Laporan: Muhammad Yusri
MAJENE, mandarnesia.com — Salah satu stan di Festival Pangan Lokal Sulbar, juga hadir menyajikan makanan masyarakat pesisir, khususnya warga Mampie, Polewali Mandar. Namanya buah salaq-salaq mangrove yang diolah menjadi kue kering, brownies, nasi mangrove bahkan teh mangrove.
Olahan ini menjadi perhatian sejumlah pengunjung yang hadir. Rahmayani misalnya, saat mengunjungi stan Perhutanan Sosial Dinas Kehutanan Sulawesi Barat mengaku penasaran dengan menu itu.
“Saya sangat penasaran seperti apa rasa kue brownies mangrove tersebut. Dalam waktu dekat saya akan langsung mengunjungi tempat pengolahannya di Mampie,” kata Rahma antusias.
“Rasa kue brownies ini tak kalah enak dari kue brownies pada umumnya,” ujar Owbi saat ikut mencicipi.
Nenny Tandi Rapak Kepala Bidang pengolahan DAS dan Perhutanan Sosial Dinhut Sulbar menerangkan, mulai dari Binuang sampai Pasangkayu adalah pesisir pantai yg banyak ditumbuhi mangrove.
Dikatakan, sejak dulu buah mangrove dapat diolah sebagai pengganti beras dan atau mencampurnya dengan beras.
“Di festival pangan, kita memperkenalkan berbagai olahan dari buah mangrove, fungsi ekologi mangrove tetap terjaga dan manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir meningkat. Hutan Lestari, Masyarakat Sejahtera,” kata Nenny.
“Pengunjung sangat tertarik, atau bahkan mereka tidak menyangka olahan yang ditampilkan berasal dari mangrove,” tambahnya.
(ADV/NPC)