POLEWALI- Data yang disajikan Summer Linguistic, Indonesia memiliki kurang lebih 746 bahasa daerah. Namun sayangnya, kekayaan bahasa tersebut tidak dirawat dengan baik, yang menyebabkan kurang lebih 25 bahasa di Indonesia berstatus hampir punah, salah satunya Bahasa Mandar, demikian dilansir tirto.id. Sementara 13 bahasa daerah dinyatakan telah punah.
Menanggapi hal itu, Pemerhati Pendidikan Sulawesi Barat (Sulbar) Dr. Sri Musdikawati menilai, bahwa pengguna Bahasa Mandar menurun sekitar 33 persen dalam 30 tahun. Saat ini hanya tinggal 27 persen pengguna Bahasa Mandar
“Kalau tidak diselamatkan segera estimasinya tidak sampai 30 tahun Bahasa Mandar akan betul-betul punah,” tutur Sri, melalui WhatsApp Selasa (1/8/2017) malam.
Karena orang Mandar sendiri sudah jarang menggunakan bahasa daerahnya.
“[perfectpullquote align=”full” cite=”” link=”” color=”” class=”” size=””]Namun jika kita punya niat baik saya kira masih bisa menyelamatkan bahasa Mandar,” katanya.[/perfectpullquote]
Menurutnya, ada beberapa cara menyelamatkan, yang pertama penggunaan bahasa daerah dalam keluarga dan masyarakat dalam berkomunikasi sehari-hari harus ditingkatkan dan jangan ditinggalkan.
Kedua, keinginan kuat pemerintah untuk menyosialisasikan Bahasa Mandar dalam semua lini, termasuk di kantor-kantor pemerintahan maupun swasta, mewajibkan tes bahasa Mandar dalam seleksi jabatan. Ketiga kata Sri, intervensi lewat pembelajaran di sekolah. Karena itu, muatan lokal sebaiknya diperdakan.
Dan terakhir lanjut Sri, peran media cetak maupun elektronik untuk memberi ruang bagi pembinaan bahasa Mandar dalam setiap program dan penerbitannya
“Jangan lupa bahasa dan sastra juga adalah bagian paling penting dalam pembentukan karakter anak. Makanya disertasi saya membuat bahan ajar bahasa dan sastra Mandar (buku teks) supaya tidak ada lagi alasan pemerintah tidak menjadikan bahasa dan sastra Mandar menjadi muatan lokal,” tambah Sri. (*)
#BusriadiBustamin