1000 Kilometer Bersama Prof. Zudan, Pj. Gubernur Sulsel

Selanjutnya Prof. Zudan dan rombongan menuju lapangan mini soccer Pemprov Sulbar untuk tanding antara squad OPD Pemprov Sulsel dan OPD Pemprov Sulbar.

Kedatangan Prof. Zudan mendapat sambutan hangat dari ASN dan Non-ASN di Kompleks Kantor Gubernur Sulbar.

Berfoto bersama dengan warga ASN kantor Gubernur Sulbar (Foto: Wahyudi)

Pertandingan mini soccer kedua kesebelasan itu juga diperkuat oleh masing-masing Sekda Provinsi Sulawesi Barat Dr. Muhammad Idris DP dan Penjabat Sekda Provinsi Sulawesi Selatan Andi Muhammad Arsjad.

Profesor Zudan pada babak pertama ikut memperkuat squad Pemprov Sulsel sebagai penyerang lini tengah. Babak pertama tak satu pun bola masuk ke gawang masing-masing squad. Setelah babak kedua tak disangka Prof. Zudan mengganti kostum dan beralih memperkuat squad Pemprov Sulbar, pada lini pertahanan, di situlah mulai squad Pemprov Sulsel kebobolan sampai empat angka sementara Pemprov Sulbar kebobolan satu angka.

Foto: Adi Arwan Alimin

Setelah laga mini soccer, Prof. Zudan beserta rombongan bertolak kembali ke Maleo Hotel untuk bersiap mengikuti acara Ramah Tamah dan Pamitan Bapak Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH., MH. dan Ibu Ninuk Triyanti Zudan, S.H., M. Hum.

***

Ballroom Hotel Maleo, Mamuju dipadati ratusan tetamu yang datang dari berbagai kalangan. Sekprov Sulawesi Selatan dan rombongan juga hadir di agenda ini.

Para tamu itu terdiri dari Forkopimda, KPU Sulbar, BUMN dan kepala OPD Provinsi Sulawesi Barat. Nampak juga hadir Bupati Mamuju, Bupati Majene dan perwakilan dari Pemkab Pasangkayu.

Dalam acara tersebut ada curah testimoni, dimulai dari perwakilan media yang diwakilkan kepada TVRI Sulbar.

Ir. Fuad, Kepala Stasiun TVRI Sulbar didaulat mewakili media di Sulbar memberi testimoni malam ramah tamah dan Pamitan Pj Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, Profesor Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH. MH.

“Saat ini Sulbar berada diurutan ke 6 media dari 34 provinsi di Indonesia, maju berkat kepemimpinan bapak Prof. Zudan,” kata Fuad, Rabu (22/5/2024) malam.

Kemudian lanjut kepada perwakilan kepala OPD yang diwakili Kepala Bappeda Provinsi Sulbar, Dr. Junda Maulana. Dia mengisahkan bahwa pertama kali bertemu Profesor Zudan saat musim haji tahun 2022.

“Saya sudah mengenal beliau, tapi saya belum dikenal. Nanti saat Sai saya bertemu lagi, dan telah menegur dan sudah mengenal saya. Saya bangga kala itu karena beliau bersedia berbincang. Orang yang sangat ramah,” papar Junda.

Junda juga menyebut bahwa Prof Zudan sangat detail dan tidak menginginkan sekedar data. Baginya, Prof. Zudan adalah contoh the real of leader.

“Cara kerja beliau beliau sangat detail. Saat beliau baru menjabat di Sulbar, saat itu saya dalam perjalanan dari Palu menuju Mamuju Sulbar. Karena dalam perjalanan saya sulit memenuhi permintaan beliau. Namun beliau terus meminta data, dan meminta saya berhenti karena sedang menyetir,” terang Junda lagi.

Tidak hanya Fuad dan Junda, Kapolda Sulbar, dan Danrem 142 juga memberikan kesan dan pesan. “Saya merasa sangat kehilangan Profesor Zudan,” ujar Komandan Korem 142/Tatag Brigjen TNI Deni Rejeki, S.E., M.Si.

Di momen ini Kapolda Sulbar Irjen Pol. Adang Ginanjar tidak hanya menyampaikan sejumlah pantun, namun sebuah puisi perpisahan pula.

Masih dalam momentum yang sama Sekda Provinsi Sulbar Dr. Muhammad Idris DP berkisah tentang bagaimana Prof Zudan menjabat Pj. Gubernur Sulbar. Menurutnya dia adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kehadiran Prof Zudan di Sulbar.

Idris didaulat memberi kesan dan pesan dalam Malam Ramah Tamah dan Pamitan untuk melepas Pj. Gubernur Sulbar ke Sulawesi Selatan. Sebelum Idris berdiri di podium atas panggung, ratusan slide mengisi suasana haru-biru itu.

Idris bercerita, saat DPRD Sulbar mengusulkan calon Pj Gubernur untuk menggantikan Dr. Akmal Malik. “Awalnya dari DPRD hanya muncul satu dan itu nama saya,” kata Tomakaka Ulumanda ini.

“Tapi saya saat itu bilang nggak boleh, kita tetap harus obyektif karena kita akan mengusulkan tiga nama ke Mendagri. Lalu DPRD bertanya siapa yang harus diusulkan?”

“Lama saya berpikir. Lalu spontan muncullah nama Prof Zudan,” kata Idris mengenang peristiwa setahun lalu itu.
Menurut Idris, kehadiran Prof. Zudan bersama Ibu Ninuk, telah memberi banyak perspektif kepada jajaran pemerintah dan masyarakat Sulbar. “Dia telah datang dan membangun karakter kita. Saya tahu beliau orang yang jujur.”