Sejak hijrah ke Majene dalam menjalankan tugas sebagai pegawai di departemen agama, Annangguru Syauqaddin dipercaya sebagai Imam Mesjid Raya Majene, dan aktif juga di organisasi Islam lainnya seperti MUI, Baznas, NU dan organisasi lainnya. Yang paling menonjol dari Annangguru Syauqaddin adalah kiprahnya untuk umat, hampir seluruh waktunya tersita bagi umat.
Kiprahnya untuk umat khususnya dalam dunia pengajian dan memberikan tausiyah dan dakwah di mana-mana adalah pekerjaan hariannya. Annangguru Syauqaddin betul-betul hidup dan mewakafkan dirinya untuk umat. Pesan-pesan keagamaan dari Annangguru Syauqaddin adalah pesan yang menyejukkan dan mendamaikan, dengan pesan-pesan retorika ala Pambusuang yang mudah ditangkap oleh jamaah.
Kemasan pesan dakwah Annangguru Syauqaddin dan itu ciri khasnya adalah kekayaannya dalam menyampaikan kisah-kisah yang bersumber dari kitab-kitab klasik ulama-ulama dulu. Tentu disertai kisah-kisah perjalanan Nabi dalam membina umat.
Sumber-sumber dakwah Annangguru Syauqaddin khususnya dalam menyampaikan kisah-kisah klasik yang menjadi kekayaan dakwah atau pesan keagamaannya. Itu disampaikan dan selalu dicoba untuk mengaitkannya dengan konteks kehidupan modern saat ini.
Di sinilah urgennya pesan keagamaan Annangguru Syauqaddin dalam meramu dakwah dan mudah diterima oleh masyarakat secara umum.
Dakwah-dakwahnya sangat menekankan penghargaan terhadap budaya-budaya lokal yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ketauhidan dalam Islam.
Budaya lokal yang banyak menjamur di masyarakat dicoba untuk diakomodir dalam pesan-pesan keagamaannya dan itu mendukung dan mempermudah masyarakat untuk menerima ajaran agama yang dikombinasikan dalam budaya lokal yang penuh dengan ajaran-ajaran kebajikan.
Kita butuh di era sekarang dakwah-dakwah atau pesan keagamaan yang kaya dengan budaya lokal sebagai penafsir dari pesan-pesan inti dari agama. Itu yang dikembangkan kembali oleh para ulama yang beraliran moderat dalam mengkampanyekan ajaran-ajaran keislaman yang mudah diterima oleh masyarakat karena sesuai kultur masyarakat secara umum. (***)
Alfatihah untuk Annangguru Syauqaddin.
(Bumi Pambusuang, 5 Juni 2024)