Arab Saudi Cermati Dampak Wabah Virus Corona di Pasar Minyak

Laporan : Direct VOAIndonesia

Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (Organization of Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan sekutu-sekutunya dapat menanggapi dampak apa pun terhadap stabilitas pasar minyak jika diperlukan. Ia menambahkan ia yakin pemerintah China dan komunitas internasional dapat mengendalikan penyebaran virus dan sepenuhnya memberantasnya.

Menteri mengatakan dampak virus tersebut pada saat ini terhadap pasar global, termasuk minyak dan komoditas lainnya, “terutama didorong oleh faktor psikologis dan harapan yang sangat negatif oleh beberapa pelaku pasar meskipun dampaknya sangat terbatas pada permintaan minyak global.”

Harga minyak mentah turun lebih dari 2 persen ke posisi terendah pada beberapa bulan terakhir pada Senin (27/1/2020) karena meningkatnya jumlah kasus virus corona di China. Penutupan kota Wuhan memperdalam kekhawatiran atas permintaan minyak.

Minyak mentah Brent turun AS$1,36 per barel, atau 2,2 persen, menjadi AS$59,33 pada 0425 GMT, setelah sebelumnya turun menjadi AS$58,68. Ini harga terendah sejak akhir Oktober. Minyak mentah AS turun AS$1,30, atau 2,4 persen, menjadi AS$52,89, setelah sebelumnya turun ke AS$52,15, terendah sejak awal Oktober.

“Pesimisme yang ekstrem seperti itu juga muncul pada 2003 ketika wabah SARS, meskipun itu tidak menyebabkan penurunan signifikan dalam permintaan minyak,” kata Pangeran Abdulaziz dalam sebuah pernyataan.

Dia meyakini kerajaan Saudi dan anggota lain dari OPEC, bersama dengan produsen lain dalam kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, “memiliki kemampuan dan fleksibilitas yang diperlukan untuk menanggapi setiap perkembangan dengan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mendukung stabilitas pasar minyak, jika situasinya mengharuskan. “

Menteri Perminyakan Oman pada Senin mengatakan kepada Reuters bahwa ia sepenuhnya mendukung kesiapan Arab Saudi untuk bereaksi terhadap dampak apa pun di pasar dari merebaknya virus corona baru. Oman adalah anggota kelompok OPEC +.

OPEC +, yang termasuk Rusia, telah mengurangi pasokan minyak untuk menyokong harga. Mereka telah melakukan pengurangan produksi yang disepakati sebesar 500.000 barel per hari (bph) menjadi 1,7 juta bph hingga Maret.

Pangeran Abdulaziz mengatakan pada Jumat (24/1/2020), tujuan OPEC + adalah untuk memotong persediaan musiman yang biasanya terjadi pada paruh pertama tahun ini.

Semua opsi terbuka ketika OPEC + bertemu di Wina pada Maret, katanya. Ia juga menambahkan masih terlalu dini untuk menyerukan perlunya pemotongan lebih lanjut. [ah/ft]

Ketfot : Menteri Energi Arab Saudi Prince Abdulaziz bin Salman dalam konferensi pers di Jeddah, Arab Saudi, 17 September 2019. (Foto: Reuters)