Oleh: Mildayanti dan Nurhaeni
Binuang sebagai kecamatan di tapal batas antara Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan, menjadi penyambut tamu atau pelancong yang datang ke Polewali Mandar. Binuang bisa disebut sebagai ‘kota wisatanya Polewali Mandar’ karena memiliki berbagai destinasi wisata alam yang memukau. Bentangan pantai yang menyediakan wisata pulau yang eksotis, tidak ketinggalan wisata pegunungan nan sejuk.
Binuang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Terletak di bagian timur Kabupaten Polewali Mandar. terdiri dari sembilan desa dan satu kelurahan. Desa Tonyaman, Desa Rea, Kelurahan Amassangan, Desa Mirring, dan Desa Paku yang juga memiliki wilayah berbatasan langsung dengan laut.
Binuang memiliki beberapa destinasi wisata yang sering kali dikunjungi masyarakat untuk piknik bersama keluarga, teman, dan juga orang terkasih. Nah, dalam laporan kami kalin ini mengangkat empat tempat wisata di Binuang yang terkesan lebih populer. Yaitu, Rawa Bangun, Salupajang, Kali Biru, dan juga Limbong Lopi.
Wisata pertama yang akan dijumpai adalah Rawa Bangun. Nama Rawa Bangun ini diambil dari sebuah tempat yang awalnya hanyalah sebuah rawa biasa, lalu kemudian sang pemilik berinisiatif untuk menjadikannya sebagai obyek wisata agar lebih bermanfaat. Nah, dari situlah nama tersebut diambil.
Abdul Rajak Majid (51 thn) ialah orang yang pertama kali berinisiatif membangun tempat di Binuang. Selain itu beliau juga yang mengelola tempat wisata tersebut sampai sekarang dalam rentang waktu kurang lebih sepuluh tahun.
Rawa Bangun ini dibangun pada tahun 2010 silam, ini termasuk objek wisata yang pertama dibangun di Binuang ini sebelum objek wisata yang lain. Untuk menikmati wisata Rawa Bangun ini hanya merogoh kocek sebesar Rp.5.000/kepala saja.
Nah, di tempat wisata ini ada dua tempat permandian yaitu sungai dan kolam renang. Kolam renang itu sendiri mempunyai dua ukuran untuk anak-anak dan dewasa.
Selain itu, Rawa Bangun dilengkapi dengan fasilitas seperti kedai kopi dan warung makan yang didesain sedemikian rupa mungkin sehingga menarik minat pengujung. Obyek wisata ini menyediakan musala berukuran sedang. Bukan hanya itu, melainkan juga dilengkapi dengan beberapa gazebo yang hanya merogoh kocek berkisaran Rp.50.000-100.000, dan juga terdapat aula dengan berukuran lumayan besar.
Aula ini berdiri di atas empang besar sehingga mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan alam dan juga permainan di atas empang itu sendiri. Yaitu, perahu air dengan desain berupa karakter hewan bebek, angsa dan kuda laut.
Karena keindahan wisata Rawa Bangun ini sehingga masyarakat berbondong-bondong untuk mengunjunginya. Namun, karena keadaan kita sekarang ini yaitu di masa pandemi (covid-19) maka jumlah pengunjungnya turun drastis sekitar 50%.
Wisata yang kedua yaitu, Salupajang. Nama Salupajang diambil dari sungainya sendiri yang bernama Salupajang, karena sungai ini mengalir dalam kawasan tempat wisata, maka namanya pun diabadikan menjadi wisata Salupajang. Jarak tempuh Salupajang dari Rawa cukup dekat, sehingga hanya denga berjalan kaki dari Rawa Bangun sudah bisa dicapai.
Nurdin (55thn) ialah owner sekaligus pengelola tempat wisata Salupajang dari awal terbangunnya tempat wisata ini hingga sekarang. Beliau sudah cukup lama mengelolah tempat wisata ini yaitu kurang lebih dari sembilan tahun. Salupajang ini dibangun pada tahun 2011 silam.
Untuk dapat menikmati wisata Salupajang ini hanya merogoh kocek tidak berbeda dari wisata Rawa Bangun, yaitu Rp.5000/kepala. Nah, di wisata Salupajang ini jumlah kolam renangnya berbeda dengan wisata Rawa Bangun. Yaitu terdapat empat kolam renang, untuk anak-anak dan dewasa. Untuk anak-anak itu sendiri terdapat dua versi yang pertama yaitu kolam renang pada umumnya, yang kedua kolam renang yang dipenuhi dengan bola plastik sehingga dapat menciptakan kegembiraan bagi anak-anak. Adapun untuk dewasa didesain seperti kolam renang pada umumnya.
Wisata Salupajang ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti musala yang bisa menampung banyak orang dengan desain yang indah serta sejuk dipandang mata, Salupajang juga memiliki parkiran yang luas sehingga tidak perlu khawatir kendaraan yang digunakan karena di parkiran tersebut sudah memiliki penjaga.
Fasilitas yang sangat penting tentu saja toilet, toilet tersebut tersebar dimana-mana sehingga tidak perlu khawatir untuk mengantri.
Di Salupajang memiliki 54 gazebo, cukup merogoh kocek Rp.100.000-250.000. Di Salupajang memiliki aula dengan kapasitas kurang lebih 100 orang. Di ruang lingkup Salupajang memiliki banyak tempat spot foto menarik sehingga tempat ini sangat cocok untuk milenials yang menyukai swafoto. Di Salupajang memiliki tempat belanja, berbelanja saat kita lupa membawa peralatan berenang dan juga di dalamnya memiliki banyak souvenir yang bisa dibawa pulang.
Karya wisata di Salupajang sangat cocok untuk dikunjungi untuk menambah kesan harmonis dalam keluarga, karena di dalamnya memiliki banyak hiburan. Contohnya kita bisa menikmati banyak satwa seperti burung, monyet, ikan dan lain-lain. Di Salupajang juga memiliki tempat karaoke yang setiap tiga lagu merogoh kocek Rp.10.000. Tak lupa juga di Salupajang memiliki taman yang bisa digunakan sambil bersenda gurau dengan keluarga.
Wisata yang ketiga yaitu Kali Biru. Nama Kali Biru diambil dari nama desa itu sendiri yaitu Biru dan juga nama lain dari sungai yaitu kali. Kemudian nama itu disatukan sehingga terciptalah tempat wisata yang bernama Kali Biru.
Wahidah (53 tahun) ialah penginisiatif membangun tempat wisata Kali Biru. Dalam mengelola Kali Biru ini Wahidah dibantu oleh keluarga. Wahidah dan keluarga telah mengelola tempat wisata Kali Biru dari awal tempat ini dibangun sampai sekarang.
Tempat wisata ini termasuk tempat wisata yang lumayan masih baru karena dibangun pada tahun 2019 silam. Meski tempat ini masih dikategorikan tempat wisata baru, namun cukup menarik untuk dikunjungi. Tidak jauh berbeda dari tempat wisata-wisata lain di Kanang, Binuang. Kali Biru juga memiliki banyak fasilitas, diantaranya musala dengan desain sederhana terkesan minimalis. Serta menyediakan tempat parkir untuk kendaraan. Tak lupa juga fasilitas lain yaitu toilet.
Sesuai dengan namanya tempat wisata ini memiliki sungai yang airnya jernih dan sejuk, serta memiliki bebatuan yang sangat pas dijadikan tempat spot foto. Selain sungai di Kali Biru juga memiliki enam kolam renang untuk anak-anak dan dewasa.
Kali Biru juga dilengkapi dengan beberapa gazebo dengan merogoh kocek berkisaran Rp.100.000-500.000. juga memiliki tempat karaoke dengan harga Rp.10.000 untuk tiga lagu. Tapi sayangnya pendapatan tempat wisata Kali Biru mengalami penurunan sebanyak 50 % akibat pandemi (covid-19).
Tempat wisata yang terakhir ada di Binuang yaitu, Limbong Lopi. Jarak tempuh untuk sampai di Limbong Lopi lumayan memacu adrenalin karena kiri kanan jalan memiliki jurang yang curam. Tempat ini sangat cocok untuk orang-orang yang ingin memacu adrenalinnya. Biaya masuk wisata Limbong Lopi yaitu Rp.5.000/kepala.
Wahana di bbjek wisata Limbong Lopi yang digandrungi pengunjung adalah Flying fox karena kita bisa menikmati pemandangan seolah-olah dapat menyapa awan. Bermain Flying Fox bisa dilakukan dengan merogoh kocek Rp.20.000/kepala. Bagi orang yang pertama kali ingin mencoba Flying Fox tidak perlu khawatir karena akan diberi arahan serta petunjuk demi menjaga keamanan. Limbong Lopi juga memiliki kolam renang dan sungai yang menyejukkan.
Tempat-tempat wisata di Binuang akan lebih berkesan jika pengunjung datang pada saat musim buah. Seperti Durian, lansat, dan rambutan. Karena di Binuang juga terhampar pohon buah.