjukkan bahwa lebah trigona dominan sebagai serangga pengunjung bunga mangrove di kawasan ini,” kata Phika Ainnadya Hasan, Ahad, (18/7/2021).
“Kami melihat potensi pengembangannya. Jika jenisnya sudah ada, maka waktu adaptasinya bisa lebih cepat dan resiko kegagalan adaptasinya lebih kecil. Hal ini sudah terbukti. Lebah trigona yang telah kami letakkan sejak bulan Juni masih bertahan sampai sekarang,” jelasnya.
Dalam pelatihan budidaya trigona ini dimulai Juni lalu dengan melakukan pemasangan sarang bekerja sama dan komunitas Sahabat Pesisir. Pekan lalu dilakukan pemeliharaan sarang dan rencana pemamenan serta pengemasan perdana September 2021 mendatang.
“Diharapkan komunitas Sahabat Pesisir dapat membudidayakan lebah trigona secara mandiri dan mengajak masyarakat Dusun Gonda untuk membudidayakannya. Sehingga kawasan Gonda Mangrove Park dapat menjadi kawasan Eduekowisata dan masyarakat mendaptakan tambahan pendapatan ekonomi,” harap Phika.
Ketua Sahabat Pesisir, Ashari Sarmedi menyambut baik budidaya lebah trigona yang selama ini dianggap tidak bernilai ekonomi. Diharapkan PKMS Unsulbar melakukan pendampingan secara berkelanjutan demi meningkatkan ekonomi warga pesisir Gonda.
“Masyarakat cukup tertarik dengan budidaya trigona atau gala-gala ini. Tinggi nilai ekonominya dan cukup menjanjikan. Ada manfaat ternyata dan tidak susah cara budidayanya, tinggal dibikinkan kotak dan ditempatkan di alam,” kata Ashari.