Waspada Berita Bohong Rekrutmen PPPK, Cara Kenali Hoaks

PPPK diberikan gaji sesuai golongan dan masa kerja. Hampir sama dengan ASN berstatus PNS. Tapi praktiknya, untuk menjadi PPPK hampir sama sulitnya dengan menjadi PNS. Persaingan yang ketat membuat honorer rentan termakan informasi hoaks.

Kepala BKD Provinsi NTB H Muhammad Nasir menyebut, jumlah honorer yang tercatat di bawah tanggungan Pemprov NTB sekitar 15.600 orang.

Tapi hanya 9.000 orang yang memenuhi syarat ikut seleksi menjadi PPPK. Dari jumlah tersebut, 2.867 orang tenaga honorer sudah diangkat menjadi PPPK tahun 2019 lalu.

Sementara tahun ini, BKD Provinsi NTB membuka rekrutmen PPPK dengan kuota 4.867 formasi. Seleksi dilakukan secara bertahap. Terbaru, Pemprov NTB mendapatkan jatah 204 kuota formasi PPPK tenaga teknis. Proses seleksinya berlangsung sejak Desember 2022 hingga April 2023.

Pada masa seleksi yang cukup panjang ini, para honorer peserta seleksi sangat rentan menjadi korban hoaks. Karenanya, Kepala BKD Provinsi NTB Muhammad Nasir mengimbau seluruh ASN tidak mempercayai informasi yang bukan dari sumber asri.

“Jangan cepat terpengaruh sama berita hoaks, sistem rekrutmen sekarang terbuka dan transparan semua tidak ada celah untuk main-main,” tegasnya.

Walau demikian, Nasir memahami para honorer ini sangat rentan menjadi korban hoaks. Adriyan Erisa Putra, honorer tenaga administrasi pada bagian humas Dinkes Provinsi NTB menuturkan, selama ini dia menemukan banyak informasi yang tidak jelas soal rekrutmen PPPK.

Hoaks PPPK mulai banyak beredar sejak tahun 2021 silam. 

”Ada hoaks yang sifatnya menyenangkan dan ada yang sifatnya justru mengecewakan terkait kebijakan untuk tenaga honorer,” katanya, ditemui beberapa waktu lalu di kantornya.

Hoaks yang menyenangkan, kata Adriyan, seperti informasi yang menyebut semua tenaga kontrak akan diangkat menjadi PPPK tanpa tes alias otomatis.

”Itu yang pernah saya baca, sampai 2023 memang ada pengangkatan PPPK hanya saja tetap ada mekanisme (seleksi), semua tenaga kontrak itu harus mengikuti tes untuk bisa ikut PPPK,” katanya.

Sementara hoaks yang tidak menyenangkan sempat membuat honorer patah semangat. Salah satunya, beredar informasi di media sosial bahwa PPPK akan dihapus. Pemerintah tidak menjamin honorer bisa mengikuti seleksi PPPK.

”Jelas ini membuat teman-teman honorer kecewa,” katanya.

Untungnya setelah dicek, informasi tersebut tidak benar. Hanya saja, info hoaks seperti itu sangat berpengaruh ke kinerja mereka. Mereka sempat tidak semangat bekerja.

”Informasi seperti itu sangat berpengaruh pada psikologis saya secara pribadi dan mungkin teman-teman (honorer) semua,” katanya.

Kondisi ini juga dipengaruhi karena mereka rata-rata menunggu bertahun-tahun untuk bisa mendapatkan status lebih baik. Seperti dirinya, bekerja sebagai tenaga kontrak di pemerintahan sejak awal 2017 hingga sekarang.

”Tapi teman-teman (honorer) sangat cepat terpengaruh info hoaks, karena kepastian (status) itu menjadi harapan semua teman-teman ya,” katanya.

Dalam seleksi PPPK tahun ini beberapa tenaga teknis tidak masuk dalam kriteria untuk ikut seleksi, seperti sopir dan tenaga keamanan. Mereka juga berharap pemerintah segera memberikan kejelasan status.

Dalam kondisi seperti itu, kata Adriyan, informasi hoaks sangat mempengaruhi psikologi mereka.

Belajar dari pengalaman banyaknya informasi hoaks tersebut, para tenaga kontrak sekarang lebih selektif menerima informasi yang tidak jelas sumbernya.

”Informasi ini cukup beragam dan ada pihak-pihak yang sangaja membuatnya, karena itu saya sarankan ke teman-teman untuk memilah informasi, tidak serta merta mempercayai sumber beritanya tidak jelas,” imbuhnya.

Hal senada diungkapkan Aluh Nur Shofia FH Amd.Bid, tenaga kontrak lainnya di Provinsi NTB.

Aluh mengimbau kepada seluruh tenaga kontrak pemerintahan di seluruh Indonesia untuk tidak mudah mempercayai hoaks terkait PPPK.

”Apalagi sampai percaya dengan orang yang memberi iming-iming, dengan nyetor sekian (rupiah) terus lulus, itu bohong,” tegasnya.

Aluh mengajak semua rekan-rekan tenaga kontrak di pemerintahan untuk fokus bekerja menjalankan tugas masing-masing.

Cara Mengenali Berita Hoaks

Dikutip dari www.kominfo.go.id, berikuti ini lima cara mudah untuk mengenali berita hoaks di dunia maya.

Hati-hati dengan judul provokatif

Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional dan provokatif. Kontennya bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoaks.